IKN Nusantara

Perkantoran di IKN Nusantara Terapkan Konsep Green Building, Cek Penjelasannya

Perkantoran di IKN Nusantara terapkan konsep green building, cek penjelasannya

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra

TRIBUNKALTIM.CO - Pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur sudah di depan mata.

Diketahui, saat ini Pemerintah sedang gencar membangun berbagai infrastruktur di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara.

Dilansir dari Kompas.com, berbagai persiapan dilakukan oleh pemerintah, terutama dalam rancangan infrastruktur dan arsitektur yang disebut akan mengusung konsep pembangunan berkelanjutan.

Baca juga: PT PP Raup 6 Proyek Jumbo IKN Nusantara, Mulai Istana Negara Hingga Penyiapan KIPP

Rencananya kompleks perkantoran milik pemerintah di IKN Nusantara akan dibangun dengan menerapkan konsep green building untuk menjadi high performance green office district.

Dijelaskan dalam Buku Saku Pemindahan IKN, kantor pemerintahan di IKN baru akan mengedepankan open layout.

Ini merupakan konsep desain sebuah ruangan yang minim partisi internal dalam batas struktural bangunan, atau bagian dari bangunan.

Baca juga: Jokowi Minta Hunian untuk Pendatang di IKN Nusantara Disiapkan, Tak Hanya ASN

Bila konsep ini diterapkan berarti ruangan tersebut tidak memiliki batasan fisik atau visual yang signifikan untuk menggambarkan berbagai area fungsional seperti ruang kerja, dapur, maupun ruang baca.

Lantas, bagaimana cara menerapkan konsep tersebut?

Ketua Umum Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI) Bintang Agus Nugroho menjelaskan, penerapan green building sesuai rancangan pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) tidak hanya dicapai melalui teknologi arsitektur.

Tetapi bisa dari perubahan perilaku.

“Green building itu tidak semata-mata dicapai melalui teknologi arsitektur atau teknologi material, tapi tentang perubahan perilaku,” jelas Bintang dalam webinar Hari Arsitektur Nasional 2022 oleh Universitas Gunadarma Televisi, Jumat (18/3/2022).

Menurutnya, perilaku efisiensi energi bisa memberikan gerakan penghematan, sebelum menggunakan energi terbarukan.

Agus kembali menjelaskan bahwa perilaku penghematan energi seoptimal mungkin mampu berkontribusi pada berkurangnya konsumsi keseluruhan mencapai 50-60 persen.

Hal ini juga didukung oleh penyediaan transportasi umum seperti busway, MRT, KRL dan angkutan kota yang telah diterapkan di Jakarta dan kota-kota lain sebelumnya.

Masih membahas mengenai strategi penerapan green building di KIPP IKN, Agus mengajak arsitek lanskap hingga mahasiswa untuk belajar mendengarkan kebutuhan masyarakat dengan lebih baik.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved