Berita Nasional Terkini

3 Aktivitas Tangkal Radikalisme versi Legislator DPR RI Dapil Kaltim, Sekolah Wajib Dibenahi

Hetifah Sjaifudian, mengingat tingginya jumlah anak yang terlibat, baik sebagai korban maupun pelaku perundungan

Editor: Budi Susilo
HO/Hetifah
TANGKAL RADIKALISME ANAK - Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR RI dan Legislator dari Daerah Pemilihan Kalimantan Timur (Dapil Kaltim), mengingat tingginya jumlah anak yang terlibat, baik sebagai korban maupun pelaku perundungan atau bullying, Minggu (23/11/2025) di Jakarta. 

Ringkasan Berita:
  • Radikalisme bukan cuma dari anak, tapi juga dari orangtua, guru, dan juga masyarakat di sekitarnya;
  • Seringkali pelaku kekerasan di sekolah adalah korban kekerasan atau masalah yang terjadi di rumah atau masyarakat.

 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA – Indonesia disebut telah memasuki fase darurat kekerasan anak.

Hal ini ditegaskan oleh Hetifah Sjaifudian, Ketua Komisi X DPR RI dan Legislator dari Daerah Pemilihan Kalimantan Timur (Dapil Kaltim), mengingat tingginya jumlah anak yang terlibat, baik sebagai korban maupun pelaku perundungan atau bullying.

Menurut Hetifah, kondisi ini tidak bisa dibiarkan dan menuntut tindakan cepat serta serius dari berbagai pihak.

"Kita sudah dalam kondisi darurat kekerasan, dan ini pasti banyak sebabnya," kata Hetifah saat ditemui di Kompleks Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), Jakarta Pusat, Minggu (23/11/2025).

Hetifah menekankan bahwa situasi ini harus menjadi alarm bagi semua pihak untuk segera menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman.

Menurutnya, kerja sama multisektor adalah kunci utama.

"Bukan cuma dari anak, tapi juga dari orangtua, guru, dan juga masyarakat di sekitarnya. Dari mulai sarana prasarana juga," tegasnya.

Hetifah mencontohkan, aspek detail seperti penempatan dan penerangan toilet sangat berpengaruh terhadap rasa aman dan nyaman di sekolah.

Di sisi lain, Hetifah menyoroti pandangan guru Bimbingan Konseling (BK) di banyak sekolah yang masih terbatas, yakni hanya menangani kasus kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Padahal, seringkali pelaku kekerasan di sekolah adalah korban kekerasan atau masalah yang terjadi di rumah atau masyarakat.

Oleh karena itu, ia mendorong agar guru dan orang tua tidak lagi bersikap cuek.

"Nah, berarti harus betul-betul dikenali. Setiap anak itu kondisinya seperti apa kalau ada perubahan. Baik guru maupun orang tuanya harus lebih care," ujarnya.

Ilustrasi paham radikalisme
BAHAYA RADIKALISME - Ilustrasi paham radikalisme jadi alarm bahaya bagi bangsa Indonesia. Radikalisme seringkali pelaku kekerasan di sekolah adalah korban kekerasan atau masalah yang terjadi di rumah atau masyarakat.

3 Aktivitas Bisa Tangkal Radikalisme 

Lebih lanjut, ia juga memberikan peringatan serius mengenai potensi paparan paham radikalisme pada anak. 

Orangtua diimbau untuk aktif mengawasi aktivitas anak, termasuk:

  • Dengan siapa anak berkomunikasi.
  • Jenis permainan daring yang mereka akses.
  • Lingkungan pergaulan sehari-hari.

Menurutnya, radikalisme tidak hanya masuk melalui game tertentu, tetapi ada banyak cara yang digunakan untuk melakukan penetrasi terhadap anak-anak.

"Ini juga menjadi satu peringatan yang sangat serius," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ketua Komisi X DPR, Kita Sudah Darurat Kekerasan di Sekolah 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved