Breaking News

IKN Nusantara

Menhub Tawarkan Investasi Pembangunan Bandara VIP IKN Nusantara ke 5 Negara

Menteri Perhubungan tawarkan investasi pembangunan Bandara VIP IKN Nusantara ke 5 negara

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menawarkan peluang investasi pembangunan Bandara VIP ke investor luar negeri.

Diketahui, Bandara VIP akan dibangun di Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara, Kalimantan Timur.

Dilansir dari Kompas.com, setidaknya ada 5 negara yang dijajaki untuk menjadi investor pembangunan Bandara VIP tersebut.

"Saya sudah melapor Pak Presiden tentang Bandara VIP di IKN itu akan kita bangun," ujar Budi dalam keterangan pers dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Jumat (24/3/2023) lalu.

Selain itu, Kemenhub juga telah melakukan pembahasan dengan Kementerian PUPR terkait kontraktor pembangunan bandara tersebut.

"Kita akan mencari kontraktor yang terbaik dan InsyaAllah pada Mei atau Juni (2023) sudah bisa efektif, yang lokasinya kira-kira 10 kilometer lah dari (pusat kota) IKN," bebernya.

Budi menyebut, pembangunan Bandara VIP di IKN memungkinkan dilakukan terlebih dahulu oleh Pemerintah agar kemudian bisa menarik investor luar negeri.

"Bandara juga sebenarnya bisa saja kita awal melakukan investasi, setelah itu investor masuk di dalamnya, berapa persen seperti (Bandara) Kualanamu," kata Budi.

Namun berkaitan dengan investor untuk IKN, dia telah menawarkan saat berkunjung ke India, Arab Saudi, Dubai, Korea Selatan, hingga Jepang.

"Itu kita lakukan dan mereka tertarik, bahkan kemarin itu Ministry of Land, Infrastructure, and Transport (MOLIT) dari Korea (Selatan) berjumpa dengan saya, setelah itu spesial datang ke IKN untuk meninjau IKN seperti apa, apa yang bisa masuk," tandas Budi.

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, kebutuhan Bandara VIP dekat IKN sepertinya hanya mengakomodir kepentingan pemerintah pusat.

Sebab, jika bertujuan menarik minat investor, sepertinya bukan lewat pembangunan Bandara.

Bhima mengatakan, proses investor melakukan realisasi investasi dimulai dari mencermati rencana pembangunan IKN.

Kemudian melakukan due dilligence apakah proyek secara finansial menguntungkan.

“Kalau untung, calon investor pasti tertarik, sebaliknya jika masih ada ketidakpastian tinggi terutama jelang pemilu hingga belum ada kepastian berapa penduduk yang menempati IKN, ya mereka akan mundur,” ujar Bhima, Minggu (26/3).

Bhima menyebut, investor yang mengecek perkembangan fisik pembangunan IKN belum terlalu dibutuhkan.

Sebab, sejauh ini sebagian masih berbentuk lahan hutan tanaman industri.

“Sebenarnya fungsi Bandara VIP jadi dipertanyakan, selain tentu pemborosan anggaran negara,” ucap Bhima. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved