Berita Berau Terkini
Kampung Tembudan Berau Kelola Mangrove jadi Potensi Ekowisata
Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih menunjukkan keseriusan mereka dalam mengelola ekosistem mangrove menjadi ekowisata
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih menunjukkan keseriusan mereka dalam mengelola ekosistem mangrove menjadi ekowisata. Menyusul Kampung Teluk Semanting yang telah lebih dulu mengelola mangrove.
Kampung Tembudan juga telah menerima Surat Keputusan (SK) Bupati Berau sebagai penetapan dan penunjukkan pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat pada area penggunaan lain di Kampung Tembudan.
Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menyampaikan, mangrove merupakan salah satu potensi yang sangat penting dan dapat memberikan berbagai manfaat.
“Mangrove juga sebagai ekosistem pesisir yang hingga kini masih terjaga akan kelestariannya,” ungkapnya kepada TribunKaltim.co, Selasa (31/1/2023).
Baca juga: Perluas Manfaat Program Konservasi Mangrove, PKT Resmikan Rumah Produksi bagi Kelompok Telok Bangko
Ekowisata yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat turut menjadi perhatian besar untuk bisa menyelesaikan kampung-kampung yang belum teraliri listrik.
Sehingganya, Pemkab Berau menaruh perhatian besar pada kawasan ekowisata mangrove sebagai bentuk keseriusan dalam pengelolaannya.
Dengan adanya pengelolaan mangrove di Kampung Tembudan diharapkan terus terjaga kelestarian dan bisa dinikmati khalayak umum.
“Kita boleh memanfaatkan wahana disana, tetapi jangan lupa untuk tetap menjaga, agar manfaat keseimbangan dan kelestariannya tetap terjaga,” tegasnya.
Baca juga: Jawaban Gubernur Kaltim Pembangunan IKN Nusantara Ganggu Mangrove, Singgung Buaya
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Berau, Dahniar Ratnawati menambahkan, pihaknya sangat mendukung dalam perawatan dan realisasi terhadap mangrove di Kampung Tembudan tersebut.
Tidak hanya itu, tapi semua kawasan mangrove yang ada di Kabupaten Berau yang luasnya
"Peningkatan ini harus dilakukan secara maksimal, karena mangrove di Berau merupakan yang terluas,” ujarnya.
Manfaat hutan mangrove bagi kehidupan diakui Dahniar sangat luas. Salah satunya menyerap semua kotoran yang berasal dari sampah manusia maupun kapal yang berlayar di laut.
Selain itu, dapat menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih.
Baca juga: Syarat Ekowisata Bisa Maju di Kalimantan Timur, Pengamat Berikan Resepnya
Pemeliharaan dan pengembangan mangrove bukan hanya untuk menarik wisatawan, tapi juga menjaga laut atau bibiran pulau-pulau agar menjadi lebih terjaga.
Sementara, Kepala Kampung Tembudan, Nuriman mengatakan, sangat bangga karena potensi di Kampung Tembudan dapat dikelola oleh masyarakat.
Tentu, kawasan mangrove tersebut menjadikan nilai penting bagi sektor pariwisata. Bahkan bisa dijadikan sebagai bahan bagi para perajin batik.
“Diharapkan ke depan bisa memberikan manfaat untuk keseimbangan alam dan mampu meningkatkan perekonomian dan ekonomi kreatif masyarakat,” harapnya.
“Semoga dengan adanya SK Bupati Berau para pengelola bisa mengemban amanah dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” tutupnya. (*)
| Potensi Wisatawan dari Tiongkok Semakin Terbuka, Disbudpar Berau Siap Tangkap Momentum |
|
|---|
| BLT Lansia Tahap Ketiga Berau Tunggu Pengesahan ABT, Penyaluran Ditarget Oktober 2025 |
|
|---|
| Wabup Berau Minta Perusahaan Bantu Pemulihan SMP Negeri 1 Segah yang Terbakar |
|
|---|
| SPBU Nelayan di Maratua Berau Resmi Beroperasi, Berdampak Mengubah Harga BBM |
|
|---|
| 12 Jemaah Asal Berau Terima Pelimpahan Porsi Haji Reguler |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.