Breaking News

Ramadhan 2023

Bagaimana Penulisan Ramadhan yang Benar? Cek Kata yang Baku Versi KBBI, Jangan Sampai Keliru

Inilah penulisan Ramadhan yang benar, mana kata yang baku versi KBBI, Ramadhan apa Ramadan?

Grafis TribunKaltim.co
Ilustrasi. Mana tulisan yang benar Ramadhan atau Ramadan versi KBBI? 

TRIBUNKALTIM.CO - Inilah penulisan Ramadhan yang benar, mana kata yang baku versi KBBI, Ramadhan apa Ramadan?

Kedua versi baik Ramadhan maupun Ramadan sering kita jumpai dalam penulisan di media sosial.

Saat ini jelang bulan suci Ramadhan 2023 tentu akan banyak ditemui ucapan selamat menunaikan ibadah puasa.

Namun, banyak yang masih bingung mana penulisan Ramadhan yang benar menurut KBBI? Cek selengkapnya.

Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang tepat adalah 'Ramadan' bukan 'Ramadhan'.

Baca juga: 37 Background Ramadhan 2023 Versi HD, Cocok Dibagikan ke WA atau IG Sebagai Ucapan Selamat Berpuasa

Lalu mengapa Ramadan dipilih menjadi yang baku?

Kata Ramadan dianggap bentuk yang baku. sebab mengacu ke aturan penyerapan kosakata asing.

Bahasa Indonesia tidak mengenal gabungan konsonan 'dh'. Sehingga, wajib bagi setiap kosakata bahasa asing yang akan diserap untuk mengikuti kaidah bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Indonesia, Ramadan/Ra-ma-dan/ berarti bulan ke -9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari).

Pada bulan ini, umat Islam diwajibkan berpuasa.

Kata Ramadan berasal dari akar kata ramida atau ar-ramad yang berarti panas yang menyengat.

Selain itu dapat juga diartikan sebagai kehausan atau kekeringan.

Dari akar kata tersebut kata Ramadan digunakan untuk mengindikasi adanya sensasi panas saat seseorang kehausan.

Pendapat lain mengatakan bahwa kata Ramadan digunakan karena pada bulan itu dosa-dosa dihapuskan oleh perbuatan baik sebagaimana matahari membakar tanah.

Namun, penulisan Ramadan tidak dapat disamakan artinya dengan Ramadan yang ada dalam bahasa Arab.

Dilansir Wikipedia, Ramadan dalam bahasa arab artinya orang yang sakit mata hendak buta.

Pada kenyataanya, masyarakat Indonesia lebih senang menggunakan Ramadhan dibanding Ramadan.

Baca juga: 15 Template CapCut Ramadhan 2023, Sambut Bulan Puasa Pakai Twibbon Video dan Share ke IG atau WA

Dilansir Grid.ID, menurut penuturan penyelaras bahasa Kompas TV, hal itu dikarenakan masyarakat menggunakan sistem transkripsinya bukan transliterasinya.

Transkripsi bahasa berarti pengalihan tuturan yang berujud bunyi ke dalam bentuk tulisan.

Untuk saat ini, pemerintahan dan media massa lebih sering menggunakan 'Ramadhan' demi menyesuaikan publik.

Pendapat Ketua MUI Samarinda

Berbeda halnya dengan pandangan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MU) Kota Samarinda, KH Zaini Naim.

Ia mengatakan, penulisan dan pengucapan yang paling tepat adalah 'Romadhon', bukan 'Ramadan' atau 'Ramadhan'.

"Kalau Ramadan itu artinya sakit mata. Jadi selamat memasuki Ramadan, maksudnya selamat sakit mata semua. Yang benar itu Romadhon," ujar KH Zaini Naim ketika memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Samarinda yang digelar di Balaikota Samarinda, Jalan Kesuma Bangsa, Selasa (24/4/2018).

Yang disayangkan, kata Zaini, walau sudah sering diingatkan, kesalahan penulisan dan pengucapan ini sangat sering berulang.

Bukan hanya di tengah-tengah masyarakat, tapi juga di instansi-instansi pemerintah.

"Sebenarnya sudah setiap tahun saya ingatkan," katanya.

Baca juga: 40 Background Ramadhan HD Download Gratis, Pasang jadi Wallpaper atau Bagikan ke Media Sosial

Keputusan Pemerintah 1 Ramadhan 2023/1444 Hijriah

Petugas lembaga Falakiyah pondok pesantren Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat melakukan pemantauan hilal di atas masjid Al-Musariin, Minggu (5/5/2019).
Petugas lembaga Falakiyah pondok pesantren Al-Hidayah Basmol, Jakarta Barat melakukan pemantauan hilal di atas masjid Al-Musariin, Minggu (5/5/2019). (KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Sebelumnya, PP Muhammadiyah telap menetapkan 1 Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023.

Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag mengatakan, Sidang Isbat ini dilaksanakan setiap tanggal 29 Sya'ban.

Rabu (8/3/2023) dalam siaran pers Adib mengatakan, "Seperti biasa, Sidang Isbat Awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Syakban.

Tahun ini, bertepatan dengan hari Rabu, 22 Maret 2023."

Dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com, Adib menjelaskan, rangkaian Sidang Isbat awal puasa Ramadhan tahun ini digelar secara hybrid, atau gabungan antara daring dan luring.

Selain melibatkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, pelaksanaan rangkaian sidang isbat juga mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, dan lainnya.

Adib menjelaskan, rangkaian pelaksanaan sidang isbat akan dibagi dalam tiga tahap Pertama, seminar pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1444 H berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi.

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 2023 untuk Wilayah Kabupaten Berau

Pemaparan dilakukan Tim Hisab Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB dan terbuka untuk umum.

"Sesi seminar yang terbuka untuk umum inilah yang digelar secara hybrid karena kapasitas ruangan yang terbatas," ungkapnya.

Rangkaian kedua, sidang isbat penetapan awal puasa Ramadan 1444 H.

Sesi ini akan dilaksanakan secara luring setelah Salat Magrib dan tertutup untuk umum.

Selain data hisab, sidang isbat akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang akan dilaksanakan pada 123 lokasi di seluruh Indonesia.

"Sesi terakhir adalah telekonferensi pers hasil sidang isbat yang akan disiarkan secara langsung oleh TVRI dan media lainnya," pungkas Adib.

(*)

BERITA RAMADHAN

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved