Wawancara Eksklusif
Rusman Yaqub Bicara Transformasi PPP Jelang Pemilu 2024, Antisipasi Terulangnya Tsunami Politik
B agaimana transformasi PPP menghadapi gempuran zaman jelang Pemilu serentak 2024? Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Rusman Yaqub
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM.CO - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru saja merayakan hari lahirnya yang ke 50 pada bulan Januari 2023 lalu.
Di Kalimantan Timur, digelar raker di Ballroom Hotel Grand Senyiur Balikpapan. Ribuan kader PPP hadir menghijaukan acara raker.
PPP menjadi salah satu partai besar di era Orde Baru. Pemilihnya dikenal militan.
PPP dianggap sebagai representasi dari umat Islam dalam menyalurkan suaranya. Namun PPP juga diidentikkan sebagai partai tradisional yang konstituennya bisa dikatakan orang-orang tua.
Menanggapi itu, Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, Rusman Ya'qub, membantah.
"Oh enggak. Bahwa masih ada yang mengidentikkan itu, biasanya lawan politik, itu biasa lah. Faktanya hari ini, Alhamdulillah PPP sudah mampu mampu bertransformasi," katanya dalam talkshow eksklusif Mata Lokal Tribun Kaltim ‘Langkah Partai Ka'bah di 2024', Selasa (24/1).
Baca juga: Giliran PPP Kasih SInyal Dukungan Cawapres ke Erick Thohir, Sama Ganjar Pranowo di Pilpres 2024?
Baca juga: Hadiri Harlah PPP Ke-50 Tahun, Walikota Balikpapan dan Gubernur Kaltim Beri Pesan Terkait Pemilu
Lantas bagaimana transformasi PPP menghadapi gempuran zaman jelang Pemilu serentak 2024? Berikut petikan wawancara eksklusif bersama Rusman Yaqub.
PPP sudah dikenal karena merupakan partai lama yang lahir di era orde baru, apakah ini akan menjadi keuntungan atau beban di Pemilu 2024 nanti?
PPP dari perspektif sejarah, dilahirkan pada 5 Januari 1973, tepatnya 50 tahun lalu. Saat itu, PPP lahir dari gabungan 4 partai politik Islam, yaitu Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Sarikat Indonesia, dan Partai Islam.
Kemudian ada penciutan partai politik di zaman orde baru, maka lahirlah 3 partai kala itu ada yang berbasis keagamaan, nasionalis dan kekaryaan. Basis kekaryaan sama-sama kita ketahui Golkar yang tidak mau disebut sebagai partai, baru pada rezim reformasi diubah.
Partai berbasis nasionalis dimotori oleh Partai Demokrasi Indonesia (PDI), termasuk berlatar agama merapat ke partai ini. Dari partai berbasis islam, dengan mendeklarasikan menjadi PPP sampai hari ini.
Kalau dikatakan PPP bagian dari parpol yang memiliki sejarah panjang dalam proses demokrasi di Indonesia, saya kira sejarah menyimpulkan seperti itu. Bahwa ini menjadi keuntungan atau sebaliknya menjadi beban, bagi parpol sesungguhnya pantang namanya adanya beban itu.
Parpol selalu berjuang dan selalu mengatasi tantangan serta rintangan, bagi PPP Pemilu 2024 itu bukan beban, tetapi memang harus dihadapi. Sampai hari ini faktanya, PPP masih menjadi peserta Pemilu pada 2024, sehingga tantangan apapun, bebannya juga kita harus atasi, hadapi dengan baik.
Insyaallah di tahun 2024 menjadi momentum bagi PPP meraih kejayaan, apalagi di harlah ke-50 ini benar-benar menjadi spirit bagi para pengurus, kader dan simpatisan dari tingkat pusat hingga basis untuk bergerak ke seluruh lapisan.
Di Kaltim kita selenggarakan berbagai kegiatan, tapi intinya adalah "check sound" jelang menghadapi Pemilu 2024. Serta kegiatan yang kita gelar di Balikpapan. Dengan kata lain memanaskan mesin partai menghadapi Pemilu 2024.
Bahwa banyak tantangan yang harus kami hadapi, itu pasti. Karena rivalitas atau kontestasinya, persaingan antarpartai sangat ketat, apalagi setelah diumumkan KPU, siapa saja peserta Pemilu 2024. Saya kira semua partai juga pasti mempersiapkan diri, termasuk PPP.
PPP juga dikenal sebagai partai tradisional yang konstituennya bisa dikatakan orang-orang tua. Imej ini akan terus dipertahankan atau sudah bertransformasi?
Oh enggak. Bahwa masih ada yang mengidentikkan itu, biasanya lawan politik, itu biasa lah. Faktanya hari ini, Alhamdulillah PPP sudah mampu mampu bertransformasi.
Banyak pengurus-pengurus PPP saat ini, mulai dari tingkat pusat sampai kepada tingkat ranting (kelurahan), justru banyak anak-anak muda. Ini memang kita dorong agar bisa mengambil peran, dan ini harus dilakukan oleh PPP.
Bahwa hari ini masih ada basis militan PPP iya, dan kalau boleh dikatakan kami memiliki pemilih militan. Beda dengan barangkali partai yang kemunculannya di era reformasi, tidak memiliki basis militansi seperti PPP.
Tetapi kami tidak serta merta mengandalkan itu, karena bisa tergerus sesuai dengan kondisi zaman yang berjalan, oleh karena itu PPP selalu melakukan transformasi kader. Kita hari ini, mendorong kader kita agar menyasar segmen pemilih yang basis milenial.
Apalagi kita lihat di 2024, data pemilih banyak milenial nantinya, dan terlihat, maka itu suatu keharusan bagi PPP menerobos segmentasi generasi muda. Pertanyaannya bagaimana strategi dan mengubah imej agar disukai kaum muda. Tentu kita akan bawa jargon baru yang menyesuaikan dimensi pasar politik.
Bagaimana kita merekrut basis-basis generasi milenial mulai pusat hingga grass road (pengurus ranting). Lalu program atau ide yang kita tawarkan berkesesuaian dengan konteks zaman dan kepentingan basis yang kita sasar, soal teknis tidak perlu saya ungkapkan karena itu bagian dari strategi kami, tidak mungkin kami ungkap detail. Tidak mungkin PPP tidak melakukan terobosan, termasuk menyasar segmentasi pemilih.
Karena PPP, kalau mau di mapping, saya kira apa pun segmentasinya apalagi berbasis islam tentu orientasi ke perjuangan nilai-nilai keislaman sebagai tawaran kepada umat. Bagaimana dengan kemiskinan, kesetaraan, kesejahteraan itu sendiri.
Tidak bisa lagi PPP mengkampanyekan dari sisi kaedah dan simbol keagamaan semata, tetapi PPP harus bisa menerjemahkan dalam bentuk nilai yang tertransformasi ke kehidupan masyarakat. Kader-kader di legislatif atau eksekutif tentu harus bisa berjibaku, berdiri di depan untuk menjawab persoalan yang harus dituntaskan.
Masyarakat tidak ingin hanya dipidatoin, tapi sejauh mana politisi atau kader partai mengejawantahkan komitmen politik dalam bentuk kerja atau program nyata di kebijakan pemerintah.
Apakah perubahan logo baru merupakan salah satu langkah merangkul kaum milenial?
Jadi begini, logo PPP yang ini malah kita kembali kepada logo asli atau asal, jadi berdasar hasil polling pemilih PPP, logo tidak perlu diubah tapi kembali ke asal. Memang sempat ada perubahan sedikit, tapi ketika digulirkan, pemilih PPP justru menghendaki logo asal, dan sudah menjadi identitas.
Berarti nanti salah satu cara merangkum kaum milenial, akan ada Caleg diisi milenial?
Ya tentu kita akan padukan, PPP kan dari segmentasinya sangat luas dan dari berbagai kalangan. Ada ibu-ibu, kelompok majelis, generasi yang selama ini militan terhadap PPP, kaum milenial, jadi kita kombain dari semua segmentasi yang ada.
Belum lagi soal perempuan. Alhamdulillah di Kaltim, keterwakilan perempuan, PPP justru yang paling komit. 4 anggota DPRD-nya, 3 perempuan dan 1 laki-laki yaitu saya.
Pemilu 2019 PPP meraih suara 4,5 persen, dan menjadi partai terakhir yang lolos parlementary threshold, apakah itu akan menjadi sebuah alarm jelang Pemilu 2024 ?
Satu sisi menjadi alarm, sisi lain justru menjadi motivasi untuk kita untuk bekerja keras bagaimana menjawab tantangan agar jauh lebih baik dari sebelumnya, sehingga Pemilu 2024 kembali meraih kejayaan.
Lantas apa yang membedakan PPP di 2019 menjelang 2024 nanti?
Yang membedakan menurut saya, pertama jika dibanding kesiapan PPP menghadapi Pemilu 2024 dibanding sebelumnya jauh lebih siap, kenapa? Karena seluruh struktur partai sudah siap.
Kedua, 2019 itu ada gejolak, dan tsunami politik menjelang Pemilu. Bayangkan, 1 bulan sebelum pencoblosan PPP mendapat musibah. Selain itu, Pemilu 2019 juga sedang proses dimana memulihkan perpecahan internal partai, sehingga kekuatan kita waktu itu sangat tidak solid, karena ada perpecahan dan itu berimbas.
Menjelang 2024 ini nyaris tidak ada gejolak, sampai saat ini tidak ada, mudah-mudahan tidak ada. Makanya kita jaga betul ritmenya supaya sampai 2024 itu tidak ada hal-hal yang mengagetkan dan mengejutkan seperti tsunami politik di kala 2019 lalu.
Yang selanjutnya adalah, ketika kita sounding dari berbagai aktivitas harlah ke 50 ini di seluruh Indonesia, Alhamdulillah euforianya luar biasa. Artinya semangat teman-teman di berbagai daerah itu luar biasa jika dibanding sebelumnya, gairah berpartainya itu sangat membanggakan dan menggembirakan. Mudah-mudahan ini pertanda, kader-kader lebih siap, tanggap, dalam menghadapi Pemilu mendatang. (Mohamamd Fairosussaniy/Bagian 1)
Penantang Baru di Pilkada Balikpapan 2024, Muhammad Sa'bani: Saya Tak Muluk-muluk, 5 Tahun Selesai |
![]() |
---|
Bincang Pembangunan Gedung di IKN Bersama Robby Dwikojuliari, 'Awalnya Saya juga Sempat Pesimistis' |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN Sebut Isran Noor dan Rudy Mas'ud, Tokoh yang Cocok Pimpin Kaltim |
![]() |
---|
Wawancara Eksklusif: PKN tak Hanya 'Menjual' Anas Urbaningrum di Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Persiapan PKN Kaltim Hadapi Pemilu 2024, Ikhsan Hattu: Loyalis Anas Urbaningrum jadi Modal Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.