IKN Nusantara

Berjarak 4 Jam dari IKN Nusantara, Tabalong Siapkan Wisata, UMKM Hingga Pertanian

Berjarak 4 jam dari IKN Nusantara, Kabbupaten Tabalong siapkan wisata, UMKM hingga pertanian

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Djohan Nur

TRIBUNKALTIM.CO - Daerah-daerah di Kalimantan Selatan menyambut pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Salah satunya Kabupaten Tabalong.

Sebagai pintu gerbang atau serambi depan IKN dari sisi Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Kabupaten Tabalong telah mulai memapankan pembangunan guna menyokong IKN.

Berjarak 4 jam perjalanan dari IKN, Kabupaten Tabalong tengah menguatkan fondasi untuk menyambut IKN.

Dilansir dari Kompas.com, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani mengatakan, upaya tersebut sejalan dengan visi Pemkab Tabalong untuk menjadikan wilayahnya yang berada di antara Provinsi Kalimantan Timur, Kalsel, dan Kalimantan Tengah.

Pihaknya, kata Anang, telah menyiapkan strategi dalam menyambut IKN.

Adapun upaya yang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong dalam menyambut IKN, katanya, terbagi menjadi empat strategi.

“(Strategi) pertama, kami menggenjot sektor industri. Kebetulan, ada permintaan dari pemerintah pusat agar Kabupaten Tabalong punya tata ruang wacana industri.

Oleh karena itu, kami bangun kawasan industri seluas 3.200 hektare (ha) di Desa Serdang, Kecamatan Haruai, Kabupaten Tabalong.

Kawasan ini dicanangkan menjadi pusat industri menengah ke bawah yang mendukung IKN,” kata Anang, Senin (3/4/2023).

Sembari menyiapkan sektor industri, lanjut dia, Pemkab Tabalong juga akan memperbaiki infrastruktur guna mendukung mobilitas dan meningkatkan laju ekonomi.

Strategi kedua adalah memperkuat daya saing usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Dalam konteks IKN, saya pernah memberikan pernyataan ‘orang Tabalong jangan sampai jadi penonton. Kami harus jadi pemain’.

Saya mendukung pernyataan ini dengan membuat program prioritas pembangunan untuk menciptakan wirausahawan terampil. Targetnya mencapai 17.000 orang,” kata Anang.

Melalui program tersebut, seluruh peserta dibina dan diberikan pelatihan tenaga terampil.

Para pelaku UMKM juga diberikan skema kredit dengan bunga nol persen.

Selanjutnya, adalah menguatkan sektor pertanian guna meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dan tanaman pangan.

“Kami pernah punya pengalaman buruk terkena inflasi. Uangnya ada, tetapi barangnya tidak ada karena pangan kami sedikit.

Berangkat dari situ, kami menggenjot sektor pertanian. Hasilnya cukup bagus dan berhasil mengendalikan inflasi.

Begitu muncul wacana IKN, kami makin concern. Tak hanya swasembada, kami juga mulai produksi,” kata Anang.

Lebih lanjut, Anang mengatakan, bahwa salah satu penyokong IKN yang menjadi daya tarik wilayah ampuannya adalah pariwisata berbasis desa.

Sebelum pandemi Covid-19 merebak, masyarakat desa di Kabupaten Tabalong memiliki kecenderungan untuk menata wilayah mereka secara apik.

Ini diwujudkan dengan tetap mempertahankan kearifan lokal sehingga bisa dijual menjadi tempat wisata.

“Salah satu (desa wisata) yang paling menarik adalah Taman Menanti Laburan, Desa Panjang, Kecamatan Tanta.

Tempat ini terletak di dataran tinggi dan dipenuhi dengan rumah bergaya zaman dulu yang unik.

Desa ini mendapatkan peringkat ke-6 terbaik kategori desa wisata dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT),” papar Anang.

Untuk mendukung kelangsungan desa wisata, Pemkab Tabalong pun membina pelaku UMKM setempat melalui mengadakan pelatihan kerja.

Hasilnya, banyak pelaku UMKM yang berhasil menjual beragam buah tangan, seperti camilan dan kerajinan tangan.

“Berkat upaya tersebut, industri pariwisata Kabupaten Tabalong meningkat. Wisatawannya pun tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kalsel, Tabalong menduduki tingkat wisatawan tertinggi di Kalsel,” kata Anang. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved