Berita Nasional Terkini

Twibbon Hari Pers Nasional 2023, Lengkap dengan Sejarah, Tema dan Logo HPN

9 Februari tak hanya menjadi tanggal peringatan Hari Pers Nasional (HPN), namun juga sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

hpn.sumutprov.go.id
HPN 2023. Peringatan Hari Pers Nasional 2023 akan digelar di Medan, Sumatra Utara. 

TRIBUNKALTIM.CO - 9 Februari menjadi tanggal peringatan Hari Pers Nasional 2023.

9 Februari tak hanya menjadi tanggal peringatan Hari Pers Nasional (HPN), namun juga sebagai Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Peringatan HPN dilaksananakan setiap tahun secara bergantian di Ibu Kota Provinsi se-Indonesia.

Di mana pada 2023 ini yang menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) adalah Medan, Sumatera Utara.

Sejarah Hari Pers Nasional (HPN)

Sebelum adanya Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1985, HPN telah digodok sebagai salah satu butir keputusan Kongres ke-28 PWI di Kota Padang, Sumatra Barat, pada 1978.

Kesepakatan tersebut, tak terlepas dari kehendak masyarakat pers untuk menetapkan satu hari bersejarah untuk memperingati peran dan keberadaan pers secara nasional.

Baca juga: Hari Pers Nasional 2022, Airlangga Ucapkan Terima Kasih Bantu Indonesia Perangi Hoax selama Pandemi

Pada sidang ke-21 Dewan Pers di Bandung tanggal 19 Februari 1981, kehendak tersebut disetujui oleh Dewan Pers untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah sekaligus menetapkan penyelenggaraan Hari Pers Nasional.

Hari Pers Nasional akhirnya ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 5 tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1985.

Hingga kini setiap pada tanggal 9 Februari diperingati sebagai Hari Pers Nasional.

Oleh dewan pers, peringatan Hari Pers Nasional tanggal 9 Februari diselenggarakan tiap tahunnya secara bergantian di ibukota provinsi se-Indonesia.

Tema dan Logo Peringatan Hari Pers Nasional 2023

Peringatan HPN 2023 akan diselenggarakan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Berikut tema serta logo peringatan HPN tahun 2023:

Baca juga: XL Axiata Mengucapkan Selamat Hari Pers Nasional 2022

Dilansir dari situs resmi pemerintahan Sumatera Utara, Tema Hari Pers Nasional 2023 adalah 'Pers Merdeka, demokrasi Bermartabat'.

Bersama dengan tema tersebut, dirilis pula logo Hari Pers Nasional 2023 dan maskotnya yang bisa akses melalui link di bawah ini:

Link Logo Peringatan Hari Pers Nasional 2023

Link download Logo Hari Pers Nasional 2023 png

Makna Maskot Hari Pers Nasional 2023

* Maskot Hari Pers Nasional 2023 adalah Harimau yang memiliki makna sebagai fauna Sumatera yang dilindungi.

* Baru Oholu yang merupakan pakaian adat daerah Nias sebagai bagian dari adat budaya di Sumatera Utara. Baru Oholu ini melambangkan kekuatan, keberanian, dan kapabilitas para prajurit yang juga harus menjiwai pers nasional.

* Pena merah menggambarkan kerja-kerja pers di tanah air dalam meningkatkan kompetensi.

* Kamera sebagai salah satu alat jurnalistik yang menggambarkan teknologi dalam jurnalistik.

Baca juga: Sejarah Hari Pers Nasional yang Diperingati 9 Februari, Lengkap Tema dan Link Twibbon HPN 2022

Download Twibbon Hari Pers Nasional 2023

1. Link Twibbon>>>

2. Link Twibbon>>>

3. Link Twibbon>>>

4. Link Twibbon>>>

5. Link Twibbon>>>

6. Link Twibbon>>>

7. Link Twibbon>>>

Tokoh Pers Nasional

Tirto Adhie Soerjo adalah tokoh pers Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pers Nasional.

Tirto lahir di Blora, Jawa Tengah pada tahun 1880 dengan nama kecil RM Djokomono.

Dia merupakan putra dari Raden Ngabehi Muhammad Chan Tirtodipuro dan cucu dari Raden Mas Tumenggung Tirtonoto.

Baca juga: Hari Pers Nasional, Bupati Nunukan Asmin Laura Nilai Saat Ini Era Disrupsi Media Sosial

Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Kebudayaan, disebutkan sebagai seorang priyayi, Tirto tidak melanjutkan pendidikan di bidang pemerintahan, namun justru meneruskan sekolah dokter di Stovia, Batavia pada 1893-1900.

Tirto awalnya merantau ke tanah Betawi karena hendak melanjutkan sekolah di Hogere Burger School (HBS).

Selepas HBS, Tirto muda diterima di sekolah dokter bumiputra, yaitu School tot Opleiding van Inlandsche Artshen (Stovia).

Namun, alih-alih menjadi dokter, Tirto malah tertarik dengan dunia tulis-menulis.

Kala itu, dirinya sudah sering mengirimkan tulisan ke berbagai surat kabar terkemuka saat itu, sebut saja Bintang Betawi, Chabar Hindia Olanda, dan Pembrita Betawi.

Surat kabar terakhir menjadi tempat berkarier Tirto dan sempat menjadi redaktur dalam waktu singkat.

Di surat kabar itu, Tirto mendapatkan pelajaran langsung dari jurnalis senior dan pemimpin redaksi Niews van den Dag.

Baca juga: Hari Pers Nasional, Garuda Indonesia Samarinda ke Tribun Kaltim, Bincang Bisnis Kargo Meningkat 

Dari penulisan berita, mengelola penerbitan, hingga belajar hukum untuk bisa menghantam kolonial.

Di bidang jurnalistik kiprahnya dimulai pada tahun 1901.

Ketika itu ia memimpin surat kabar hang dibuatnya sendiri, Soenda Berita.

Surat kabar buatan Tirto menjadi surat kabar pertama yang dibiayai, dikelola, disunting, dan diterbitkan oleh pribumi.

Tidak berhenti di Soenda Berita, Tirto kembali mendirikan koran mingguan yang diberi nama Medan Prijaji pada 1909.

Surat kabar ini merupakan yang pertama diterbitkan menggunakan bahasa Melayu atau Indonesia dan seluruh pekerja di dalamnya merupakan orang-orang pribumi.

Tak hanya Medan Prijaji, pada 1909 Tirto juga mendirikan perusahaan penerbitan pertama di Indonesia yang diberi nama N.V Javaansche Boekhandelen Drukkerij “Medan Priyayi”.

Baca juga: Astra Motor Kaltim 1 Berikan Apresiasi untuk Insan Pers di Hari Pers Nasional 2021

Ini dilakukannya bersama dengan Haji Mohammad Arsjad dan Pangeran Oesman.

Selain Soenda Berita dan Medan Prijaji, Tirto juga berperan aktif di berbagai media lain, baik menjadi penulis maupun pemimpin.

Misalnya di Pembrita Betawi, Soeloeh Keadilan, Poetri Hindia, Sarotomo, Soeara B.O.W, Soeara Spoor dan Tram, dan Soeraaurna.

Menurut Tirto, pers memiliki tugas yang mulia.

Pers harus memajukan dan memahami hak-hak juga martabat rakyat.

Ia juga menganggap pers bisa menjadi sarana menyadarkan masyarakat dalam menjawab beragam persoalan yang muncul di masyarakat.

Namun sayangnya Medan Prijaji yang berkantor di Bandung ini tak bertahan lama.

Baca juga: Pesan Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah di Hari Pers Nasional, Ajak Wartawan dan Pemerintah Sinergi

Pada 1912 mingguan ini berhenti diterbitkan.

Tirto merupakan orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum.

Dia berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu.

Kritik atau kecaman kepada pemerintah kolonial Belana itu ia kemas dalam bentuk cerita pendek.

Tak hanya menjadi jurnalis, Tirto juga merupakan seorang perumus gagasan dan pengarang karya-karya nonfiksi.

Atas hasil karya dan perjuangannya dalam dunia jurnalistik Indonesia, ia pun kemudian ditetapkan sebagai Bapak Pers Nasional oleh Dewan Pers RI pada tahun 1973.

Tak hanya sebagai Bapak Pers Nasional, Tirto juga dikenal sebagai Tokoh Kebangkitan Nasional Indonesia, dan perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia.

Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru dan Sang Pemula.

Pramoedya membentuk tokoh rekaan historis dalam novel tetraloginya yang diberi nama Minke.

Minke banyak diartikan sebagai perwujudan R.M. Tirto Adhi Soerjo, bapak kewartawanan berbahasa Melayu di Jawa dan perintis pergerakan.

Namun, ada juga watak dari Minke yang tidak identik dengan Tirto, karena memang Pramoedya tidak menciptakan Minke untuk merepresentasikan Tirto.

Pramoedya pernah mengatakan Tirto bukan dimaksudkan ditampilkan sebagai pahlawan, tapi sebagai individu yang telah berhasil melepaskan diri dari kebersamaan tradisional yang berabad lamanya jadi penghambat progres.

Inilah nilai kultural yang telah dicapai oleh RM. Tirto dan dianggap sebagai poin penting bagi Pramoedya. (*)

Berita Nasional Terkini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved