Berita Nasional Terkini
Bupati Cianjur Dilaporkan ke KPK, Diduga Selewengkan Bantuan Gempa, Diubah Kemasan Partai dan Dijual
Dugaan penyelewengan bantuan untuk korban gempa Cianjur resmi diperkarakan ke KPK dengan terlapor Bupati Cianjur, Herman Suherman.
TRIBUNKALTIM.CO - Dugaan penyelewengan bantuan untuk korban gempa Cianjur resmi diperkarakan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dengan terlapor Bupati Cianjur, Herman Suherman.
Laporan mengenai penyelewengan bantuan gempa bumi yang diduga dilakukan Bupati Cianjur, Herman Suherman dilaporkan oleh Acsena Humanis Respon Foundation ke KPK, 16 Desember 2022 lalu.
Laporan tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, Senin (26/12/2022).
"Setelah kami cek benar ada pengaduan dimaksud. Pelapor maupun materinya tentu tidak bisa kami sampaikan ke publik," kata Ali Fikri di Jakarta, dilansir dari Kompas.TV.
Ia mengatakan KPK akan segera menindaklanjuti laporan tersebut.

"Segera kami tindak lanjuti dengan telaah dan verifikasi untuk memastikan syarat kelengkapan laporan pengaduan. Kami juga lakukan pengayaan informasi terkait hal tersebut," ucap Ali.
Sementara itu, Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan bakal terbuka apabila dimintai keterangan oleh KPK terkait dugaan korupsi dana bantuan gempa Cianjur, Jawa Barat.
"Akan saya sampaikan apa danya, kondisi Cianjur sekarang seperti ini," singkat Herman pada wartawan di Pendopo Cianjur, Senin (26/12/2022).
Baca juga: Disdikbud Balikpapan Beri Bantuan Kemanusiaan Rp 1 Miliar untuk Korban Gempa Cianjur
Herman yakin KPK akan menilai mana yang benar dan mana yang salah.
Masyarakat pun bisa menilainya terkait pelaporan tersebut.
Selain itu, Herman mengatakan pihaknya tidak akan memperkarakan kelompok yang telah melaporkan dirinya ke KPK.
"Saya sedang fokus terhadap warga yang masih tinggal di tenda-tenda pengungsian dan itu masih banyak. Itulah tugas kita sekarang," katanya.
Herman mengaku tahu adanya bantuan dari Emirates Red Crescent dan mempersilahkan untuk mengeceknya di gudang.
Herman mengatakan, seluruh bantuan dibuatkan surat pertanggungjawaban (SPJ).
"Setiap minggu, hingga setiap harinya ada laporan pemasukan, pengeluaran, sisa saldo di gudang dan langsung di-SPJ-kan. Bantuan itu nggak mungkin dijual ke pasar, terlalu naif apabila harus menjualnya," kata dia.
"Setiap bantuan yang melalui Pemkab itu ada datanya, seperti dilakukan pembukuan bukti tanda terima, ada permintaan dari RT/RW setelah itu baru ada verifikasi oleh gudang, ke siapa saja, jam berapa, dan fotonya pun ada, dan langsung di SPJ kan," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, laporan itu diajukan oleh Acsena Humanis Respon Foundation terhadap Bupati Cianjur Herman Suherman pada Jumat 16 Desember 2022.
Baca juga: Pemkab Berau Siap Bantu Korban Gempa Cianjur Sebesar Rp 1 Miliar
Acsena Humanis Respon Foundation mengatakan, bantuan tersebut diberikan oleh Emirates Red Crescent terdiri atas 2.000 lembar selimut, 25 ton beras, 1.000 paket kebersihan, 500 lampu bertenaga solar, dan battery charger untuk tenda.
"Bupati memotong SOP (prosedur operasi standar) yang sudah dibuat BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) serta me-repacking bantuan menjadi berbeda," demikian keterangan Acsena Humanis Respon Foundation.
Herman disebut memanfaatkan jabatannya sebagai Bupati Cianjur untuk kepentingan pribadi dan tidak menyalurkan bantuan sebagaimana semestinya.
"Yang tadinya sumbangan dari lembaga internasional diubah kemasan partai dan dijual ke pasar. Artinya, Bupati menggunakan wewenangnya untuk memangkas distribusi bantuan serta mengemas bantuan tersebut dengan bentuk lain dan menjual ke pasar," jelas Acsena Humanis Respon Foundation.
Acsenahumanis Respon Foundation khawatir ada pihak lain yang melakukan penyelewengan terhadap bantuan kemanusiaan akibat Gempa Cianjur yang terjadi 21 November 2022 tersebut.
"Ini baru bantuan (logistik), belum dana bantuan internasional yang diduga juga ada penyelewengan," tulis laporan.
Berdasarkan laporan, kecurigaan penyelewengan logistik bermula, saat bantuan tersebut diturunkan di gudang atau tempat penyimpanan lain yang bukan seharusnya.
Selain itu, hal yang membuat pihaknya semakin yakin adalah saat mencari lokasi gudang lain sebagaimana petunjuk dari (Badan Nasional Penanggulangan Daerah) BPBD.
"Bantuan yang tadinya ditempatkan di gudang penunjukan, dipindahkan ke ruko-ruko dan masyarakat dapat langsung mengambil bantuan tanpa prosedur SOP," bunyi laporan itu.
Baca juga: Musisi Balikpapan, Rudy Nender Gelar Konser Amal untuk Korban Gempa Cianjur
Seperti diberitakan, gempa dengan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dan sekitarnya pada 21 November 2022.
Berdasarkan catatan Pemerintah Kabupaten Cianjur per 20 Desember 2022, korban meninggal akibat gempa sebanyak 635 orang.
Adapun rumah yang mengalami rusak berat, menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Cianjur Cecep S. Alamsyah, sebanyak 8.151 unit.
"Bertambah dari 7.817 menjadi 8.151, itu yang terverifikasi," jelas Cecep, Minggu, 4 Desember 2022.
Sementara untuk rumah yang mengalami rusak sedang dari yang sebelumnya berjumlah 10.589 menjadi 11.210.
Kemudian untuk rumah yang mengalami rusak ringan dari 17.195 menjadi 18.469.
Penyebab Gempa Cianjur
Gempa Cianjur yang merusak, sebelumnya disebut-sebut disebabkan oleh aktifitas sesar Cimandiri.
Namun, akhirnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa sesar baru, sesar Cugenang yang memicu gempa tersebut.
Baca juga: Bantu Warga Terdampak Gempa Cianjur, Berau Coal-Sinar Mas Peduli Salurkan Bantuan Logistik
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam media rilis yang digelar Kamis (8/12/2022) mengungkapkan bahwa sesar atau patahan yang menyebabkan gempa Cianjur adalah patahan aktif yang baru teridentifikasi.
"Di Indonesia sudah teridentifikasi 295 patahan (sesar) aktif, namun patahan Cugenang (sesar Cugenang) termasuk yang belum terindentifikasi. Jadi zona patahan Cugenang ini baru saja ditemukan atau teridentifikasi," ungkap Dwikorita dalam pemaparan Hasil Pantauan Udara Zona Bahaya Patahan Aktif Cugenang Pasca Gempa Bumi Cianjur 5,6 Magnitudo.
Pasca-gempa Cianjur yang terjadi 22 November lalu, BMKG melakukan survei untuk menentukan kawasan atau episenter gempa yang berkekuatan M 5,6 tersebut.
Gempa kerak dangkal ini telah menyebabkan ratusan korban jiwa, dan kerusakan bangunan, hingga tanah lonsor.
Dwikorita menjelaskan bahwa survey tersebut sangat penting dilakukan.
Tujuannya, untuk mengetahui zona patahan atau sesar yang menyebabkan terjadinya gempa bumi di Cianjur, yang mana selanjutnya ditetapkan sesar Cugenang sebagai patahan atau sesar aktif baru di kawasan tersebut.
Survey tersebut dilakukan sebagai acuan untuk dilakukannya rekonstruksi atau pembangunan kembali kawasan permukiman.
Sebab, dengan diidentifikasinya sesar aktif gempa tersebut, maka sudah semestinya kawasan itu dikosongkan dari pembangunan permukiman, bangunan maupun kawasan umum lainnya.
"Jadi kalau membangun (rumah) kembali, namun zona patahannya belum tahu ada di mana, dikhawatirkan zona itu akan bergeser lagi dan kurang lebih 20 tahun kemudian akan runtuh lagi (karena gempa)," jelas Dwikorita.
Baca juga: Lesti Kejora Disebut Donasi Gempa Cianjur Bukan Pakai Uang Pribadi, Job Rizky Billar Ikut Disorot
Dwikorita mengatakan bahwa menentukan zona patahan ini sangatlah vital, serta zona tersebut, sesar Cugenang, harus diwaspadai saat akan membangun kembali permukiman penduduk.
Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan ada empat dasar ilmiah dalam menetapkan strike patahan aktif atau sesar Cugenang yang dilakukan oleh BMKG, di antaranya sebagai berikut:
- Analisis focal mechanism dan sebaran gempa-gempa susulan.
- Pelamparan kemenerusan surface rupture atau retakan permukaan tanah
- Sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor karena gempa
- Kelurusan morfologi atau liniament.
Terkait focal mechanism, Dwikorita menjelaskan, hasil analisis menunjukkan bahwa zona bahaya di sepanjang Sesar Cugenang mengarah ke barat laut-tenggara, yang mana kawasan tersebut harus dikosongkan dari permukiman yakni berada dalam radius 300-500 meter.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan tentang mekanisme gempa Cianjur yang disebabkan oleh Sesar Cugenang.
Daryono mengatakan berdasarkan focal mechanism dan memperhatikan posisi episenter gempa utama dan gempa susulan, dapat diketahui bahwa pembangkit gempa Cianjur adalah patahan atau sesar baru Cugenang.
Patahan ini berada pada juru berarah N 347 derajat East (E) dan kemiringan (dip) 82,8 derajat dengan mekanisme gerak geser menganan (dextral strike-slip).
Lebih lanjut Daryono mengatakan berdasarkan survey lapangan terhadap surface rupture (rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor dan kerusakan lahan teridentifikasi bahwa arah rekahan sesuai yang diduga.
Yakni sebagai jurus patahan yang menunjukkan arah sesuai focal mechanism gempa bumi, yaitu berarah N 347 derajat dengan jarak kurang lebih 8 Km.
Berdasarkan analisis dari sesar Cugenang, sesar aktif baru yang ditemukan setelah Gempa Cianjur ini, maka ada beberapa wilayah yang dinilai berada dalam zona bahaya patahan geser dari sesar tersebut.
Di antaranya adalah Desa Talaga, Desa Sarampad, Nagrak, dan Cibulakan. (*)