Berita Nasional Terkini

Prajurit TNI Bergerak Senyap Buru KKB Papua, Pilot Susi Air Jadi Prioritas Penyelamatan

Prajurit TNI dan Polri kini tengah bergerak untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, pasca insiden pembakaran pesawat Susi Air.

Kolase TribunKaltim.co via Istimewa
Ilustrasi: Pesawat Susi Air dibakar KKB Papua. Kini, prajurit TNI dan Polri tengah bergerak memburu KKB Papua, guna menyelamatkan pilot Susi Air. 

TRIBUNKALTIM.CO - Prajurit TNI dan Polri kini tengah bergerak untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, pasca insiden pembakaran pesawat Susi Air.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono bahkan telah mengerahkan tambahan prajurit untuk melakukan pencarian terhadap pilot Susi Air, yang dikabarkan berhasil melarikan diri saat hendak ditangkap KKB Papua.

Bukan tidak mungkin saat ini prajurit TNI dengan kemampuan khusus sudah bergerak senyap memburu KKB Papua, dan yang paling utama menyelamatkan pilot Susi Air.

Sementara itu, setelah sempat dikabarkan menghilang, 15 pekerja Puskesmas berhasil diselamatkan TNI dan Polri dengan kondisi selamat.

Sebanyak 15 pekerja Puskesmas yang sempat diancam KKB Papua di Distrik Nduga Papua akhirnya berhasil dievakuasi ke Timika.

Ke-15 pekerja Puskesmas tersebut dievakuasi oleh personel gabungan TNI-Polri dengan menggunakan helikopter.

Meski 15 pekerja berhasil dievakuasi, namun sang pilot pesawat Susi Air asal Selandia Baru bernama Captain Philips Marthen belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.

Belum diketahui nasib sang pilot hingga Rabu (8/2/2023) kemarin.

Baca juga: Panglima TNI Pastikan Tak Disandera KKB Papua, Nasib Pilot Susi Air Masih Misteri

Seperti diketahui, pesawat Susi Air yang dipiloti oleh Captain Philips Marthen dibakar KKB Papua di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.

Pihak KKB Papua mengklaim telah menyandera sang pilot yang berasal dari Selandia baru tersebut.

Namun hal itu dibantah oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Yudo mengungkap bahwa pilot Captain Philips Marthen tidak disandera KKB Papua melainkan menyelamatkan diri saat KKB membakar pesawatnya.

Hal senada juga diungkapkan Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat.

"Kita sementara melakukan pencarian apakah pilot disandera atau tidak. Kami perlu saksi apakah dia diamankan KKB atau pada saat pesawat dibakar dia melarikan diri," kata Wakapolda Papua, Brigjen Pol Ramdani Hidayat kepada Tribun-Papua.com di Timika saat jumpa pers.

Wakapolda mengatakan, kondisi Distrik Paro belum teridentifikasi dengan baik karena pihaknya hanya memantau melalui kamera drone.

"Intinya, semua masih mendalami informasi keberadaan pilot. Hari ini kami masih fokus penyelamatan 15 pekerja Puskesmas," ujarnya.

Saat ini, kata Ramdani, pihaknya belum bisa mengatakan apakah pilot itu disandera atau tidak karena saksinya belum ada.

"Untuk saksi itu lima penumpang Susi Air yang ke Paro, Selasa kemarin juga belum dimintai keterangan," katanya.

Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar KKB di Nduga, Penumpang Sudah Dievakuasi, KKB Sebut Syarat Lepaskan Pilot

Sementara Pj Bupati Nduga, Namia Gwijangge mengatakan, informasi pengancaman KKB tersebut diperoleh dari pelaksana pekerja Puskesmas Paro.

"Saya mendapat informasi itu dan melakukan komunikasi sehingga 15 pekerja bisa diselamatkan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini pilot masih tertahan disana oleh KKB tetapi masyarakat telah mengamankan pekerja.

"Saya atas nama pribadi dan pemerintah Kabupaten Nduga mengucapkan terimakasih kepada TNI-Polri," jelasnya.

Keberadaan Pilot Sudah Terdeteksi

Sebelumnya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebut keberadaan pilot pesawat Susi Air sudah terdeteksi pasca-insiden pembakaran di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.

Meski begitu, hingga kini pilot yang merupakan warga negara Selandia Baru bernama Philips Max Marthin masih belum ditemukan.

"(Pilot) belum, tapi sudah terdeteksi," kata Yudo kepada wartawan setelah rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Yudo mengatakan sejauh ini pihaknya sudah berhasil mengevakuasi 15 pekerja Puskesmas yang sebelumnya diancam Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

"Makanya dengan tadi sudah kita evakuasi 15 (pekerja puskesmas), prioritasnya sekarang ini untuk mencari pilotnya," katanya.

Baca juga: Nasib Pilot Susi Air Usai Pesawatnya Dibakar KKB Papua Kelompok Egianus Kagoya

Yudo membantah pilot asal Selandia Baru tersebut disandera Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM.

Ia menyebut Kapten Philips hanya menyelamatkan diri setelah pesawatnya diduga dibakar kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Dia (Pilot) kan diancam akhirnya diselamatkan lah oleh mungkin salah satu masyarakat di situ," jelasnya.

TPNPB Sandera Pilot untuk Alat Negoisasi

Di sisi lain, pembakaran tersebut dilakukan Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) di bawah pimpinan Egianus Kogoya saat pesawat mendarat di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organiasai Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom membantah telah menyandera penumpang pesawat Susi Air.

Sebby Sambom menyebut pihaknya hanya menyandera pilot pesawat tersebut.

"Kalau penumpangnya tidak disandera, karena mereka itu masyarakat asli di sana," kata Sebby seperti yang diberitakan Tribun-Papua.com.

Ia mengatakan, pilot tersebut akan menjadi alat negosiasi dengan Selandia Baru, karena pilot berkewarganegaraan Selandia Baru.

"Jadi soal pilot ini kami akan melakukan negosiasi dengan New Zealand, dan mereka harus mencari mediator dari Organisasi PBB agar melobi ke Jakarta untuk kami berunding," ujarnya.

Baca juga: KKB Berulah Lagi! Bakar Pesawat Susi Air di Paro Nduga, Pangdam Cenderawasih Sebut Pilot Dibawa KKB

Polisi membeberkan kronologi pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut kasus itu berawal saat adanya 15 pekerja pembangunan sebuah puskesmas di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

"Ada kelompok itu datang, yang mereka mencurigai bahwa 15 pekerja yang akan membangun bangunan puskesmas di Paro itu, ada anggota TNI atau BIN di dalam. Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun Puskesmas," kata Mathius di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Mathius menerangkan ada lima pekerja yang tidak memiliki kartu identitias diri.

Mendapat laporan itu, TNI dan Polri hendak mengevaluasi belasan pekerja tersebut.

"Lanjutan dari kejadian tanggal 4, 5, dan 6 (Februari), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini," ucapnya.

Singkat cerita, pesawat Susi Air yang dipiloti warga negara Selandia Baru, Philips Max Marthin sampai di Bandara Distrik Paro pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat yang membawa lima penumpang itu rencananya akan digunakan untuk mengangkut 15 pekerja bangunan yang dicurigai KKB.

Saat itu, lima penumpang pesawat dilepas karena merupakan warga asli Papua.

Baca juga: Baku Tembak KKB Papua vs Aparat, 3 Anggota Polisi Terluka di Distrik Oksibil

Namun, pesawat tersebut ditahan hingga dibakar oleh KKB.

"Namun pada saat 7 (Februari) kemarin masuknya pesawat membawa lima warga sipil orang Paro, itu akhirnya setelah turun pesawatnya ditahan, tidak boleh terbang, karena mereka juga mungkin kita evakuasi keluar," ungkapnya.

Setelahnya, sang pilot disebut berhasil melarikan diri.

Namun, 15 pekerja bangunan tersebur diselamatkan oleh tokoh agama setempat.

"Warga masyarakat yang 15 tadi sudah diamankan oleh bapak pendeta, kami memang sangat berterima kasih kepada pendeta, karena tahu ada kejadian itu, langsung dibawa keluar para pekerja itu, karena takut ada korban para pekerja," katanya.

Ke 15 pekerja ini pun sudah dievakuasi personel TNI-Polri untuk keluar dari Distrik Nduga, pada hari ini.

Namun saat ini aparat keamanan masih mencari keberadaan pilot pesawat yang masih belum ditemukan.

"Nah pilot itu sementara memang masih tidak jauh dari Paro," ujarnya. (*)

Berita Nasional Terkini

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Panglima TNI Sebut Pilot Susi Air Tak Disandera TPNPB Tapi Menyelamatkan Diri, di Mana Sang Pilot?

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved