Breaking News

Berita Balikpapan Terkini

Perekonomian Kaltim Tumbuh 4,48 Persen, Sektor Tambang Masih Mendominasi PDRB

Forum ALCo (Asset and Liability Committee) Kalimantan Timur menyebut perekonomian di Kaltim hingga akhir 2022 melanjutkan tren pertumbuhan positif.

Penulis: Ardiana | Editor: Jino Prayudi Kartono
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
PRESS CONFERENCE - Press Conference ALCo Regional Kaltim di Gedung Keuangan Negara Balikpapan, Selasa (28/2). 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Forum ALCo (Asset and Liability Committee) Kalimantan Timur menyebut perekonomian di Kaltim hingga akhir 2022 melanjutkan tren pertumbuhan positif. Pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 4,48 persen yoy.
Tren positif pertumbuhan perekonomian Kaltim menandakan respons positif atas kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam akselerasi pemulihan ekonomi pasca Covid-19. Serta pelonggaran kebijakan pembatasan social yang sempat membelenggu ekonomi regional.
"Perekonomian Indonesia masih sangat baik. Satu diantara beberapa negara yang ditahun 2022 sangat tinggi. Ditengah ekonomi global, perekonomian Indonesia bisa tumbuh," ujar Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi (OBTI) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sudarto, Selasa (28/2).
Adapun Produk domestik regional bruto (PDRB) Kalimantan Timur tahun 2022 mencapai Rp921,33 triliun. Sementara pada triwulan IV sebesar Rp253,57 triliun. Sehingga, Kaltim berkontribusi sebesar 52,14 persen dari PDRB Regional Kalimantan sebesar Rp1.767,01 triliun.
Sektor pertambangan dan penggalian masih menjadi sektor yang mendominasi PDRB Provinsi Kalimantan Timur dengan share sebesar 53,24 persen. Juga sektor industri pengolahan merupakan sektor terbesar kedua dengan share sebesar 15,05 persen.
Sehingga, inflasi di Kaltim pada bulan Januari 2023 mencapai 0,43 persen mtm dengan tingkat inflasi 0,43 persen ytd dan 4,90 persen yoy.
"Inflasi utamanya terjadi karena tingginya permintaan pasar seiring dengan perayaan tahun baru dan imlek tidak sebanding dengan pasokan beberapa bahan pokok yang terkendala distribusi akibat tingginya gelombang air laut," ucap Kepala Kanwil DJPb Prov Kaltim, Syaibani.
Menurutnya, inflasi juga disebabkan faktor lain. Berupa kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang hampir mencapai 6,2 persen. Serta efek kenaikan BBM memasuki fase kedua pada triwulan kedua setelah terjadinya kenaikan harga.

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved