Wisata Puncak Bukit Biru Kukar Bakal Jadi Bumi Perkemahan

TRIBUNKALTIM.CO,TENGGARONG- Pembenahan Destinasi wisata pendakian puncak Bukit Biru masuk dalam program Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Pemerintah Desa Sumber Sari berniat menjadikan destinasi wisata puncak bukit biru itu menjadi bumi perkemahan.

Berbagai fasilitas pun akan dibangun di kawasan wisata puncak Bukit Biru tersebut.

"Jadi nanti di wisata Bukit Biru yang ditambahkan itu ada bumi perkemahan," ujar Kepala Desa Sumber Sari, Sutarno, Minggu (19/3/2023).

Di kawasan wisata itu juga nantinya akan dibangun gazebo sebagai tempat bersantai bagi para wisatawan yang ingin menikmati suasana pegunungan puncak Bukit Biru.

Baca juga: Akses Jalan Diaspal, Pengunjung Wisata Edukasi Rumah Kelinci Sangatta Kutim Naik 5 Persen

Baca juga: Wisata Kuliner Sungai Tuak Paser Bakal Diresmikan 20 Maret Mendatang

"Nantinya juga ada dibuat tangga, terus semacam tempat selfie dan papan nama," ungkapnya.

Selain itu, jalan menuju puncak juga akan diperbaiki dan dibuatkan tangga untuk memudahkan para pendaki mencapai puncak Bukit Biru.

Bahkan, Pemerintah desa juga menyediakan fasilitas penerangan pada malam hari, sehingga, wisatawan yang berkemah di puncak Bukit Biru merasa nyaman.

"Jadi ada perbaikan akses jalan menuju puncak dan sama lampu penerangan. Kalau lampu penerangan sudah dipasang secara swadaya," jelas Sutarno.

Penambahan-penambahan fasilitas di puncak Bukit Biru tersebut menggunakan anggaran desa dan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

"Dari desa menganggarkan. Kemudian dari swadaya warga juga ada," pungkasnya.

Diketahui, puncak Bukit Biru adalah salah satu destinasi wisata pendakian yang lokasinya tak jauh dari kota Tenggarong, tepatnya di Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu.

Puncak gunung ini tercatat memiliki ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.

Baca juga: Tiga Lokasi Wisata di Kutim Masuk Program 30 Destinasi Wisata Unggulan di Kaltim

Untuk mencapai puncak Bukit Biru, para pendaki harus berjalan kaki dan menempuh jarak sepanjang satu kilometer. Namun, jalur tersebut tak mudah untuk dilalui oleh pendaki.

Mengingat, semakin mendekati puncak gunung, semakin banyak rintangan yang dihadapi oleh pendaki. Termasuk jalur terjal dan disisinya terdapat jurang yang cukup tinggi. (*)