Amalan dan Doa

Teks Khutbah Jumat Singkat Bertemakan Merefleksi Kembali Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Teks Khutbah Jumat Singat Bertemakan Merefleksi Kembali Peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

|
Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/Nevrianto Hardi Prasetyo
Ustadz Muhammad Yamin, LC Khutbah di Masjid Baitul Muttaqien Islamic center Kaltim 

Rasulullah juga diperlihatkan orang-orang yang disediakan makanan berupa daging lezat, tetapi justru memilih memakan daging mentah lagi busuk. Ini adalah gambaran umat beliau yang suka memakan hasil riba.

Di samping itu, ketika Rasulullah diajak Malaikat Jibril memasuki sebuah dimensi, beliau mencium bau sangat harum.

Malaikat Jibril menceritakan itulah gambaran seorang ibu bernama Masyithoh beserta keluarganya.

Semasa hidupnya, seluruh keluarganya wafat dalam mempertahankan keimanan lantaran tidak mengakui Firaun sebagai Tuhan.

Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah

Refleksi sejarah Isra Miraj ini harus kita jadikan warning (peringatan) bagi kita.

Sudahkah kita sadari bahwa fenomena yang terjadi sekarang ini menunjukkan betapa wabah-wabah seperti itu telah menjangkiti sebagian umat Islam.

Kejadian-kejadian yang diperlihatkan Allah SWT pada saat Rasulullah SAW diperjalankan dalam peristiwa Isra Miraj itu, saat ini betul-betul terjadi dan inilah yang menjadi kekhawatiran beliau.

Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut dengan Isra adalah sentral dimulainya perjalanan spiritual beliau.

Baitullah adalah sentral tertujunya seluruh aktivitas ibadah yang kita lakukan.

Ka’bah As Syarifah adalah kiblat umat Islam di seluruh penjuru dunia, bukan kepada batu, melainkan tertuju pada satu tujuan yakni Allah ‘Azza Wajalla.

Dan barangsiapa yang hatinya terkunci hanya menyembah Allah SWT maka akan dirasakan olehnya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Oleh karenanya, jangan sekali-kali kita mati dengan tidak membawa iman. Karena peristiwa Isra Miraj ini hanya bisa ditelaah dengan iman.

Sehingga ketika kita berkiblat ke Baitullah disitulah hati kita tertuju Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samawati wal ‘ardh.

Menyatukan ruh dan hati kita hanya tertuju kepada kepada-Nya karena hanya hati yang suci nan bersih mampu merasakan kehadiran Allah SWT.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved