Berita Viral

Hanan Attaki yang Trending di Twitter, Dibaiat Jadi Warga NU, Pernah Ditolak GP Ansor dan Banser

Sosok Hanan Attaki yang trending di Twitter, kini dibaiat jadi warga Nahdlatul Ulama (NU), pengajiannya pernah ditolak GP Ansor dan Banser.

Instagram/Hanan Attaki
Hanan Attaki - Sosok Hanan Attaki yang trending di Twitter, kini dibaiat jadi warga Nahdlatul Ulama (NU), pengajiannya pernah ditolak GP Ansor dan Banser. 

TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Hanan Attaki yang trending di Twitter, kini dibaiat jadi warga Nahdlatul Ulama (NU), pengajiannya pernah ditolak GP Ansor dan Banser.

Nama Ustadz Hanan Attaki trending di Twiter.

Ia dibaiat masuk jadi warga NU.

Videonya pun beredar di media sosial, seperti Twitter dan Instagram.

Hanan Attaki telah resmi menjadi warga Nahdlatul Ulama (NU) usai dibaiat oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar.

Baca juga: 1 Abad NU: Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Tokoh Ulama, dan Latar Belakang

Baiat tersebut dilakukan di Ponpes Sabilurrosyad Gasek, Malang, Jawa Timur pada Kamis (11/5/2023) bersamaan dengan acara halal bihalal 1444 H Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek.

Momen pembaiatan Ustadz Hanan Attaki sempat viral di media sosial lewat sebuah video.

Salah satu akun Instagram yang mengunggah momen tersebut adalah @ala_nu pada Jumat (12/5/2023).

Dalam video tersebut, tampak momen ketika Ustadz Hanan Attaki dibaiat oleh KH Marzuki Mustamar di depan ratusan jemaat.

Pada momentersebut, Ustadz Hanan Attaki dibimbing oleh KH Marzuki Mustamar dan menyatakan diri sebagai seorang muslim.

Lalu, Ustadz Hanan Attaki bersumpah akan mengikuti ajaran akidah ulama, habaib, dan kiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah.

Selanjutnya, dia pun menyatakan siap mati demi membela Islam, siap mati membela ahlussuna wal jamaah, serta siap mati membela dan memperjuangkan NU.

Selengkapnya berikut isi baiat yang dibacakan KH Marzuki Mustamar dan lalu diikuti oleh Ustadz Hanan Attaki:

Bismillahirrohmanirohim.

Ashadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.

Rodhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warasula.

Saya Al Ustadz Hanan Attaki menyatakan demi Allah benar-benar muslim Mukmin, zahiran wa bathinan.

Saya Al Ustadz Hanan Attaki menyatakan berbaiat bersumpah mengikuti ajaran akidah ulama habaib iiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah.

Bismillahirrohmanirohim.

Ashadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah.

Rodhitu billahi robba wabil islami dina wabi muhammadin nabiyya warasula.

Saya Al Ustadz Hanan attaki menyatakan demi Allah benar-benar muslim Mukmin, zahiran wa bathinan.

Saya Al Ustadz Hanan Attaki menyatakan berbaiat bersumpah mengikuti ajaran akidah ulama habaib iiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah.

Saya Ustadz Hanan Attaki bersumpah berbaiat demi Allah benar-benar masuk dan mengikuti jamiyah jamaah dan ajaran Nahdlatul Ulama yang ditaksis oleh hadrotus syeikh KH Muhamad Hasyim Asyari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Samsuri. Zahiran wa batinan. Waroditu bizalik.

Saya Ustadz Hanan Attaki menyatakan dengan benar-benar zahiran wabatinan menerima sistem bernegara berbangsa NKRI negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dengan bimbingan para Ulama alhabain min ahlussunah wal jamaah.

Selanjutnya kami menyatakan siap mati demi membela Islam, siap mati membela ahlussunah wal jamaah, siap mati membela memperjuangkan Nahdlatul Ulama. Siap mati untuk NKRI. Laa hawla wa laa quwwata illah billahil aliyil adzim.

Usai menyelesaikan pembaiatan, Ustadz Hanan Attaki resmi menjadi warga Nahdlatul Ulama (NU).

Ustadz Hanan Attaki dan KH Marzuki Mustamar pun berpelukan dan diikuti jemaah yang hadir dengan mengucapkan hamdallah.

Dulu Pernah Ditolak Banser NU dan GP Ansor, Pengajian yang Dihadirinya Dibubarkan

Dikutip dari Warta Kota, sosok Ustadz Hanan Attaki pernah viral usai video penolakan terhadap dirinya dilakukan GP Ansor dan Banser NU Pamekasan pada 12 Februari 2023 lalu.

Dalam video tersebut, Ustadz Hanan Attaki tengah menghadiri pengajian di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura.

Lalu, Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam dengan Banser NU membubarkan pengajian tersebut usai dihadiri oleh Ustadz Hanan Attaki.

Anam mengatakan hadirnya Ustadz Hanan Attaki dinilai dapat memengaruhi umat Islam di Pamekasan.

Baca juga: Ribuan Warga Nahdliyin Gelar Tahlil dan Doa Bersama 1 Abad Nahdlatul Ulama di Purbalingga

"Kita telah menunjukkan saat ini bahwasanya kita tidak pernah berada di pihak yang salah, kita selalu berada di pihak yang selalu menjaga kesatuan dan menjaga kerukunan, menjaga persatuan, terutama antar umat Islam, karena sesama umat Islam kita bersaudara," paparnya usai melakukan pembubaran.

"Akan tetapi ini kita anggap, seseorang ini kita anggap sebagai benalu di dalam tubuh kita, mengapa? Karena jika kita biarkan dan tentu banyak yang mengikuti dan kita tidak mendudukan bahwasanya yang dikatakan Ustadz itu salah, maka kita yang akan bertanggung jawab," jelasnya.

Terkait pembubaran tersebut, dinarasikan lantaran dipicu beberapa permasalahan seperti kesalahan pemilihan diksi oleh Ustadz Hanan Attaki dengan menyebut nabi Musa adalah preman para nabi.

Diksi tersebut dikatakannya saat berceramah pada tahun 2019.

Bahkan, akibat perkataannya itu, Ustadz Hanan Attaki sampai dicap sebagai seorang murtad.

Terkait pernyataan itu, Ustadz Hanan Attaki pun mengucapkan permintaan maaf dan tidak bermaksud menghina nabi Musa.

"Saya ingin ngucapin terima kasih buat semua temen-temen atas nasehat dan sarannya yang berkaitan dengan diksi dalam ceramah saya, salah satunya adalah kata-kata 'Musa sebagai premannya nabi'. Saya renungkan sebagai kekeliruan dalam memilih diksi, tapi tidak ada sedikitpun unsur kesengajaan untuk menghina ataupun mencela Nabi Musa Alaihissalam dan para anbiya," ujarnya.

Diksi 'preman' yang ditujukannya kepada Nabi Musa dijelaskannya untuk menggambarkan kekuatan fisik dan tenaga yang dimiliki Nabi Musa.

Bukan imej negatif dari istilah Preman yang digunakannya.

"Karena kalau kita mendengar kalimat itu secara lebih panjang atau lebih lengkap, jelas saya di situ saya sedang berbicara tentang kehebatan Nabi Musa dari sisi tenaga atau fisiknya, hanya saya keliru memilih istilah preman yang tadi saya pikir-yang tadi saya anggap istilah itu adalah istilah untuk kekuatan fisik, bukan lebih kepada imej moralnya," ungkapnya.

Profil Singkat Hanan Attaki

Dikutip dari Tribunnewswiki, Hanan Attaki adalah sosok kelahiran Aceh, 31 Desember 1981.

Ia pun dikenal sebagai penceramah yang digandrungi anak-anak muda lantaran melakukan dakwah melalui media sosial.

Selain itu dirinya juga dikenal sebagai qari.

Baca juga: 1 Abad NU: Sejarah Berdirinya Nahdlatul Ulama, Tokoh Ulama, dan Latar Belakang

Bahkan, ia sempat menyabet penghargaan sebagai Qari Terbaik Fajar Kairo pada tahun 2005 dan mengisi channel Fajar TV dan Iqro TV Kairo.

Selain itu, dirinya juga merupakan lulusan Universitas Al Azhar, Mesir pada tahun 2004 dengan mengambil jurusan Tafsir Alquran.

Kemudian dirinya pun kembali ke Indoneisa dan mengajar di SQT Habiburrahman dan Jenderal Hati.

Tak hanya itu, dirinya juga menjadi direktur di Rumah Quran Salman ITB.

Lalu pada 2015, ia pun mendirikan gerakan bernama Pemuda Hijrah yang berfokus kepada anak-anak muda.

Hanan Attaki pun turut mengisi kajian engenai Islam di Masjid Trans Studio Bandung dan biasanya dihadiri oleh anak-anak muda yang berlatarbelakang mantan preman hingga anggota geng motor.

Dirinya pun semakin terkenal ketika akun Instagramnya, @hanan_attaki memiliki pengikut mencapai 9,5 juta orang. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Hanan Attaki, Ustadz yang Kini Menjadi Warga NU, Dulu Pernah Ditolak GP Ansor dan Banser

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved