Berita Nasional Terkini

Pemerintah Tak Wajibkan Vaksin Booster Kedua saat Mudik Lebaran 2023, Ini Penjelasan Menkes

Tahun ini, Lebaran 2023 akan jatuh di bulan April. Sudah tak lagi pandemi Covid-19, apakah ada syarat khusus untuk mudik lebaran?

Freepik
Ilustrasi. Daftar jenis vaksin booster kedua Covid-19 lengkap dengan dosisnya. Mulai diberikan 24 Januari 2023. Apakah mudik lebaran 2023 wajib vaksin booster kedua? Ini penjelasan Menteri Kesehatan. 

TRIBUNKALTIM.CO - Mudik Lebaran tiap tahun jadi salah satu perhatian pemerintah.

Tahun ini, Lebaran 2023 akan jatuh di bulan April. Sudah tak lagi pandemi Covid-19, apakah ada syarat khusus untuk mudik lebaran?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah tidak mewajibkan vaksin booster Covid-19 kedua saat mudik Lebaran 2023.

"Saat ini pemerintah akan lebih mengurangi intervensi pemerintah, mengharuskan, mewajibkan, memaksakan. Jadi nanti dalam hal vaksin ini kita lebih mendorong pada partisipasi masyarakat," ujar Budi saat kunjungan kerja ke RSUD Sumedang, Jawa Barat, Jumat (10/2/2023) sore.

Baca juga: Terjawab! Awal Puasa Ramadhan dan Lebaran 2023 Ditetapkan Muhammadiyah, Ini Doa Menyambut Ramadhan

Budi menuturkan, dorongan dari pemerintah terkait vaksin booster kedua ini berupa ajakan kepada warga yang sudah usia lanjut dan sering mengalami sakit-sakitan.

"Kalau merasa sudah tua, sering sakit-sakitan, sakit batuk secara terus menerus, itu kami anjurkan untuk vaksin booster kedua. Kalau, masih muda, sehat, itu tidak perlu saya kira. Jadi sekali lagi, kita menekankan untuk ke depan ingin mengurangi intervensi pemerintah dan lebih mengedepankan partisipasi masyarakat," tutur Budi.

Budi juga memastikan ketersediaan stok vaksin booster kedua aman. Stunting Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Sumedang, Budi mengecek secara langsung penanganan stunting di Kabupaten Sumedang.

Selain RSUD Sumedang, Budi juga mengunjungi pos pelayanan terpadu (Posyandu) dan Puskesmas.

"Sumedang sejauh ini menjadi kabupaten terbaik di Indonesia dalam penanganan stunting. Dan kami akan mereplikasi aplikasi Simpati (Sistem Pencegahan Stunting) yang akan kami uji coba di 50 kabupaten/kota di Indonesia," sebut Budi.

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, sangat bangga jika aplikasi stunting bisa direplikasi oleh Kementerian Kesehatan dan akan diuji coba di 50 kabupaten/kota di Indonesia.

"Kami bersyukur apa yang kami punya bisa bermanfaat untuk kepentingan lebih luas. Apalagi, nanti, aplikasi kami ini akan digunakan juga oleh 50 kabupaten/kota untuk uji coba penanganan stunting di Indonesia," kata Dony.

Update Covid-19 di Kaltim, Seluruh Pusat Karantina Ditutup Atas Kebijakan Pencabutan PPKM

Update Covid-19 di Provinsi Kalimantan Timur terkini sudah mulai berangsur membaik semenjak awal tahun 2023.

Kebijakan Presiden Joko Widodo terkait pencabutan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) perlahan membuat masyarakat hidup berdampingan dengan Covid-19.

Termasuk ditutupnya layanan kesehatan pusat karantina Covid-19 Provinsi Kaltim yang ada di Kota Samarinda.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengungkapkan kini pasien Covid-19 yang akan melakukan isolasi bisa langsung ke fasilitas kesehatan (faskes).

"Rujukannya jadi sekarang langsung ke Rumah Sakit," sebutnya, Kamis (9/2/2023).

Namun demikian, jika terjadi lonjakan Covid-19, 3 lokasi isolasi terpusat yang disediakan Pemprov Kaltim yakni Asrama atlet GOR Kadrie Oening Sempaja, Kantor BPSDM dan Bapelkes yang lokasinya berada di Kota Samarinda bisa kembali difungsikan.

Baca juga: Rangkaian HUT Kota Balikpapan, Gelar Donor Darah dan Vaksinasi Covid-19 di Mall BSB

Kini, kondisi 3 lokasi tersebut telah kembali pada fungsi awal semenjak adanya aturan terbaru terkait PPKM.

"Apabila ada lonjakan, ruang rawat yang kini kembali pada fungsinya akan cepat kita buka lagi. Bed segala macam memang berfungsi seperti awal, bisa dimanfaatkan sesuai awalnya, tidak ada yang mubazir," terang Andi Muhammad Ishak.

Begitu pula dengan seluruh alat medis yang telah disediakan saat 3 lokasi pusat karantina Pemprov Kaltim tersebut merawat pasien Covid-19, nantinya akan di kembalikan ke sejumlah faskes.

"Kita kembalikan ke Rumah Sakit, Laboratorium dan Puskesmas. Kembali ke fungsi awal, sebagian ada membeli peralatan medis ringan untuk 3 lokasi itu bisa menjadi stok Dinkes atau difungsikan di Rumah Sakit, karena pusat karantina untuk penanganan ringan, berat tetap ke Rumah Sakit," sambung Andi Muhammad Ishak.

Kondisi saat ini, jika pasien menderita Covid-19 akan tetap diberikan rujukan ke Rumah Sakit atau melakukan isolasi mandiri.

Pasalnya, kondisi terkini Covid-19 telah benar-benar terkendali.

Baca juga: Belum Sentuh 80 Persen, Capain Vaksinasi Covid-19 di Kutai Barat Kurang Memuaskan

Ditambah dengan imunitas masyarakat yang tinggi karena dipacu oleh vaksinasi yang digencarkan pemerintah, sehingga masyarakat yang terkena Covid-19 tidak terlalu berat.

Kondisi tersebut juga membuat masa pemulihan dari Covid-19 juga cenderung cepat.

"Situasi sekarang, kita bersyukur dengan tingkat imunitas kita yang bagus dan cenderung tinggi karena vaksinasi. Kalau ada kasus relatif tubuh lebih siap dan kondisi tidak berat seperti pertama terkena. (*)

Berita Nasional Terkini Lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved