Berita Bontang Terkini

Rapat Tahunan Stakeholder se-Bontang, Basri Rase Beberkan Persoalan Mulai Banjir hingga Stunting

Forum Koordinasi Pimpinan Dearah (Forkopimda) kembali menggelar rapat koordinasi tahunan bersama stakeholder se Kota Bontang.

Penulis: Ismail Usman | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN
Rapat koordinasi tahunan Forkopimpda bersama Stakeholder se-Bontang di Bandung, Rabu (1/2/2023). (TRIBUNKALTIM.CO/ISMAIL USMAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Forum Koordinasi Pimpinan Dearah (Forkopimda) kembali menggelar rapat koordinasi tahunan bersama stakeholder se Kota Bontang.

Kegiatan yang melibatkan semua unsur pimpinan Pemkot Bontang itu di The Trans Luxury Hotel Bandung, Rabu (1/2/2023).

Kali ini, rapat Koordinasi forum CSR yang dipimpin Wali Kota Bontang, Basri Rase itu mengusung tema ‘Kolaborasi Program dan Satukan Aksi Dalam Revitalisasi Sektor Ekonomi dan Pelayanan Dasar Menuju Kota Bontang yang Hebat’.

Dalam sambutannya, Wali Kota Basri Rase menyampaikan, ada banyak yang akan dibahas dalam rapat forum CSR kali ini.

Baca juga: Pedagang Pasar Tamrin Bontang Mengeluh, Pasokan Ikan dari Nelayan Anjlok Akibat Cuaca Buruk

Pembahasan ini akan mencakup semua persoalan yang terjadi di Bontang.

Diantaranya, persoalan ekonomi, banjir, ketersediaan baku air, ketenaga kerjaan, warga kurang mampu, pelayanan, pariwisata, pendidikan serta beberapa pokok masalah lain.

Termasuk persoalan stunting yang menjadi instruksi Presiden RI Joko Widodo.

“Tak terasa kempemimpinan pasangan wali kota bersama Najirah sudah lebih 2 tahun. Namun persoalaan masih ada. Khususnya masalah banjir di Bontang,” bebernya.

Baca juga: Berita Video Penculikan Anak di Bontang Dipastikan Hoax, Kapolres Imbau Warga Tingkatkan Kewaspadaan

Untuk persoalan banjir, Pemkot telah menyediakan waduk dan melakukan pembebasan lahan.

Selain untuk meminimalisir banjir, waduk ini juga untuk kepentingan meningkatkan ketersediaan baku air di Bontang.

Karena perlu diketahui, Bontang beberapa tahun kedepan akan mengalami krisis baku air bersih.

Kemudian mengenai stunting, Bontang tahun ini sedikit berhasil menekan angka stunting. Namun angka penurunannya tidak cukup signifikan.

Baca juga: Cegah Penyebaran Difteri di Sekolah, Pelajar SDN 012 Bontang Selatan Divaksin DT/TD

Dari 26 persen turun jadi 21 persen. Sementara dari target yang ditetapkan pemerintah pusat yakni 14 persen.

Berbeda dengan beberapa kota lain seperti di Sumedang. Angka penurunan angka stuntingmya cukup signifikan.

“Jadi PR kita masih harus menurunkan 7 persen angka stunting,” terangnya.

Selanjut terkait pariwisata, tahun ini Pemkot Bontang akan menggelar 77 event. Mulai dari skala lokal, nasional, hingga taraf internasional.

Belejar dari Kota Banyuwangi yang sebelumnya hanya dikenal sebagai daerah santet, kini berubah menjadi kota pariwisata.

Baca juga: Layanan MPP Dievaluasi, Pemkot Bontang Sediakan Rp 3.2 Miliar untuk Tambah Fasilitas Penunjang

Perubahan kota banyuwangi tentunya atas dorongan dan upaya pemerintah yang terus fokus menggelar event untuk mengenalkan banyuwangi ke para wisatawan luar.

“Disana itu hanya membutuhkan waktu selama 4 tahun. Dari yang dikenal kota santet, kini berubah jadi kota pariwisata. Kita juga akan mengupayakan hal seperti itu agar Bontang jadi kota pariwisata,” terangnya.

Termasuk mengenai warga miskin di Bontang juga tahun ini mengalami penurunan.

Dari hasil rapat koordinasi bersama BPS, angka warga miskin tahun 2022 sebanyak 8.390 jiwa atau setara 4,54.

Sementara warga miskin tahun 2021 sebelumnya, angka warga miskin mencapai 8.410 orang atau setara 4,62 persen.

Diketahui pada 2022, garis Kemiskinan (GK) di Bontang berada di level Rp 697.326,00 per kapita per bulan.

Baca juga: Soal Pilgub Kaltim, Sinyal Dukungan Wali Kota Bontang Basri Rase Ditanggapi Santai Andi Harun

“Warga miskin di Bontang menurun. Termasuk angka pengangguran juga. Tapi lagi-lagi tidak signifikan,” ungkapnya.

Sementara Waki Wali Kota Bontang, Najirah juga menyempaikan beberapa persoalan. Salah satunya mengenai persoalan stunting.

Najirah mengatakan, potensi resiko stunting di Bontang mencapai 56 persen. Resiko stunting didominasi dari wilayah pesisir Bontang.

Angka resiko stunting ini cukup besar. Sehingga diharap perlu ada sinergitas antara Pemkot Bontang dengan perusahan untuk menurunkan stunting di Bontang.

Terlebih ini juga merupakan bagian dari instruksi pemerintah pusat.

“Harapannya CSR nantinya juga akan diperuntukkan untuk membantu pemerintah menangani stunting. Harapannya target 14 persen stunting bisa kita capai,” tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved