Ribuan Siswa di Kutim Ikut Pelatihan Kader Kader Kesehatan Gigi dan Mulut

TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Puluhan sekolah dasar (SD) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), mengikuti Kick Off kegiatan School Health Program (SHP) Training of Trainer (TOT) Pelatih Kader Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgimul).

Pelatihan ini digelar oleh Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Kutim di Gedung Balai Pertemuan Umum Kecamatan Sangatta Utara, Kutim.

Ketua Panitia acara, drg Hikmah Nursari mengatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari Bulan Kesehatan Gigi Nasional tahun 2022.

"Selain diikuti oleh seluruh siswa, setiap sekolah nanti akan memilih perwakilannya yang terdiri dari Guru, komite/orang tua, serta dokter kecil yang akan dibimbing menjadi kader kesehatan gigi mulut," ujarnya, Minggu (22/1/2023).

Baca juga: 4 Makanan dan Minuman yang Bisa Merusak Gigi dan 3 Cara Menjaga Kesehatan Gigi

Baca juga: 5 Khasiat Daun Sirih Bagi Kesehatan Tubuh, Bisa Meningkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelatihan diikuti oleh 21 Sekolah Dasar dari berbagai kecamatan yang ada di Kutim, dengan total sebanyak 5010 siswa.

Kader-kader kesgimul nantinya bakal menjadi perpanjangan tangan dari tim dokter gigi untuk mengedukasi siswa yang ada di sekolah.

Salah satunya adalah bagaimana membiasakan diri untuk menyikat gigi dua kali sehari hari baik pagi dan malam hari secara berturut-turut.

"Tujuannya adalah agar terbentuk perubahan kebiasaan menjadi lebih baik untuk gigi dan mulut anak usia sekolah dan juga orang tuanya," ujarnya.

Bila perilaku baik sudah menjadi kebiasaan, maka dapat dipastikan di masa yang akan datang diharapkan derajat karies anak-anak akan menurun.

Sementara itu, Bupati Ardiansyah dalam sambutannya mengapresiasi PDGI yang sangat perhatian terhadap kesehatan Gigi untuk anak bangsa.

Baca juga: Penutupan Kongres XXVII, PDGI Gelar Sosialisasi Kesehatan Gigi dan Konsultasi Gratis kepada Warga

"Hampir semua kegiatan yang banyak keberhasilannya dengan memanfaatkan teman sebaya, mereka (anak-anak)memberikan masukan dan edukasi kepada temannya sendiri," ujarnya.

Cara ini dinilai lebih cepat memberikan feedback yang positif, karena anak-anak tidak digurui dan tidak ada juga yang merasa menggurui.

Terakhir dirinya berharap perhatian dokter gigi terhadap anak-anak lebih banyak lagi terutama untuk program kesehatan di sekolah. (*)