Breaking News

Berita Nasional Terkini

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem hingga Januari 2023: Ini Penjelasan BMKG dan Wilayah yang Terdampak

Peringatan dini cuaca ekstrem hingga awal Januari 2023: Angin kencang hingga hujan sangat lebat, simak penjelasan BMKG dan wilayah yang terpapar.

TRIBUNKALTIM.CO/NIKEN DWI SITONINGRUM
ILUSTRASI - Peringatan dini cuaca ekstrem. Peringatan dini cuaca ekstrem hingga awal Januari 2023: Angin kencang hingga hujan sangat lebat, simak penjelasan BMKG dan wilayah yang diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem. 

TRIBUNKALTIM.CO - Peringatan dini cuaca ekstrem hingga awal Januari 2023: Angin kencang hingga hujan sangat lebat, simak penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

BMKG kembali merilis peringatan dini terkait cuaca buruk atau cuaca ekstrem di akhir tahun 2022 hingga awal Januari 2023.

Sejumlah wilayah di Indonesia diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem ini.

Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat, tingginya kecepatan angin, dan meningkatnya ketinggian gelombang masih akan melanda wilayah Indonesia hingga awal 2023.

Baca juga: BMKG Perkirakan Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Balikpapan pada Pergantian Tahun

Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers daring, Selasa (27/12/2022).

Ia mengatakan bahwa peringatan cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG kali ini menjadi lanjutan dari informasi yang sudah disampaikan pada Rabu (21/12/2022).

Diketahui, BMKG sempat memberikan peringatan hujan intensitas lebat hingga sangat lebat di seluruh wilayah Indonesia selama libur Natal dan Tahun Baru 2023.

"Kami keluarkan rilis pada saat itu (tanggal 21 Desember) karena terdeteksi minimal ada empat fenomena di atmosfer," kata Dwikoria.

"Atau fenomena yang menunjukkan sinyal ke ekstrem yang terjadi bersamaan dan saling menguatkan," tambah dia, seperti dilansir dari Kompas.com.

Empat fenomena atmosfer yang diumumkan BMKG sebelumnya adalah aktivitas Monsun Asia, seruakan dingin Asia, pembentukan pusat tekanan rendah di wilayah perairan selatan Indonesia, termasuk Madden Julian Oscillation (MJO).

Dari keempat fenomena tersebut, lanjut Dwikorita, BMKG kembali mendeteksi penambahan fenomena atmosfer lainnya hingga Selasa (27/12/2022).

Baca juga: Badai Dahsyat Ancam Jakarta, Tangerang, Bekasi, Besok 28 Desember 2022, Siang hingga Malam Hari

"Sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang tentunya berpengaruh pada dinamika cuaca di Indonesia," kata dia.

Dia menjelaskan, BMKG mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis 95W yang berada di Samudera Pasifik sebelah utara Papua barat, tepatnya di 8,8 derajat LU - 130,9 BT dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1.008 milibar.

Menurut pencitraan satelit Himawari, terjadi aktivitas konvektif yang signifikan selama enam jam terakhir, terutama di sebelah utara sistem bibit siklon tersebut.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Hantui Libur Natal dan Tahun Baru 2023, BMKG Sebut Daftar Daerah yang Harus Siaga

"Jadi fenomenanya semakin berkembang. Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia," jelas Dwikorita.

Baginya, kemunculan fenomena ini hingga tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah dan semakin menjauhi Indonesia.

Dwikorita juga menerangkan, masih ada indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin di sekitar Indonesia bagian selatan.

Fenomena tersebut turut menyebabkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara.

"Sesuai prediksi tanggal 21 Desember lalu, kecepatan angin yang tinggi sudah terjadi. Dapat mencapai lebih dari 40 knot, sudah terjadi dan dapat terus terjadi," tandas Dwikorita.

Sementara itu, ia juga membeberkan seruakan dingin Asia yang melanda Indonesia menyebabkan peningkatan potensi curah hujan di barat Indonesia apabila disertai fenomena arus lintas ekuatorial.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Hantui Libur Natal dan Tahun Baru 2023, BMKG Sebut Daftar Daerah yang Harus Siaga

Menurut Ahli Hal tersebut mengindikasikan bahwa massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.

Dwikorita mengungkapkan, dampak dari seruakan dingin Asia yang dibarengi arus lintas ekuator berisiko menimbulkan peningkatan curah hujan secara tidak langsung.

Peningkatan kecepatan angin juga berpotensi terjadi di sekitar wilayah Indonesia di bagian selatan ekuator.

Ilustrasi cuaca ekstrem di Balikapan. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Ilustrasi cuaca ekstrem di Balikapan. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO (HO/TRIBUNKALTIM.CO)

"Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Asia menuju wilayah Selatan," cetusnya.

Hal lain yang patut diwaspadai adalah aktivitas MJO, yaitu pergerakan awan-awan hujan di Samudera Hindia yang melintasi ekuator Samudera Hindia dari arah timur Afrika menuju ke Samudera Pasifik menyeberangi kepulauan Indonesia.

Dwikorita menjelaskan, fenomena ini bergerak dari arah barat ke tengah dan timur sehingga berdampak pada bertambahnya awan-awan hujan.

Selain itu, MJO disertai dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial sehingga pertumbuhan awan hujan di Indonesia juga masih berpotensi ekstrem hingga 2 Januari 2023.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem, Hujan Disertai Angin Kencang Landa Samarinda, 7 Pohon dan 2 Baliho Roboh

"Oleh karena itu, potensi cuaca yang perlu disiagakan hari ini hingga besok (28 Desember) adalah DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Banten, Bali, NTB, NTT," Sulut, Maluku, Papua, dan Papua Barat," tutur Dwikorita.

"Untuk potensi hujan dengan intensitas signifikan selama peiode 27 Desember 2022-2 Januari 2023 yang perlu diwaspadai terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jabat, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, dan NTB," sambung dia.

Kemudian, untuk potensi hujan berintensitas sedang-lebat selama sepekan ke depan berada di sebagian Aceh, Bengkulu, Sumbar, Lampung, Sumsel, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Maluku Tenggara, Papua, dan Papua Barat. (*)

Berita Cuaca Ekstrem

Berita Nasional Terkini Lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved