Kemendagri Sebut Presentase Inflasi Nasional Menurun di Bulan April, Ini Tanggapan Wawali Samarinda

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia siarkan penurunan inflasi nasional pada bulan April melalui rapat koordinasi pengendalian inflasi di daerah dengan melibatkan Bagian Perekonomian Kota Samarinda.

“Capaian di bulan april sangat baik karena inflasi Indonesia relatif dapat terkendali dan itu juga bagus perkembangannya, turun ke angka 4,33 persen dibanding tahun lalu,” ungkap Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri Indonesia.

Keberhasilan tersebut dicapai berkat konsistensi seluruh elemen terkait pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder.

“Terima kasih kepada pemerintah pusat dan khususnya pemerintah daerah yang sangat konsisten melakukan pengendalian daerah di wilayah masing-masing bersama sejumlah stakeholder pemerintah pusat,” ungkap Tito.

Baca juga: Sempat Dihentikan, SPBN di Bontang Besok Mulai Pasok Kembali BBM Subsidi ke Nelayan

Sejauh ini, inflasi kerap terjadi akibat tarif transportasi yang melonjak menjelang perayaan hari-hari besar khususnya perayaan lebaran.

“Kalau lebaran, penumpangnya banyak, tarifnya juga diperbesar. Sebaiknya jangan diikuti dengan kenaikan yang tinggi karena berpengaruh pada sektor-sektor lain,” keluh Tito.

Namun hal tersebut disinyalir lebih berdampak di nasional atau pusat dibandingkan dengan daerah khususnya Kalimantan Timur.

Wakil Walikota Samarinda, Rusmadi Wongso, memberikan tanggapannya terkait pembahasan dalam rapat yang dilangsungkan via zoom di ruang rapat Sembuyutan, lantai III Balaikota Samarinda pada Senin (8/5/2023).

‘’Secara nasional mengalami penurunan, di tingkat kota juga mengalami penurunan, bahkan kita lebih rendah dibanding provinsi, karena provinsi 4,46 persen,” jelas Rusmadi.

Baca juga: Kempo Kaltim Agendakan TC Juli Nanti Setelah Selekprov, TC tahun Ini Diadakan Oleh Pemprov Kaltim

“Seperti beras, gula, minyak goreng yang secara nasional mengalami kenaikan, kita di Kalimantan Timur khususnya di Samarinda relative stabil, minyak goreng yang di luar daerah mengalami kenaikan, kita justru stabil,” jelas Rusmadi.

“Tetapi tetap saja kuncinya di ketersediaan, jadi biaya terkait, bulog, tetap untuk menjaga pasokan, karena kalau ada pasokan pasti harga cenderung terkendali,” tutup Rusmadi. (*)