Demi Pertahankan Populasi, Sutoto Ternak Burung Appendix 2 Cucakrawa di Balikpapan

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Sejak muda, Sutoto memang gemar memelihara berbagai jenis burung di tahun 90an.

Namun sejak ke tinggal di Kalimantan, ia mulai suka mengoleksi bahkan beternak burung cucakrawa karena suaranya yang khas, Jumat (6/1/2023).

Saat tahun 1998, Sutoto mulai membeli sepasang cucakrawa Borneo di depan Blue Sky Hotel Balikpapan, Kampung Baru, Balikpapan Barat.

Mulai saat itu, ia beternak burung Appendix 2 tersebut hingga saat ini.

Baca juga: HUT ke 72 Polairud, Polda Kaltim Gelar Lomba Burung Berkicau Perdana

Baca juga: Kebakaran di Sambutan Samarinda, Rumah dan Sarang Burung Walet Lenyap Terbakar 

"Dulu banyak yang jual disana. Saya beli 2 ekor. Dulu masih harga Rp 350 ribu waktu itu perekornya," kisahnya.

Selain itu, baginya populasi burung yang juga kerap disebut burung barau-barau ini memang semakin berkurang.

Sehingga ia memutuskan untuk tetap memelihara sekaligus membudidayakannya.

"Saya sangat senang dengan burung cucak rowo. Saya sadar di hutan itu sudah gak ada burung itu. Satu-satunya untuk menyelamatkan populasi mereka ya harus diternak"jelasnya.

Bahkan imbuhnya, burung cucakrawa Borneo yang ia ternak saat ini hanya tersedia di negeri Jiran.

"Sekarang burung cucak Rowo Borneo sudah gak ada. Rata rata ambil di Malaysia. Makanya biar tidak punah, kita bantu untuk ternak,"ucapnya.

Baca juga: Perdana, Lanud Dhomber Gelar Lomba Burung Berkicau di Balikpapan

Hingga saat ini, koleksi sekaligus ternak burung cucakrawa yang ia miliki sebanyak 22 pasang.

Sutoto juga menambahkan, ia telah memiliki izin dari pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) kota Balikpapan untuk memelihara Sang Biduan Hutan tersebut. (*)