Berita Kukar Terkini
Guru PAUD di Kukar Ciptakan Tikar Sehat dan Pintar untuk Anak Usia Dini
Ia membuat tikar sehat dan pintar untuk anak usia dini yang ramah lingkungan. Tikar ini merupakan permainan berbentuk kotak, setiap sisinya
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Guru PAUD di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur menciptakan tikar sehat dan pintar ramah lingkungan untuk anak usia dini.
Jusnawati, pendidik PAUD di TK Teratai Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, yang memiliki inovasi tersebut.
Ia membuat tikar sehat dan pintar untuk anak usia dini yang ramah lingkungan. Tikar ini merupakan permainan berbentuk kotak, setiap sisinya dapat digunakan.
"Dengan nama Tikar Sehat dan Pintar anak – anak akan lebih tertarik untuk bermain,” ujar Jusnawati, Selasa (24/1/2023).
Baca juga: Respon Ridwan Kamil terkait Larangan Bawa Lato-lato ke Sekolah, Ketika Ada Gangguan harus Ditindak
Cara pembuatan tikar sehat dan pintar, yakni dengan menyiapkan spanduk ukuran 3×1 (3 lembar). Kemudian rekatkan spanduk menjadi satu dengan lakban.
Bagian pertama, buat pola berbentuk geometri sesuai dengan apa yang diinginkan dan diberi angka, kemudian dilapisi dengan kertas lipat agar kelihatan rapi.
Bagian kedua (depan). Gunting pola gambar yang telah disiapkan dan rekatkan di kertas manila. Bagian tiga, tulis perintah di kertas manila.
Setelah semua gambar pola selesai direkatkan, susun bagian-bagian pola tersebut di atas spanduk, Rekatkan dengan lakban, APE siap dimainkan.
"Guru bisa berkreasi dan berinovasi membuat alat permainan edukatif sendiri untuk aspek perkembangan anak usia prasekolah," ungkapnya.
Cara menggunakan permainan tersebut dilakukan saat sebelum masuk kelas. Tikar diletakkan di halaman luar kelas.
Guru membentuk lingkaran besar, menjelaskan aturan permainan Guru memberikan simulasi kegiatan main.
Anak menirukan gerakan-gerakan yang ada di dalam tikar sehat dan pintar. Dimainkan secara bergantian satu per satu, hingga seluruh anak selesai.
Adapun aspek yang dikembangkan yakni, terdapat nilai Agama dan Moral yang dapat membedakan ciptaan tuhan dan manusia.
Baca juga: PPKM Kembali Diperpanjang hingga 1 November, Tempat Permainan Anak di Wilayah Level 2 Boleh Dibuka
Dari sisi sosial Emosional dan Kemandirian, Sabar menunggu giliran, mau bermain dengan teman, mengikuti aturan permainan.