Wawancara Eksklusif

Soal Politik, Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi: Tahun Depan Pensiun Kalau tak Diperpanjang Masyarakat

Mengaku sebagai orang baru di panggung politik, Ketua DRPD Paser Hendra Wahyudi punya jurus dalam langkah politiknya.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Adhinata Kusuma
TANGKAPAN LAYAR YOUTUBE TRIBUNNEWS
Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi 

TRIBUNKALTIM.CO - Perjalanan politik Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi cukup unik, mengingat latar pendidikannya yang jauh dari hingar bingar politik. Pria kelahiran Balikpapan, 29 Agustus 1979 ini adalah lulusan teknik sipil.

Mengaku sebagai orang baru di panggung politik, Ketua DRPD Paser Hendra Wahyudi punya jurus dalam langkah politiknya.

"Salah satu jurus saya mungkin lebih banyak mendengar karena banyak yang senior. Jadi saya harus lebih banyak mendengar karena saya baru, pengalaman baru juga,” katanya dalam wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Minggu (15/1/2023).

Sebagai Ketua DPRD, Hendra Wahyudi juga banyak belajar dari senior. Bagaimana strategi Hendra memimpin, berikut petikan wawancara eksklusifnya.

Anda adalah tokoh muda politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Apasih yang membuat tertarik masuk ke dunia politik?

Mungkin ada 10 tahun yang lalu saya mencoba untuk bergelut di dunia politik. Sebenarnya basic saya teknik sipil, saya kuliah di Jogja.
Dan saya kembali (ke Paser) saat itu ingin menerapkan, mengaplikasikan ilmu saya di dunia konsultan. Tetapi memang jalan hidup berkata lain.

Baca juga: Bicara IKN, Ketua DPRD Hendra Wahyudi Ingin Paser Punya Bandara Perintis dan Universitas Negeri

Memang pada saat itu orangtua juga ikut dicalonkan masuk dalam dunia politik, dicalonkan sebagai kepala daerah.

Sebagai anak tentunya yang ingin mengabdi kepada orang tuanya juga, awalnya mengikuti untuk membantu orangtua, tentunya otomatis kita masuk lapangan nih, ke desa-desa bertemu warga desa masyarakat di sana.

Di beberapa desa kita berkumpul kita berkomunikasi, menarik gitu yah, apa yang kita dapat dengan mereka, itu dan yang saya rasakan sampai sekarang. Kita mempunyai kekuasaan (jadi kepuasan) tersendiri apabila sudah bisa mengakomodir atau membantu mereka, itu mungkin yang saya rasakan waktu itu.

Sejak 2019 diberi amanah sebagai ketua DPRD sampai sekarang. Ada suasana yang tidak bisa dilupakan?

Jadi saya tergolong baru sebagai anggota DPR perode 2019-2024 dan sekarang sudah 2023. Tahun depan sudah pensiun kalau tidak diperpanjang lagi oleh masyarakat.

Jadi memang, beberapa pengalaman sudah saya rasakan, semenjak duduk di DPRD sebagai unsur pemerintahan tentunya, banyak dinamika-dinamika yang saya rasakan di situ.

Khususnya pada saat bagaimana mengatasi dalam tahapan-tahapan pengesahan anggaran, kita tahu pada saat 2019, dua tahun ke belakang kita dilanda pandemi covid-19. Dengan pengalaman saya yang baru ini, tentunya jadi sebuah tantangan, dan memang banyak sekali kendala-kendala yang saya rasakan.

Bagaimana mengakomodir atau menerjemahkan apa yang sudah diarahkan atau diamanahkan pemerintah pusat untuk kita segera mengaplikasikannya di masyarakat. Ini memang perlu kebijakan-kebijakan yang harus diambil cepat dan tentunya tidak bertabrakan dengan regulasi yang ada.

Kita cukup berhati-hati, di satu sisi didesak untuk bisa bergerak cepat tapi dis isi lain kita juga harus berhati-hati dengan kebijakan yang kita ambil, jangan sampai itu tadi menabrak aturan yang ada.

Ini kan tahun politik nih 2023-2024. Anda sendiri seorang politisi, kalau boleh saya tanya bagaimana dinamika politik di Kabupaten Paser?

Ya artinya, kalau sudah memasuki mendekati bertahun-tahun politik biasanya memang suasana mulai memanas, suasana politik agak hangat ya, itu memang biasalah. Selagi memang dinamika-dinamika itu tidak ke arah yang anarkis, kemudian ke hal-hal yang sudah membawa keagamaan, kesukuan.

Kami masyarakat Kabupaten Paser cukup majemuk dari berbagai daerah. Terkait suasana politik sampai sejauh ini masih cukup stabil. Tapi terkait dinamika-dinamika politik, memang ada, itu memang wajar.

Bagaimana sebagai ketua, bisa mendinamisir berbagai anggota partai di DPRD?

Tadi saya sampaikan, saya tergolong baru di DPRD. Jadi salah satu jurus saya mungkin lebih banyak mendengar karena banyak yang senior begitu kan. Jadi saya harus lebih banyak mendengar karena saya baru juga pengalaman baru juga, dan ini sebuah tantangan untuk saya.

Harus banyak mendengar, berdiskusi dengan para senior-senior, teman-teman. Berdiskusi dan banyak mendengar, kemudian merangkum apa yang saya dengar dan mencoba menerapkan, menerjemahkan apa yang mereka sampaikan dan Alhamdulillah, sampai saat ini.

Bupati Paser adalah kakak kandung anda, anda Ketua DPR kalau pas rapat kikuk atau biasa aja?

Awal-awal kikuk, tetapi profesional sajalah. Artinya pada saat kita dalam keadaan formal ya kita berdiskusi dalam mengambil kebijakan-kebijakan.

Itu salah satu kelebihan atau positifnya. Segala sesuatu itu bisa secepatnya mencair, artinya kita mencarikan solusi, kebijakannya seperti apa. Sehingga tidak belarut-larut dalam persoalan yang ada.

Mungkin kalau di luar dari pada jam kerja atau pemerintahan, kita duduk berdua di dapur berdiskusi bagaimana ini mencari jalan tengah atau solusi seperti itu.

Selama tiga tahun menjadi pejabat publik, apasih enaknya jadi ketua DPRD?

Saya kira, kita kalau ingin bertemu berbagai masyarakat ataupun ingin mencari informasi menambah wawasan ini dibiayai oleh negara.

Artinya kita bertemu konstituen untuk menjaring aspirasi dalam bentuk melaksanakan tugas-tugas, bertemu dengan orang banyak lebih mudah dan kita bisa mengakomodir apa yang menjadi aspirasi mereka.

Artinya mulai dari transportasi semua ini sudah disiapkan oleh negara dan ada kepuasan tersendiri, seperti yang tadi saya sampaikan bisa mengakomodir keinginan-keinginan aspirasi masyarakat itu yang jadi kepuasan tersendiri.

Kalau tidak enaknya?

Tidak enaknya itu kalau tidak ada jam kerja, kapan saja malam atau pagi, tengah malam itu, biasanya tamu ada mau yang ketemuan. (Syaifullah Ibrahim/Bagian2/Selesai)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved