Amalan dan Doa

Berikut Cara Istri Menyenangkan Hati Suaminya Sesuai Tuntutan Nabi Muhammad SAW

Berikut Cara Istri Agar Menyenangkan Hati Suaminya sesuai Tuntutan Nabi Muhammad SAW

|
Editor: Nur Pratama
YouTube Khalid Basalamah official
Ustadz Khalid Basalamah 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

“Yang paling menyenangkan jika dilihat suami, mentaati suami jika suami memerintahkan sesuatu, dan tidak menyelisihi suami dalam diri dan hartanya dengan apa yang dibenci oleh suaminya.” (HR. An-Nasa’i no. 3231, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

"Tafsir hadits itu, apabila dipandang menggembirakan, senyum, ramah, supel, bagaimana menyenangkan dan memuaskan suaminya, itu yang dipikirkan," papar Ustadz Khalid Basalamah.

Segala sesuatu yang dikerjakan karena Allah, karena istri sholehah mengetahui ada pahala mengalir.

Kemudian, apabila disuruh si istri akan patuh selama bukan maksiat, apabila ditinggal akan menjaga harta dan kehormatannya atau tidak selingkuh.

Ustadz Khalid Basalamah menambahkan setiap orang memiliki karakter, pola hidup, pola makan, dan pola pikir yang mewarnai kejiwaannya.

"Kalau seseorang selalu rapi, menata hidupnya dengan baik, kejiwaannya pun sama akan tertata dengan baik, maka pribadi orang itu akan santun, ramah, dermawan, berinteraksi ceria di tengah masyarakat," ujar Ustadz Khalid Basalamah.

Berbeda dengan orang yang kehidupannya kacau, jelek, berantakan, dan jorok atau kotor, maka akan mewarnai pula kejiwaannya. Orang itu akan emosional, tidak terkontrol, tutur kata dan sikapnya selalu kasar dan membuat tidak nyaman bagi siapapun yang berada di sekitarnya.

Kejiwaan adalah sesuatu yang sangat berarti dan terpengaruh serta dikontrol oleh perbuatan dan sikap yang biasa dilakukan.

Dalam kehidupan rumah tangga, kalau pasangan memiliki perbuatan dan sikap yang kurang baik menunjukkan kejiwaannya, sebaiknya dibicarakan, yang sedang diberi masukan dan nasihat hendaknya bisa mengerti dan menerima dna mencoba menjadi lebih baik lagi selama tidak melanggar agama.

Dan yang memberikan masukan diniatkan untuk memberikan hal positif kepada pasangan, bukan sengaja mencari-cari kesalahan.

"Dan ini semua menggambarkan tentang kejiwaan, seseorang harus bisa menyampaikan apa yang dia inginkan dan harapkan kepada pasangannya dari hak besar hingga hak kecil," urai Ustadz Khalid Basalamah.

Tentunya saling mengingatkan dengan pasangan, yang merupakan hak dan kewajiban masing-masing.

Hak dan kewajiban harus jelas dari awal, karena hal yang sangat besar dalam rumah tangga sebagai dinding pembatas hal yang wajib dilakukan dalam rumah tangga selain sunnah dan tambahan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved