6 Contoh Cerita Liburan Sekolah, Bantu Tingkatkan Kemampuan Menulis si Kecil

Berikut ini adalah 6 contoh cerita liburan sekolah, singkat tapi tetap menarik.

Editor: Diah Anggraeni
Pinterest
Berikut ini adalah 6 contoh cerita liburan sekolah, singkat tapi tetap menarik. 

TRIBUNKALTIM.CO - Salah satu momen yang paling dinantikan banyak murid, bahkan orangtua, adalah liburan sekolah.

Momen liburan sekolah biasanya dijadikan sebagai kesempatan untuk berekreasi, berkumpul dengan keluarga besar, dan aktivitas menyenangkan lainnya.

Tak heran, jika momen ini juga dijadikan sebagai tugas agar anak-anak sekolah memperlancar komunikasi dan kemampuan menulisnya.

Biasanya, setelah masa liburan sekolah selesai, guru akan meminta anak murid untuk menuliskan cerita liburan sekolah yang mereka alami.

Berikut ini adalah 6 contoh cerita liburan sekolah, singkat tapi tetap menarik.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 2 SD Halaman 96-97, Mengapa Kita Tidak Boleh Buang Sampah Sembarangan?

1. Bercocok Tanam selama Liburan

Ilustrasi bercocok tanam selama liburan.
Ilustrasi bercocok tanam selama liburan. (Pinterest)

Pandemi Covid-19 yang melanda di seluruh dunia termasuk Indonesia membuat saya dan keluarga memutuskan untuk menghabiskan waktu liburan di rumah saja. Tidak bisa dipungkiri bahwa liburan di rumah sangat membosankan karena hal yang dilakukan setiap hari selalu monoton.

Lalu entah mengapa, dua hari berikutnya mulailah muncul musim tanaman. Banyak masyarakat yang pada akhirnya memutuskan menghabiskan waktu untuk bercocok tanam dan mengoleksi tanaman.

Pada akhirnya aku dan ibuku mulai tertarik untuk mengikuti musim tersebut. Ternyata hal ini membawa pengalaman baru dalam hidup aku bahwa bercocok tanam merupakan Pengalaman liburan di rumah yang paling menyenangkan.

Setiap hari saya merawat bunga-bunga di halaman rumah. Menyiramnya dan membersihkan daun-daun yang runtuh. Merawat bunga dan membersihkan halaman menjadi salah satu kegiatan favorit saya selama liburan.

2. Membantu Ibu

Di rumah saya membantu ibu saya memasak kue. Ketika saya membantu ibu, saya terlalu lama memanggan kue sehingga kuenya gosong. ibu memarahi saya dan menyuruh saya untuk mengulang membuat kue dari awal. saya malu,karena saat kami membuat kue,sepupu saya melihatnya dan menertawai saya. akhirnya dia pun membantu saya membuat kue. setelah membuat kue,saya membersihkan rumah,mencuci piring dan menyapu halaman. semua pekerjaanku dibantu oleh sepupu saya sehingga semuanya terasa mudah.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 6 SD Subtema 1 Halaman 12, Ciri Pubertas Anak Laki-laki dan Perempuan

3. Liburan tapi Covid-19

Liburan saat Covid-19.
Liburan saat Covid-19. (Pinterest)

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia membuat masyarakat tidak diizinkan untuk keluar rumah demi memutus rantai penyebarannya.

Hal itu membuat saya akhirnya menghabiskan masa liburan akhir tahun di rumah saja dan tidak pergi kemana-mana. Sehari-hari saya hanya bekerja bakti untuk membersihkan rumah. Lalu setiap sorenya saya beserta keluarga berkebun di halaman belakang rumah

Meskipun kami sekeluarga tidak kemana-mana, tetapi liburan kali ini tetap menyenangkan. Menurut saya, efek lockdown ini membuat hubungan saya dengan orang tua menjadi lebih akrab dan suasana pun menjadi lebih harmonis.

Setiap kami kelelahan, ibu selalu membuat es campur yang rasanya manis. Itu yang membuat kami selalu ketagihan. Serta masakan ibulah yang paling lezat di dunia ini. Sekian dulu teman-teman cerita pengalaman saya kali ini. Saya bersyukur masih dapat berkumpul bersama keluarga meski hanya di rumah saja.

4. Rumah Nenek

Keluarga saya dan saya pergi ke rumah nenek saya di Yogyakarta bulan lalu. Itu merupakan perjalanan pertama saya ke kota ini. Kami pergi ke sana dua hari setelah upacara wisuda kakak saya di Semarang. Kami sampai di Yogyakarta pada malam hari. Kami menghabiskan satu minggu tinggal di rumah nenek saya yang berjarak 5 menit jalan kaki dari jalan Malioboro.

Pada pagi hari pertama, kami masih terlalu lelah setelah perjalanan panjang dari Semarang ke Yogyakarta. Jadi kami memutuskan untuk tetap di rumah untuk mengisi tenaga kami. Saya berjalan jalan di lingkungan rumah bersama kakak saya untuk merasakan bagaimana rasanya berada di Yogyakarta.

Pada hari kedua, kami semua pergi ke jalan Malioboro. Kami sekeluarga pada akhirnya membeli beberapa oleh-oleh berupa tas, gantungan kunci, makanan dan beberapa dagangan lainnya untuk dibawa kerumah saat kami pulang.

Pada hari ketiga, kami pergi ke beberapa tempat wisata dan kuliner makanan seperti Taman Sari dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Resto Makanan khas Yogya seperti Gudeg. Saya menyadari bahwa ternyata Yogyakarta sangat panas pada siang hari, inilah alasannya mengapa kami memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di dalam bangunan ber AC seperti ini.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD Halaman 55-57, Menentukan Isi dan Tempo Lagu dari Cuplikan Syair

5. Pantai Karang Bolong

Pantai Karang Bolong.
Pantai Karang Bolong. (Wikipedia)

Liburan akhir tahun bulan Desember saat ini telah tiba. Tentunya sekolah mendapatkan jatah libur dalam waktu beberapa minggu. Untuk mengisi hari libur, ayah dan ibu mengajakku liburan bersama dan memutuskan untuk pergi dan menginap di pantai.

Kebetulan lokasi rumah saya dengan pantai membutuhkan perjalanan yang cukup panjang sekitar 9 jam menggunakan kendaraan mobil. Demi mengejar pemandangan alam yang bagus, ayah memutuskan untuk pergi pada malam hari dengan harapan sampai pantai pagi hari dan dapat menikmati sunrise.

Pantai yang akan di kunjungi yakni pantai Karang Bolong Anyer. Lokasi pantai tersebut berhiaskan pasir putih dengan air laut yang jernih. Sesampainya di pantai pada pagi hari ayah dan ibu memutuskan untuk mendirikan tenda untuk beristirahat.

Sesuai ekspektasi bahwa pemandangan sunrise pantai yang indah dinikmati oleh keluargaku dengan penuh sukacita. Seluruh keluargaku tampak senang dan antusias menikmati waktu bersama untuk liburan akhir tahun ini.

6. Memancing

Ketika saya masih di tingkat SMP, ayah saya pernah sekali mengajak saya pergi memancing bersamanya di sungai pada hari minggu pagi. Sungai itu terbentang membelah kebun kelapa sawit milik kami. Kami sarapan dulu di rumah dan kemudian berangkat sangat pagi dengan menggunakan sepeda motor.

Saat kami sampai di kebun kami, ayah saya memarkir motor itu di bawah pondok. Dia memintaku untuk mengumpulkan beberapa kayu kering dan rumput atau daun kering. Ketika saya sudah mengumpulkan kayu dan daun kering yang cukup, ayah saya menyalakan api di tengah tungku. Dia bilang bahwa asap dari api tersebut akan menakuti beberapa hewan berbahaya seperti beruang dan babi hutan untuk mendekat ke pondok sehingga hal itu akan membuat kami lebih aman.

Setelah membersihkan beberapa rumput liar disekitar pondok, ayah saya memberi saya sebuah cangkul dan meminta saya untuk menggali tanah untuk mencari cacing. Saat saya sudah memiliki jumlah cacing yang cukup, saya membawanya ke ayah saya dan kami langsung pergi ke sungai.

Kami memasang cacing di kail sebagai umpan untuk menangkap ikan. Sebagai pemancing pemula, saya tidak bisa memasang cacing pada kail dengan benar, dan terlihat seakan akan itu hampir jatuh dari kail, tapi ayah saya bilang itu tidak apa apa.

Ayahku baik sekali mau mengajarkanku dengan sabar hingga pada akhirnya aku bisa dengan sendirinya memancing serta mendapat hasil tangkapan berupa udang. Pada akhirnya saya sudah mengerti trik dan caranya dan berhasil menangkap udang yang banyak. Kemudian sebelum kami pulang ke rumah, kami memasak udang itu di pondok dan menyantapnya bersama.

Artikel ini telah tayang di sonora.id dengan judul 6 Contoh Cerita Liburan Sekolah, Singkat tapi Tetap Menarik, https://www.sonora.id/read/423638216/6-contoh-cerita-liburan-sekolah-singkat-tapi-tetap-menarik?page=all.

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved