Berita Internasional Terkini
Tiga Tokoh yang Jadi Sorotan Dunia: Dari Zelenskyy, Anwar Ibrahim hingga Anies Baswedan
Tiga tokoh yang jadi sorotan dunia. Dari Presiden Ukraina Zelenskyy, tokoh Malaysia Anwar Ibrahim hingga Anies Baswedan.
TRIBUNKALTIM.CO - Simak informasi seputar Anies Baswedan dalam bursa capres di Pilpres 2024.
Tiga tokoh yang jadi sorotan dunia versi penulis sekaligus Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Ia menyatakan 3 tokoh berpengaruh dunia selama 2022, mulai dari Presiden Ukraina Zelenskyy, tokoh Malaysia Anwar Ibrahim hingga Anies Baswedan.
Bukan tanpa alasan Anies Baswedan masuk menjadi tokoh tersebut.
Ya, tradisi menobatkan tokoh tahunan yang setiap tahun ditulis majalah TIME sebenarnya telah dimulai 95 tahun yang lalu-1927, dengan istilah “man of the year”.
Namun istilah ini dianggap tidak netral gender, kemudian dirubah menjadi “person of the year” yang dimulai pada tahun 1999.
Julukan itu bukanlah sebuah penghargaan, karena yang menjadi indikator adalah pengakuan tentang pengaruh dari julukan itu terhadap baik atau buruknya berita dan atau kehidupan, pada tahun yang berjalan.
Walaupun istilah tokoh itu lebih berasosiasi dengan individu, orang perorang, namun ditemukan pula pada tahun-tahun tertentu istilah tokoh itu dikaitkan dengan lebih dari satu orang, ataupun kelompok, kejadian, maupun objek tertentu.
Selengkapnya ada dalam artikel ini.
Baca juga: KPK Geledah Kantor Gubernur Jatim, Rocky Gerung: Khofifah Punya Potensi Jadi Cawapres Anies Baswedan
Pengakuan kepada Mark Zuckernberg pada tahun 2010 adalah contoh individu, sementara pada tahun 1993 julukan itu diberikan kepada Yasser Arafat dan Yithzak Rabin.
Tokoh tahun 2006 adalah You, anda semua-jamak, yang sebenarnya lebih ditujukan kepada banyak orang yang mengisi konten Youtube, Facebook, Wiki, Wikipedia, MySpace, dan berbagai media sosial lainnya.
Ini sangat berbeda dengan penobatan komputer pada sebagai tokoh pada tahun 1982.
Apapun nama dari tokoh tahun itu, yang penting adalah pengakuan bahwa tokoh itu mempengaruhi berita dan bahkan kehidupan pada tataran global yang lebih besar.
Tahun ini majalah TIME menobatkan Presiden Zelensky dari Ukraina sebagai Person of the Year - tokoh 2022.
Apa yang menjadi catatan tentang Zelensky adalah keteguhan hatinya untuk berdiri tegak melawan agresi Rusia pada awal tahun ini.
Baca juga: Nasdem Dorong Andika Perkasa jadi Cawapres Anies Baswedan di Pilpres 2024, Demokrat dan PKS Bereaksi
Ia adalah seorang presiden yang sama sekali tidak mempunyai latar belakang dan pengalaman militer, namun penampilan dan tindakannya laksana komandan lapangan perang Ukraina melawan Rusia.
Ukraina, dalam konteks perimbangan kekuatan dengan Rusia, sama sekali tak berarti, apalagi negeri ini hanya tak lebih bak sebuah propinsi- disebut negara bagian, dari bekas Republik Uni Soviet, yang kini posisi negara telah digantikan oleh Rusia.
Banyak pihak yang meramalkan, ketika negeri itu di serang oleh negara Vladimir Putin pada awal tahun ini, segera akan jatuh. Yang menjadi pertanyaan tentang kejatuhan itu hanya soal hari, minggu, atau paling lambat bulan.
Tetapi apa nyana? Negara itu di bawah kepemimpinan Zelensky mampu bertahan dari serangan sebuah negara yang tandingannya hanya setara dengan persekutuan NATO, di mana AS dan sekutu Eropanya bersatu, atau mungkin dengan Republik Rakyat Cina.
Apa yang kini menjadi ironis adalah, justru pasukan Rusia kini sedang dan bahkan telah terusir dari banyak kawasan yang pernah didudukinya sejak peperangan berlangsung.
Mimpi buruk Putin kini semakin menjadi-jadi semenjak Zelensky menyebutkan bahwa tentara dan rakyat Ukraina tidak akan berhenti berperang hingga seluruh tanah Ukraina yang dikuasai Rusia diambil kembali untuk Ukraina.
Apa yang mungkin menjadi trauma Rusia yang paling besar adalah potensi pengambilan kembali penguasaan Crimea, kawasan yang telah dianeksasi oleh Rusia sejak perang yang dimenangkan oleh Rusia pada tahun 2015.
Mimpi buruk itu terbukti ketika Putin baru-baru ini mengancam akan menggunakan senjata nuklir dalam perang Ukraina jika eksistensi Rusia terancam.
Ancaman itu sesungguhnya lebih dialamatkan kepada AS dan sekutu NATOnya, yang giat membantu Ukraina dengan berbagai peralatan perang canggih.
Rusia bahkan mengancam AS untuk tidak membantu perangkat anti rudal Patriot yang akan menjadi pelindung ruang angkasa Ukraina dari berbagai serangan rudal Rusia.
Apa yang dilakukan oleh Zelensky sebenarnya tidak lain menjalankan dengan baik petuah Napoleon tentang pedang dan semangat.
Dalam surat yang ditulis di istana Saint-Cloud pada 27 Agustus 1807 kepada adiknya Joseph yang dinobatkan sebagai raja Spanyol ia menulis tentang rahasia kemenangan perang.
Menurut Napoleon, dalam perang, alat dan manusia hanya berperan 25 persen terhadap kemenangan, sedangkan semangat berjuang yang lebih berurusan aspek mental prajurit atau pejuang berkontribusi sekitar 75 persen terhadap kemenangan.
Baca juga: Anies Baswedan - AHY Punya Kans Besar Menang Pilpres 2024, Jika Ganjar Jomblo dan Prabowo - Cak Imin
Sebenarnya catatan Napoleon telah banyak terbukti mulai dari perang Aceh, perang kemerdekaan Republik Indonesia, kekalahan AS di Vietnam, dan bahkan kekalahan AS dan Rusia di Afghanistan.
Apa yang menarik dari Zelensky adalah transformasi dirinya dari seorang pelawak menjadi seorang pahlawan yang dimulai dengan sebuah keberanian untuk tinggal, tidak keluar dari Ibukota Kiev.
Kota itu telah dikepung tank Rusia, dan serangan Bombardier udara yang tiada ampun, namun ia tetap tinggal.
Uluran tangan Presiden Joe Biden untuk mengevakuasi Zalensky tidak dilayani, walaupun diucapkan terimakasih sekaligus minta bantuan AS dan sekutunya.
Keputusannya untuk tinggal bersama tentaranya dalam keadaan yang sangat genting segera menjadikan dirinya sebagai patriot.
Apalagi semenjak serangan itu ia tak pernah menanggalkan seragam khaki tentara, dan terus menyemangati tentaranya dan seluruh warga Ukraina untuk melawan Rusia.
Akhirnya Zalensky menjadi induk sekaligus inang “virus keberanian dan patriotisme” yang menyebar dengan cepat kepada angkatan perang Ukraina, berikut dengan sebagian besar rakyatnya yang bertahan ditengah gempuran dasyhat Rusia.
Apa yang dimilki oleh Zalensky, tentara, dan rakyat Ukraina, tidak dimiliki oleh Putin. Rusia hanya mempunyai teknologi canggih yang tak punya hati dan jiwa.
Keadaan bertambah parah ketika tentara Rusia tidak mempunyai alasan moral yang kuat untuk berperang, sebuah situasi mental yang sangat berbeda dengan tentara Ukraina.
Perang Ukraina yang dimotori oleh Putin,kemudian gagal ditrasformasikan menjadi perang Rusia yang mempunyai basis moral yang kuat, sehingga perang nyaris tak mempunyai “roh” yang berarti.
Anwar Ibrahim
Jika Zelensky dinobatkan oleh majalah TIME sebagai tokoh tahun 2022, apakah Anwar Ibrahim juga layak mendapat julukan yang serupa, paling kurang untuk kawasan negara-negara ASEAN?
Tidak ada satupun majalah atau media yang menjuluki Anwar Ibrahim sebagai tokoh tahun ini, bahkan di Malaysia sekalipun.
Akan tetapi saya sendiri secara subjektif menilai Anwar layak mendapat julukan itu, paling kurang untuk kawasan ASEAN, karena ia menjadi contoh sebuah fenomena besar dalam sejarah Malaysia, dan dapat menjadi referensi negara-negara ASEAN.
Kembalinya Anwar ke panggung kekuasaan di Malaysia tidak hanya berdampak terhadap negeri itu sendiri, akan tetapi menjadi sebuah variabel penting untuk ASEAN, karena wilayah ini akan menjadi ajang perebutan pengaruh kekuatan besar dunia- AS versus Cina dalam kontestasi perebutan kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: KPK Bingung Jalan Pikirannya Rocky Gerung, Semuanya Dikaitkan dengan Narasi Anies Baswedan Dijegal?
Tahun 2022, tidak banyak cerita besar yang terjadi di ASEAN yang berhubungan dengan tokoh, kecuali hantaman ekonomi akibat inflasi dan resesi ekonomi global akibat Covid-19 yang berlanjut dengan dampak dari perang Ukraina.
Cerita kemenangan Bongbong Marcos di Filipina menjadi presiden Filipina yang ke 17 bukanlah sebuah berita besar, sekalipun ia dikenal sebagai anak kandung diktator Filipina Fedinand Marcos yang digulingkan pada 1986.
Ketika Marcos digulingkan, ia menjabat sebagai gubernur Ilocos Norte, dan keburukan ayahnya hanya sebentar berpengaruh kecil terhadap karir politiknya.
Ia kemudian terus berkibar menjadi gubernur sampai menjadi senator. Ia memenangkan Pilpres dan dilantik pada Juni 2022.
Jalan karir yang ditempuh Bongbong, sangat berbeda dengan Anwar yang penuh dengan pengorbanan dan penderitaan yang dilakukan oleh orang dan partai yang pernah menjadi tempat ia mengabdi.
Selain Bongbong tokoh ASEAN lainnya yang sering diberitakan adalah Maha Vajiralongkorn, raja Thailand yang kesepuluh dari Dinasti Chakri.
Ia adalah putra satu-satunya dari Bhumibol Adulyadej, Raja Thailand sebelumnya, dan Ratu Sirikit.
Baca juga: Usung Anies Baswedan jadi Capres di Pilpres 2024, Tiga Menteri Nasdem Ditendang dari Kabinet Jokowi?
Apa yang menghiasi berita Vajiralongkorn tak lain adalah kegemarannya dengan berbagai wanita yang dijadikan isterinya, dan bahkan mempunyai selir sekitar 20 orang.
Kekakayaannya yang luar biasa, dan gaya hidupnya yang tidak biasa, walaupun mejadi berita, sama sekali tak berpengaruh terhadap orang lain, kecuali sebagian rakyat Thailand yang mungkin diam-diam marah atau putus asa.
Apa yang istimewa tentang Anwar ibrahim adalah keteguhan hatinya untik setia dengan apa yang diyakininya, sehingga membuatnya harus menunggu selama 25 tahun untuk dapat menjadi Perdana Menteri Malaysia.
Yang disebut dengan menunggu untuk Anwar adalah pengalaman respresif pemerintah yang berkuasa untuk dirinya, yang terjadi secara berkelanjutan selama lebih dari dua dekade.
Tidak cukup dengan hukuman penjara selama dua kali, alasannya juga tak lebih dari sebuah fabrikasi canggih yang disebut dengan “liwath”-homoseksual, sebuah tuduhan keji yang dipelopori oleh mentornya -Datuk Mahathir Muhammad.
Tak cukup dengan tuduhan hina dan 10 tahun penjara, ia juga dipukuli dan diperlakukan dengan sangat kasar oleh Kepala Polisi Malaysia-tentu saja atas restu Mahathir.
Baca juga: Usung Anies Baswedan jadi Capres di Pilpres 2024, Tiga Menteri Nasdem Ditendang dari Kabinet Jokowi?
Kelebihannya, ia tidak mendendam, dan bahkan kepada Mahathir yang sempat berbaikan sebentar, untuk kemudian menipunya kembali.
Walaupun konteksnya sangat berbeda, banyak pihak melihat ada kesamaan antara Anwar dan Nelson Mandela, dan yang paling mendasar adalah kedua mereka sangat yakin dan parçaya terhadap apa kata nurani mereka tentang keadilan dan nasib bangsanya.
Untuk itu mereka harus membayar mahal, penjara dan musuh kekuasaan hampir untuk selamanya. Mereka mesti menunggu dengan segala perjuangan untuk memimpin bangsanya, utamanya dalam penjara, 27 tahun untuk Mendela, dan 25 tahun untuk Anwar Ibrahim.
Anwar adalah pribadì yang unik, dan ia adalah pembelajar yang tangguh.
Dengan modal sarjana sastera Melayu dari Universitas Malaya ia menjadi seorang “ulama sekolahan” yang mampu berdiskusi tentang konsep negara dan ummah dari para pemikir besar islam seperti Hassan Al-Banna-pendiri Ikhawanul Musilimin, dan Sayid Qutb -pemikir Mesir, dan Abu al-Ala al-Maududi, ulama dan pemikir politik Islam Pakistan, dan bahkan ajaran-ajaran Ayatollah Khomaini.
Anwar sangat sadar tentang apapun yang dia dapatkan dari mereka, dia tetaplah seorang putera Melayu dengan segala realitas yang ada, mulai dari ketertinggalan bangsa melayu, realitas negara multi etnis Malaysia, dan tantangan modernitas dan masa depan negerinya.
Melihat kepada sekolahnya dan latar belakang organisasi yang digelutinya-ia adalah ketua Angkatan Belia Islam Malaysia, sulit membayangkan ia menjadi pemikir dan pekerja politik multi talenta.
Baca juga: Jokowi Jagokan Capres Rambut Putih, Anies Baswedan Sindir Pemimpin Tak Tepati Janji
Sebelum ia menjadi Wakil Perdana Menteri, Anwar menjabat beberapa kementerian; pemuda dan Olahraga, Pertanian, Pendidikan, dan Keuangan dengan prestasi yang gemilang.
Kini apa yang menjadi catatan yang sangat penting untuk seorang Anwar adalah tantangan keberlanjutan sebuah koalisi baru-Pakatan Harapan- yang ia dirikan bersama Lim Guan Eng, Chong Chieng Jen, dari Partai Aksi Demokrasi.
(DAP)-partai mayoritas Cina, dan M Kulasegaran, seorang etnis Tamil yang juga bergabung dengan Partai Aksi Rakyat Malaysia (DAP).
Koalisi partai multi etnis yang didirikan pada tahun 2015 adalah sebuah alternatif terhadap Barisan Nasional yang dipelopori oleh pendiri UMNO dan founding fathers Malaysia sepert Tungku Abdurrahman, Tun Abdur Razak, dan Datok Husein On.
Koalisi ini terdiri dari UMNO, MCA- partai mayoritas Cina, dan Kongres India Malaysia (MIC).
Koalisi Barisan Nasional yang telah berusiasekitar 50 tahun dalam perjalanannya, berhasil membawa kemajuan Malaysia, yang bahkan secara pertumbuhan ekonomi pernah mengalahkan Indonesia.
Namun dalam dua dekade terakhir, koalisi ini telah berkarat, rapuh, dan koruptif. Sekalipun gejala korupsi Malaysia telah mulai terjadi pada masa-masa akhir Mahathir.
Puncaknya terjadi pada kasus korupsi IMDB perdana Menteri Najib Razak, yang terkenal dengan korupsi 700 juta dolar AS yang menyebabkan ia dihukum 12 tahun penjara.
Publik Malaysia kemudian terbelah, awalnya etnis Melayu sangat sulit memihak kepada Anwar, termasuk etnis Cina dan India, namun pada pemilu bulan lalu kondidi itu berubah.
Pakatan Harapan memenangkan 82 kursi mengalahkan Barisan Nasional yang hanya mendapat 30 kursi.
Alternatif koalisi lain yang dibentuk oleh mantan PM Muhyidin Yasin dan disokong oleh Mahathir hanya mendapatkan 74 kursi.
Ini artinya, sekalipun bukan mayoritas, gagasan Anwar Ibrahim untuk membawa Malaysia masa depan via Pakatan Harapan telah menjadi biduk percobaan baru negara multi etnis untuk bangkit menuju Malaysia baru di bawah kepemimpinan Anwar Ibrahim.
Baca juga: Hasil Survei Pilpres 2024, Ganjar Pranowo Tak Tertandingi, Anies Baswedan dan Prabowo Bersaing Ketat
Anies Baswedan
Jika Anwar Ibrahim layak menjadi tokoh ASEAN tahun ini, dan bahkan dapat menjadi isnpirasi bagi banyak politis dan anak muda, apakah Anies Baswedan layak dinobatkan sebagai tokoh Indonesia 2022?
Kecuali pemberitaan tentang Jokowi yang setiap hari menghiasi jagat media nasional, pemberitaan tentang Anies Baswedan tehutung cukup banyak dan bahkan mengalahkan sejumlah calon presiden yang telah mulai disebut akhir akhir ini.
Menggunakan indikator mesin pancarı Google yang mungkin lebih bernuansa pendekatan pukul rata, atau bisa saja disebut tidak objektif, Anies Baswedan menjadi berbeda dari yang lain.
Ketika nama-nama capres diketik pada Google, maka kisaran entri yang keluar adalah, Anies 45.300.000 - , Prabowo 24.500.000; Ganjar 20.000.000; Ridwan Kamil 18.200.000; dan Puan Maharani 4.500.000.
Ketika nama Cawapres diketik maka urutan entrinya menurut Google adalah AHY 19.700.000; Erick Thohir, 9.520.000;Khofifah, 7.540.000; dan Muhaimain 4.080.000.
Tanpa angkapun sebenarnya Anies layak disebut sebagai tokoh tahun ini, karena ia memang menjadi perdebatan nasional yang tiada henti, baik yang menyebutnya sebagai bahaya bahkan ancaman Indonesia masa depan, ataupun penyelamat Indonesia masa depan.
Baca juga: Tengok Cara Anies Baswedan Sindir Jokowi, Respon Kode Capres Rambut Putih Jelang Pilpres 2024
Perdebatan Anies yang pada awalnya lebih berasosiasi dengan pemilihan Gubernur DKI pada tahun 2017, segera setelah itu terjungkit ke level nasional.
Ia dianggap berbeda dari hampir seluruh gubernur yang tidak berani mengatakan “tidak” dengan cara sopan terhadap kebijakan pemerintah pusat.
Segera saja ia menjadi alternatif atau bahkan antitesis terhadap model kepemimpinan dan pendekatan Prisiden Jokowi.
Kecurigaan publik tentang ada kekuatan lain yang terkait dengan pemerintahan, terutama aliansi antara oligarki dengan kekuasaan terlihat dengan kasat mata terlihat ketika Anies membatalkan reklamasi teluk Jakarta.
Ia membuktikan dirinya tak salah ketika berbagai perangkat hukum yang ada membuktikan keputusannya itu benar.
Pemerintah pusat melalui beberapa Menteri segera menunjukkan ucapan dan bahasa tubuh yang dilihat oleh publik sebagai refleksi ketidaksenangan terhadap Anies.
Ketokohan Anies untuk tahun 2022 segera tersimpulkan ketika ia mengakhiri masa jabatnnya dengan selamat, di tengah berbagai hambatan struktural yang dihadapinya, baik secara politik maupun pemerintahan.
Adalah penting menggunakan kata selamat, karena ia harus berjuang sendiri, tanpa ada “beking” yang kuat dari pemerintah pusat.
Hanya karena ia mampu membangun koalisi dengan sebagian partai yang tidak mendukungnya dalam Pilgub DKI yang membuat ia selamat dari berbagai upaya pelemahannya yang diprakarsai oleh fraksi PDI Perjangan dan partai PSI di Jakarta.
Baca juga: Tengok Cara Anies Baswedan Sindir Jokowi, Respon Kode Capres Rambut Putih Jelang Pilpres 2024
Pengamatan berbagai kejadian yang dihadapi Anies di Jakarta menunjukkan seolah ada sebuah “axis”- sumbu yang memperlihatkan indikasi persekongkolan antara sebuah partai yang hampir dipastikan dibiayai oleh oligarki yang disandingkan dengan mesin propaganda Cokro TV yang khusus ditujukan untuk pembusukan Anies Baswedan di mata publik.
Uniknya banyak pihak melihat bebagai pentolan di saluran itu adalah para buzzer yang mempunyai gelombang yang sama dengan elit kekuasaan yang lebih tinggi.
Apa yang mejadi variabel yang berkontribusi besar terhadap ketokohan Anies pada tahun 2022 adalah sikap rendah hati, kesantunan, dan senyumnya yang tak pernah lepas baik terhadap pujian maupun cacian yang dialamatkan kepadanya.
Anies kemudian menjadi contoh bagaimana sebuah interaksi persuasif dan tidak reaktif adalah kunci untuk mendapatkan simpati, dan bahkan dapat merobah lawan menjadi kawan.
Politik dan kepemimpinan Anies adalah sebuah kombinasi yang sangat sarat dengan sebuah formula unik yang mengedepankan prinsip dan “soft power”.
Ia mempunyai keyakinan pada visi dan misinya, dan ia juga mengerjakan apa yang diyakininya dengan cara yang sangat sopan dan persuasif, bahkan ketika ia dicerca dan dimusuhi sekalipun.
Publik Jakarta mungkin ingat sekali dengan karakter Ahok yang marah 24 jam dibandingkan dengan Anies yang senyum 24 jam. Dengan senyum itu pula sejumlah prestasi penting dicapainya, dan bahkan diakui secara internasional.
Salah Satu poin penting yang membuat Anies layak disebut sebagai tokoh 2022 adalah terjawabnya teka teki tentang ketidaksukaan presdien Jokowi terhadap Anies. Pada awalnya observasi itu samar-samar, namun kini semakin nampak.
Baca juga: Hasil Survei Elektabilitas Ganjar Pranowo Semakin Melejit, Prabowo dan Anies Baswedan Tertinggal?
Terlepas dari kasus “pecah kongsi “ koalisi dengan Surya Paloh , karena Nasdem menjagokan Anies, ketidaksukaan Jokowi juga nampak dalam sambutannya pada HUT Golkar yang menggunakan istilah jam terbang-untuk Anies dan sembrono-untuk Surya Paloh dan Nasdem.
Ketidaksukaan Jokowi terhadap Anies juga sangat kentará, ketika ia hanya menyebutkan signal ok secara terbuka kepada dua calon presiden, Ganjar dan Prabowo, dalam kesempatan yang terpisah.
Ia tak pernah menyebut nama Anies, mantan jurubicara Tim Pemangan Jokowi -JK itu sebagai calon presiden. Sikap itu tentu saja pilihan politik presiden Jokowi, namun pesan yang dikirmikan sangat jelas.
Ketika Jokowi memberikan sambutan pada Munas Hipmi Jokowi memberikan wanti-wanti untuk tidak menggunakan politik identitas, itu juga diasosiasikan dengan Anies.
Hal itu ditegaskan lagi dalam acara Konsolidasi Bawaslu, Sabtu (17/12/2022). Ucapan itu sebenarnya sangat mirip dengan apa yang terus menerus disuarakan para buzzer yang ditujukan kepada Anies selama ini. (*)
PENULIS adalah Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Tokoh Tahun Ini: Zelensky, Anwar Ibrahim, dan Anies Baswedan, https://aceh.tribunnews.com/2022/12/30/tokoh-tahun-ini-zelensky-anwar-ibrahim-dan-anies-baswedan?page=all
