Berita Kukar Terkini
Bupati Edi Damanysah Minta Bidan di Kukar Terlibat Turunkan Angka Stunting
Bidan juga harus memiliki kompetensi klinis serta pemahaman sosial budaya untuk menganalisa, melakukan advokasi
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur diminta terlibat dalam penanganan stunting.
Hal ini disampaikan Bupati Kukar, Edi Damansyah saat rapat kerja cabang (Rakercab) IBI di Gedung Puteri Karang Melenu, Tenggarong Seberang.
"Kami berpesan, agar percepatan penurunan stunting menjadi salah satu agenda dan pembahasan," ujarnya Rabu (15/2/2023).
Menurut Edi Damansyah, Profesi Bidan menuntut seseorang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Baca juga: Cara Cegah Stunting pada Anak, Bukan dengan Asupan Sayur-sayuran
Pelayanan tersebut meliputi kesehatan ibu, anak, reproduksi perempuan, dan keluarga berencana.
Bidan juga harus memiliki kompetensi klinis serta pemahaman sosial budaya untuk menganalisa, melakukan advokasi.
Serta pemberdayaan, dalam mencari solusi dan inovasi guna meningkatkan kesejahteraan perempuan, keluarga dan masyarakat.
“Menurunkan stunting perlu keterlibatan para bidan, kareba berkaitan langsung dengan capaian kinerja kesehatan berdasarkan RPJMD tahun 2022-2026,” kata Edi.
Baca juga: 1.060 Bidan di Kukar Diminta Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Menurutnya, dengan seperangkat kompetensi dan pemahaman profesional yang dimiliki oleh seorang bidan.
Maka dapat berperan sebagai pemberi pelayanan kebidanan, pengelola pelayanan kebidanan penyuluh dan konselor.
Pendidik, pembimbing, fasilitator klinik, penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan dan menjadi peneliti dalam praktik kebidanan.
Oleh sebab itu, penting untuk saling bekerja sama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan. Melalui pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna.
“Berfokus pada aspek pencegahan dan promosi serta dengan berlandaskan kepada kemitraan dan pemberdayaan masyarakat," imbuhnya.
Baca juga: Stunting bisa Pulih? Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Ungkap Pentingnya Masa 1.000 Hari untuk Pencegahan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kukar, sepanjang tahun 2022 lalu, kasus stunting di Kukar mencapai 17,64 pesen, diperkirakan sekira 3 ribu jiwa mengalami stunting.
Mengacu pada tahun 2021 ke 2022 kasus stunting di Kukar alami peningkatan, namun rasio peningkatannya tidak sampai 1 persen. Wilayah yang banyak alami kasus stunting yakni, bagian hulu dan pesisir.

Banyak faktor yang menyebabkan stunting, di antaranya kondisi ekonomi dan lingkungan, kondisi kesehatan gizi ibu.
Terutama sebelum atau saat kehamilan dan setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin yang berisiko terjadinya stunting pada bayi atau balitanya. (*)
Kutai Kartanegara Tuan Rumah Agro Expo KTNA Nasional 2025, Fokus Teknologi Pertanian Modern |
![]() |
---|
Pengukuhan Pemangku Adat Istiadat Kutai di Kutai Timur, Momen Pelestarian Nilai Sejarah |
![]() |
---|
H. Kasmo Pital Resmi Dikukuhkan Sebagai Pemangku Adat Istiadat Kutai di Kutim |
![]() |
---|
Polres Kukar Bongkar 2 Kasus Kejahatan, Penipuan Bermodus Lowongan Kerja dan Pencurian 14 Ponsel |
![]() |
---|
Persiapan Festival Erau 2025 di Kukar Capai 90 Persen, Warga Diajak Meramaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.