Wawancara Eksklusif
Geliat PKB Kaltim menuju Pemilu 2024, Syafruddin: Dari Pemilih Sarungan Rambah Kaum Millenial
Ketua DPW PKB Kalimantan Timur, Syafruddin menilai paket Prabowo-Muhaimin adalah paket komplit.
Penulis: Ardiana | Editor: Adhinata Kusuma
Itu memang menjadi tantangan besar untuk semua partai politik. Kalau kita hanya berpikir tanpa ada tindakan, kita tidak akan mungkin mempengaruhi mereka. Tapi kalau kita bisa mengedukasi mereka, menunjukkan bahwa politik ini adalah cara efektif untuk melakukan perubahan.
Karena kalau sudah bicara tentang politik pasti ujung-ujungnya kekuasaan. Maka dengan cara yang sederhana, seperti politik yang santun, ramah, tidak hoax. Ini yang melahirkan ketertarikan di kalangan milenial. Sembari kita buat program-program kongkrit seperti membuat komunitas yang kerap disukai anak milenial.
Itulah yang sedang di lakukan oleh PKB. Dan PKB sudah melakukan itu. Selain itu juga banyak anggota DPR PKB yang masih muda, umur 40 tahun ke bawah.
Apakah menempatkan caleg muda di kursi DPR untuk menjangkau kalangan milenial?
Ya. Salah satu cara kita mengkampanyekan bahwa saatnya anak muda memimpin, adalah dengan cara menampilkan tokoh muda untuk maju sebagai caleg.
Kita tidak terfokus berkampanye soal anak muda. Tapi buktinya hari ini, kita anak muda yang menggerakkan PKB.
Jadi kita tidak selesai pada slogan atau jargon anak muda. Tapi kita menunjukkan fakta bahwa penggerak PKB adalah mayoritas anak muda. Seperti saya yang ditunjuk memimpin PKB Kaltim saat umur 29 tahun. Sekarang sudah 34 tahun.
Apakah di tahun 2024 nanti akan memasang caleg muda?
Pasti. Kita akan beri ruang ke anak muda kurang lebih 30 sampai 40 persen. Itu sudah kebijakan partai dan kita juga membaca perkembangan populasi pemilih hari ini kelompok milenial sangat signifikan.
Itulah yang membuat kita menghadirkan caleg yang tidak hanya muda, tapi juga punya pikiran yang cemerlang, punya gagasan dan keberpihakan, juga punya nilai perjuangan untuk mewujudkan harapan rakyat.
Sejauh mana koalisi antara PKB dengan Gerindra yang mempengaruhi kondisi partai?
Inikan kebijakan DPW dan DPP terkait koalisi dengan Gerindra. Kami di daerah ini cuma manut saja, sebagai prajurit yang baik harus melaksanakan apa yang menjadi keputusan partai di tingkat atas.
Kalau ditanya pengaruh koalisi di pasar pemilih, tidak ada. Karena pemilih PKB dan Gerindra, pasarnya beda. Kita sudah punya pasar yang jelas yaitu pasar tradisi sarungan dan bergerak maju menjangkau milenial.
Jadi, koalisi ini tidak berlanjut sampai daerah?
Hanya sampai koalisi kesepakatan. Kalau bicara tentang bagaimana meyakinkan dan melakukan pendekatan pada pemilih, masing-masing punya cara. Artinya gak mungkin caleg PKB kerja bareng dengan Gerindra, harus masing-masing. PKB dengan caranya, Gerindra dengan caranya.
Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai |
![]() |
---|
Bincang Pembangunan Gedung di IKN Bersama Robby Dwikojuliari, 'Awalnya Saya juga Sempat Pesimistis' |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN Sebut Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Tokoh yang Cocok Pimpin Kaltim |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN tak Hanya 'Menjual' Anas Urbaningrum di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.