Berita Balikpapan Terkini

Album Langka Apollo Benyamin Sueb di Balikpapan, Misteri Bunjamin S sampai Koleksi Ari Lasso 

Bagi Agus, piringan hitam Apollo Benyamin Sueb merupakan harta benda yang tidak ternilai dengan harga murah

|
Penulis: Budi Susilo | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO
Album langka Apollo, Benyamin Sueb di Kota Balikpapan. Bagi Agus, piringan hitam Apollo Benyamin Sueb merupakan harta benda yang tidak ternilai dengan harga murah, Jumat (17/3/2023).  

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Ada yang unik saat event Warna-warni 70-an berlangsung di Plaza Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada Jumat 17 Maret 2023 sore. 

Saat itu, ada stand yang menonjolkan hasil karya musik yang langka dan klasik. Ya, ada pameran piringan hitam Benyamin Sueb, sosok komedian dan musisi dari Jakarta.

Piringan hitam adalah alat musik masa silam, yang dimiliki dan dipamerkan Agus Firmansyah di Plaza Balikpapan

Agus memiliki koleksi piringan hitam album musik Apollo Benyamin Sueb. Bagi Agus, piringan hitam Apollo Benyamin Sueb merupakan harta benda yang tidak ternilai dengan harga murah. 

Baca juga: Semarak HUT ke-12 KOJA Balikpapan, Lenong Mengocok Perut hingga Pemilihan Ketua

Mengingat, kata Agus, piringan hitam Apollo sudah sangat langka, susah dicari di berbagai tempat di Indonesia. 

Mereka yang memiliki ini hanya segelintir orang saja. Mau cari sudah susah. Agus sangat berkeyakinan, album Apollo ini hanya satu-satunya di Balikpapan, bahkan di seluruh Kalimantan Timur tidak ada, kecuali punya Agus semata. 

"Ya kalau artis yang koleksi paling Ari Lasso. Bilangnya langka," katanya. 

Sejak remaja, Agus memang gandrung mengumpulkan benda-benda klasik, tempoe doeloe. Satu di antaranya album Apollo Benyamin Sueb

Dilihat dari cover piringan hitam Apollo, terdapat 12 lagu, antara lain:

- Ada Terompet;

- Disangka Maling;

- Pesta Djoget;

- Djalan-Djalan;

- dan Stambul Tjut Bray.

bagi agus piringa hitam
Agus Firmansyah memiliki koleksi piringan hitam album musik Apollo Benyamin Sueb. Bagi Agus, piringan hitam Apollo Benyamin Sueb merupakan harta benda yang tidak ternilai dengan harga murah. 

Lagunya enak didengar karena unik. "Saya suka tuh judul Si Ateng. Lagunya ingatkan film-film zaman dulu," ujar Agus yang lahir di Kota Balikpapan

Secara kebetulan, Agus memiliki alat pemutar musik yang diberinama Turntable Colt Portabel yang diproduksi sekitar tahun 1960-an.  

Baca juga: Parade Foto Aksi Kocak Lenong KOJA Balikpapan, Drama Asmara Berujung ke Dukun

Kata dia, cari alat pemutar musik piringan hitam juga susah, lantaran tidak ada lagi produksinya. 

Meski suaranya tidak jernih, tetapi kesan memori masa silam seakan dibangunkan lagi, hal ini yang membuat Agus ciptakan suasana seru. 

"Biasa saya nikmati sendiri, di rumah. Musik distel, sambil santai menikmati kopi, asyik banget," tutur Agus yang tinggal di daerah Jembatan Mariati Balikpapan

Misteri, Tertulis Bunjamin S 

Kali ini TribunKaltim.co berkesempatan melihat secara nyata, pirangan hitam Apollo Benyamin Sueb pada Jumat 18 Maret 2023. 

Dari cover piringan hitam yang dimiliki Agus sudah terlihat lusuh namun warnanya tidak pudar.

Tulisan di cover, termasuk foto Benyamin Sueb dalam sebuah Apollo dengan kemeja lengan panjang masih tampak jelas.  

Digambarkan di cover, sosok Benyamin Sueb dengan pencaran senyum riang ala band electrica.

Namun dari sampul piringan hitam produksi Indah Record ini uniknya lagi tertulis "Bunjamin S" bukan Benyamin Sueb. Bagi Agus, ini hal yang misterius. 

agus piringa hitam di bpn
Agus Firmansyah memiliki koleksi piringan hitam album musik Apollo Benyamin Sueb. Bagi Agus, piringan hitam Apollo Benyamin Sueb merupakan harta benda yang tidak ternilai dengan harga murah. 

"Ejaan lama kali ya? Atau dugaannya salah cetak saja kali. Ini yang langka cari barang yang tulisannya salah tulis nama Benyamin ya," ujar Agus. 

Jenis piringan hitam Apollo ini stereo, playable mono. Pada bagian belakang cover, memuat keterangan nama-nama judul lagu, dalam bentuk 2 side. Setiap side, ada 6 lagu. 

"Belum niat saya jual lagi. Susah mau cari, soalnya. Apalagi ini belum rusak, suaranya masih bagus," tegas Agus.   

Ketemu Jodoh Apollo

Menghitung mundur tahun, Agus menceritakan awal mula, jodoh bertemu piringan hitam dari Benyamin Sueb, seniman ala Jakarte yang lahir pada 5 Maret 1939.

Agus punya kenalan seorang pria di daerah kilometer 9 Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kebetulan pria ini juga teman karib Agus. 

"Saya dikasih tahu, ada tempan saya. Teman saya tanya ke saya, ini mau piringan hitam kah? Berani bayar kah?," ujar Agus yang menceritakan kawannya kala itu.   

Spontan saja, tepatnya 5 Desember 2022, pas dilihat barangnya, Agus langsung bergegas, tanpa berpikir panjang langsung sikat piringan hitamnya. 

Baca juga: Pemain Si Doel Anak Sekolahan yang Telah Tiada: Benyamin, Pak Tile, Basuki hingga Aminah Cendrakasih

Kata Agus, temannya kala itu memang tidak memiliki alat musiknya sehingga mengeluh tidak bisa menikmati isi album lagunya.

Secara kebetulan, album musik Apollo ini peninggalan orangtua teman Agus, atau ibaratnya hasil warisan orangtuanya yang pernah dibelinya di tahun 1970-an.

Jadi teman Agus bukan sosok kolektor, tetapi seorang keturunan dari sang penggemar musik karya Benyamin Sueb.

"Ya memang teman saya sudah benar-benar mau melepasnya. Bingung tidak bisa menikmatinya," tutur pria berambut tipis ini. 

Agus Firmansyah, pemuda Balikpapan, memiliki alat pemutar musik piringan hitam produksi tahun 1960-an.
Agus Firmansyah, pemuda Balikpapan, memiliki alat pemutar musik piringan hitam produksi tahun 1960-an. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Langsung saat itu Agus tawar dengan harga yang bisa dibilang hemat. Dengan uang Rp 100 ribu, Agus sukses menggondol album Apollo Benyamin Sueb.

"Kalau sekarang, tahun 2023, harganya sudah tidak dapat lagi Rp 100 ribu," ungkapnya. 

Selain itu, kata Agus, album Apollo bila dicari ke berbagai tempat, terutama pasar online masih bisa dicari tetapi belum tentu dijamin masih bagus. Dan harganya juga sudah tinggi. 

"Ngerawatnya harus hati-hati. Paling piringan hitamnya saya bersihkan pakai tisu, yang penting jangan sampai tergores biar kualitas bunyi musiknya terjaga," kata Agus.

(TribunKaltim.co/Budi Susilo)

 

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved