Breaking News

Berita Nasional Terkini

Sosok Misterius Ungkap Masa Kecil Pimpinan KKB Papua, Perilaku Egianus Kogoya Menonjol di Sekolah

Sosok pemimpin Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, Egianus Kogoya dikenal sadis, tapi bagaimana masa kecilnya?

facebook tnpb
Salah satu pemimpin KKB di Papua, Egianus Kogoya. Sosok misterius ungkap masa kecil Egianus Kogoya. 

Seperti diberitakan dari Tribunnews.com, Egianus Kogoya adalah pimpinan KKB Papua di Kabupaten Nduga dan terbilang masih muda.

Baca juga: Danrem Tantang KKB Papua Cari Lawan Tempur Sepadan, Jangan Tembaki Warga Sipil

Egianus Kogoya merupakan pemuda kelahiran tahun 1999 atau kini baru menginjak usia 24 tahun.

Meski terbilang muda, Egianus sendiri bukanlah sosok sembarangan karena ia merupakan putra tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Solas Kogoya.

Egianus Kogoya sempat berguru kepada sosok pemimpin KKB Papua yang sempat menjadi momok bagi warga sipil di Puncak Jaya, yakni Goliath Tabuni.

Hingga akhirnya Egianus Kogoya memilih untuk membuat kelompok sendiri dan membuat onar di wilayah Papua Pegunungan.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Identitas KKB Papua yang Bunuh 2 Warga di Yahukimo, TNI Beber Taktik Teroris

Baru-baru ini sebuah akun Facebook dengan nama Marinus Yaung mengungkapkan penyebab mengapa Egianus Kogoya menjadi sosok yang brutal.

Dikutip dari catatan Facebook Marinus Yaung, Egianus memiliki banyak penyebab bertindak brutal di tanah kelahirannya, Papua.

Berikut tulisan dari Marinus Yaung yang telah dipublikasikannya di Facebook pada 8 Maret 2022:

Kenapa Egianus Kogoya Pemimpin KKB Nduga Begitu Brutal dan Sadis?

Jawabanya karena Egianus Kogoya sewaktu sekolah di kota Wamena, Jayawijaya, tidak disentuh dengan pendidikan yang baik dan berkualitas, serta didukung oleh guru-guru yang berkompeten dan mengajar serta mendidik dengan hati yang penuh ketulusan.

Saya tahun 2014 ketika melakukan penelitian bersama seorang teman di Wamena dan Nduga, kami sempat temukan fakta bahwa wilayah pembangunan tiga di kabupaten Nduga, dari habema, mbua, dal sampai mugi, sangat tertinggal dan terisolir dalam pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Ini wilayah yang menjadi hak ulayat keluarga Egianus Kogoya.

Hampir sebagian besar balita dan anak-anak tidak pernah mendapat suntikan imunisasi. Sehingga kematian bayi dan anak sangat tinggi di wilayah ini.

Selain krisis kesehatan, proses pendidikan juga tidak berjalan maksimal. Banyak guru-guru tidak bekerja di wilayah ini. Mereka lebih banyak beraktivitas di kota Wamena.

Banyak anak usia sekolah dasar, tidak bisa menikmati pendidikan karena guru cuma satu yg aktif.

Itupun cuma satu dan dua mata pelajaran yang diajarkan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved