Video Viral

Inggris Masukkan Wagner ke Daftar Teroris, Bantu Rusia Rebut Bakhmut dari Ukraina

Inggris masukkan Wagner ke daftar teroris, bantu Rusia rebut Bakhmut dari Ukraina

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Faizal Amir

TRIBUNKALTIM.CO - Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin mengaku diberitahu bahwa dirinya dan pasukannya akan dicap sebagai pengkhianat jika meninggalkan posisi mereka di Bakhmut.

Dilansir dari Tribunnews.com, sebelumnya, Prigozhin mengancam akan menarik pasukannya dari kota di Ukraina timur,karena kekurangan amunisi.

Dia kemudian batal melakukannya, tetapi sekali lagi mengancam akan melakukannya.

Sementara, Inggris secara resmi akan memasukkan Wagner ke dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris untuk meningkatkan tekanan pada Rusia, surat kabar The Times melaporkan pada Selasa (9/5/2023).

Setelah dua bulan membangun kasus hukum, pelarangan atau daftar hitam formal kelompok itu "segera" dan kemungkinan akan diberlakukan dalam beberapa minggu, surat kabar itu melaporkan mengutip sumber pemerintah.

Bos Wagner, Yevgeny Prigozhin menuduh pasukan militer Rusia telah melarikan diri dari posisi di dekat Bakhmut.

Dilansir dari Tribunnews.com, pernyataan Yevgeny Prigozhin ini menjadi serangan pedas terbarunya terhadap kepemimpinan militer Moskow.

"Hari ini, semuanya dilakukan agar garis depan runtuh. Hari ini, salah satu unit kementerian pertahanan melarikan diri dari salah satu sisi kami, meninggalkan posisi mereka. Semua orang melarikan diri," kata Prigozhin, dikutip dari Al Jazeera.

Prigozhin sebelumnya mengancam akan menarik mundur pasukan Wagner dari Bakhmut pada 10 Mei 2023 jika dirinya tidak menerima amunisi yang dibutuhkan.

Dalam sebuah video yang dirilis di Telegram pada Selasa (9/5/2023), Prigozhin mengatakan pasukan melarikan diri karena "kebodohan" komandan tentara Rusia.

"Seorang prajurit tidak boleh mati karena kebodohan mutlak para pemimpinnya," katanya.

"Perintah yang mereka terima dari atas benar-benar kriminal," lanjutnya.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan di kemudian hari bahwa "pasukan penyerang" - biasanya mengacu pada unit Wagner - "terus bertempur di bagian barat" Bakhmut.

Kementerian mengatakan pasukan terjun payung Rusia "memberikan bantuan", tetapi tidak menyebutkan tuduhan Prigozhin tentang tentara yang meninggalkan pos mereka.

Wagner telah mempelopori perjuangan Moskow untuk merebut kota Ukraina timur, tetapi dalam beberapa pekan terakhir, perpecahan internal semakin dalam.

Prigozhin berulang kali menyalahkan Rusia karena gagal mengirimkan senjata yang cukup untuk kelompoknya.

Pertempuran Bakhmut adalah yang terpanjang dan paling berdarah dari perang Ukraina sejauh ini, dengan masing-masing pihak kehilangan ribuan tentara.

Sebelumnya, Ukraina mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh 23 dari 25 rudal, yang ditembakkan semalam oleh Rusia, terutama di Kyiv.

Tidak ada korban yang dilaporkan.

Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan kepada El Pais bahwa baik Kiev maupun Moskow yakin mereka dapat mengamankan kemenangan militer.

Karena hal itulah, kata Guterres, ada sedikit kemungkinan untuk Ukraina dan Rusia duduk di meja perundingan dalam waktu dekat.

"Sayangnya, saya percaya bahwa negosiasi perdamaian tidak mungkin dilakukan saat ini," kata Guterres, dikutip dari RT.

Guterres menjelaskan bahwa Rusia tampaknya tidak ingin untuk menarik diri dari wilayah yang telah didudukinya.

Sementara Ukraina, lanjut Guterres, berharap untuk merebut kembali wilayah yang telah diambil.

Guterres menambahkan, PBB tetap melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membuat Kiev dan Moskow bernegosiasi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved