Berita Nasional Terkini
Terbaru! Bos Galon di Semarang Dibunuh dan Dimutilasi, Polisi Bongkar Niat Husen Bunuh Atasannya
Terbaru, bos galon di Semarang dibunuh dan dimutilasi anak buahnya sendiri, polisi bongkar niat Husen bunuh atasannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Terbaru, bos galon di Semarang dibunuh dan dimutilasi anak buahnya sendiri, polisi bongkar niat Husen bunuh atasannya.
Polisi telah mengidentifikasi tes kejiwaan Muhammad Husen, pelaku pembunuhan disertai dengan mutilasi dan dicor semen di Jalan Mulawarman Raya, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, Husen tidak memiliki riwayat gangguan jiwa.
Hasil pemeriksaan, Husen sudah merencanakan pembunuhan kepada korban bernama Irwan Hutagalung.
Baca juga: Husen Minta Maaf Usai Bunuh dan Mutilasi Bosnya di Semarang, Pemuda Batak Bersatu: Itu Pura-pura
"Jadi begini, Husen sebelum kejadian memang sudah merencanakan," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (17/5/2023).
Dia menjelaskan, Husen telah merencanakan pembunuhan sejak Kamis (4/5/2023) malam.
Selain itu, Husen juga sudah menceritakan rencana pembunuhan kepada Imam penjual angkringan di dekat lokasi kejadian sejak Senin (1/5/2023).
"Berarti ada unsur perencanaan," kata dia.
Saat pemeriksaan, Husen juga mengaku telah sengaja memutilasi korban dengan kondisi hidup-hidup.
Tersangka juga sudah berencana menghilangkan jejak dengan cara mengecor tubuh korban dengan semen.
"Setelah membunuh korban, Husen mengambil uang korban dan menghilangkan jejak. Tak ada catatan gangguan jiwa," imbuh Kapolrestabes Semarang.
Atas perbuatannya, Husen dijerat Pasal KUHP 340 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
Pengakuan Pelaku Bunuh Bos
Motif Muhammad Husen (28) bunuh dan mutilasi bos galon air minum di Semarang, Irwan Hutagalung (53) adalah karena dendam sering dimarahi.
Husen juga mengaku sering dipukuli oleh Irwan dan menjadi motif dirinya membunuh sang bos.
"Saya potong kepalanya karena sering memaki saya, mau motong mulut susah, potong tangan karena buat mukul saya, saya puas ga nyesel," ungkap pelaku pembunuhan Husen saat konferensi pers di kantor Polrestabes Semarang, Rabu (10/5/2023) siang dilansir TribunBanyumas.com .
Baca juga: Perubahan Sikap Husen, Tersangka Mutilasi Bos Galon di Semarang, Kini Menyesal dan Minta Maaf
Husen mengatakan, sudah bekerja ikut korban selama satu bulan atau saat bulan ramadan kemarin.
Ia bisa bekerja di tempat itu karena sebelumnya saat bekerja di Warmindo atau warung burjo sudah berlangganan galon di tempat usaha isi ulang galon milik korban.
"Sebulan digaji Rp2 juta, saya bulan ini sudah digaji," terangnya.
Ia tidak langsung menyerahkan polisi lantaran biar polisi bekerja.
Ia membunuh korban yang tak lain adalah bosnya Irwan (53) saat tengah tertidur di tempat usaha isi ulang galon dan gas, Jalan Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang, Kamis (5/5/2023) malam.
"Habis bunuh saya kabur ke Banjarnegara, ga langsung ke polisi karena biar polisi kerja," ucapnya.
Warga Sambong, Punggelan Banjarnegara itu menyebut, tidak menyesal membunuh korban.
Sebab ia memiliki dendam kesumat terhadap korban. Bahkan, ia sempat meminum kopi selepas membunuh di angkringan sisi utara lokasi pembunuhan.
"Saya sering dipukuli dan dimarahi oleh korban makanya tidak menyesal, saya siap dihukum," jelasnya.
Pelaku Husen sempat sembunyi beberapa hari di rumah temannya di Banjarnegara.
Ia juga sempat membawa kabur motor Yamaha Byson warna putih milik korban.
"Sembunyi di rumah teman karena rumah itu kosong," katanya.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar menyebut, pelaku ditangkap di Banjarnegara pada Selasa (9/5/2023).
Polisi menghadiahi timah panas di kaki kanan pelaku. Pelaku Husen diancam pasal 340 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.
"Sementara tersangka utama masih Husen, Imam pedagang angkringan masih kita periksa tapi ada kemungkinan menjadi tersangka." bebernya.
Baca juga: Fakta-fakta Kasus Mutilasi Semarang, Korban Masih Hidup Saat Dimutilasi, Alasan Pelaku Tak Menyesal
Sebelumnya, Pakar Kriminolog Universitas Diponegoro (Undip) Nur Rochaeti juga menanggapi kasus pembunuhan dengan korban Irwan Hutagalung yang merupakan pemilik depot air isi ulang di Tembalang tersebut.
"Ada kondisi psikis yang perlu pemeriksaan lebih lanjut seperti tingkat kesadisan, ketegaan, dan perasaan yang mungkin mati rasa," jelasnya kepada Kompas.com.
Berdasarkan kronologi kasus yang terjadi di Tembalang, pelaku pembunuhan tersebut sebagai sosok sangat percaya diri dengan memberikan pendapatnya yang merasa puas setelah mengeksekusi korban.
"Tidak ada rasa penyesalan," kata dia.
Menurutnya, hasil kejahatan yang digunakan untuk bersenang-senang, tidak ada kebutuhan materi secara khusus peruntukannya.
"Latar belakang perbuatan dinyatakan adanya dendam terhadap pelaku," ujarnya.
Alasan tersebut bisa dikategorikan sebagai penyebab langsung ataupun tidak langsung dari perbuatan kriminal yang dilakukan oleh pelaku.
"Dalam kondisi tertentu, sebab tertentu seseorang melakukan perbuatan yang dalam kondisi normal, tanpa tekanan tanpa kekecewaan tidak mungkin terjadi atau dilakukan. Nur menyebutkan, karakteristik setiap individu sebagai pelaku tidaklah sama. Untuk itu, faktor yang memengaruhi seseorang berperilaku kriminal tidak bisa digeneralisasi ataupun disamakan pada setiap orang dan kasus.
"Ada pengaruh atau faktor pemicu terjadinya kejahatan. Pada kondisi tertekan, banyak permasalahan yang dihadapi pelaku menjadi penyebab terjadinya kejahatan," imbuhnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.