Berita Nunukan Terkini

Kisah Getir Bidan Perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, Berjalan Kaki hingga Keterbatasan Tenaga

Dialah Margaret. Berikut ini profil Margaret, bidan dari perbatasan RI-Malaysia yang meraih penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi.

Editor: Budi Susilo
HO/Margaret
Margaret, bidan dari perbatasan RI-Malaysia yang meraih penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi bidang kesehatan tingkat nasional. 

TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN – Berikut ini ada kisah getir seorang bidan Perbatasan RI-Malaysia di Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara

Cerita mengenai perjuangan melayani pasien dari berjalan kaki hingga keterbatasan tenaga medis. 

Namun usaha, pikiran dan daya ini membuahkan hasil bagi sang bidan, kini dinobatkan penghargaan dari pemerintah pusat. 

Dialah Margaret. Berikut ini profil Margaret, bidan dari perbatasan RI-Malaysia yang meraih penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi bidang kesehatan tingkat nasional.

Baca juga: Inilah Sosok Bidan Nur Istri Dokter Wayan yang Pertama, Terungkap Alasan Cerai 15 Tahun Lalu

Margaret (34), merupakan bidan di Puskesmas Pembantu Desa Tau Lumbis, Kecamatan Lumbis Hulu, Kabupaten Nunukan.

Penghargaan bergengsi tersebut diraih Margaret dalam acara puncak Hari Kesatuan Gerak PKK yang digelar di Kota Medan, Sumatera Utara pada Rabu (27/05/2023).

Margaret telah mengabdikan diri sebagai bidan tenaga honorer sejak 2017.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Iriana Joko Widodo atas dedikasi Margaret di bidang kesehatan.

Sebagai bidan, Margaret memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di 10 desa wilayah perbatasan RI-Malaysia.

Baca juga: Bupati Edi Damanysah Minta Bidan di Kukar Terlibat Turunkan Angka Stunting

Diketahui, jumlah penduduk 10 desa di wilayah kerja Margaret sebanyak 759 jiwa.

Sebagai bidan, Margaret juga melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat usia produktif dan lanjut usia atau lansia.

"Sebagai bidan di desa terpencil, sehari-hari saya melayani kesehatan ibu dan anak. Tidak ada petugas kesehatan yang lain, jadi saya melakukan pelayanan kesehatan umum.

Mulai dari remaja, usia produktif, dan juga Lansia," kata Margaret kepada TribunKaltara.com, Kamis (18/05/2023), sore.

Tak hanya itu, di tengah keterbatasan akses transportasi wilayah pelosok perbatasan, bidan Margaret juga memberikan pelayanan pemantau pada pasien gangguan jiwa.

"Termasuk pelayanan kesehatan kelompok melalui Posyandu. Ada 10 Posyandu kelas Balita, 10 kelas ibu hamil, pelayanan KB, dan penyuluhan PHBS," ucapnya.

Bidan perbatasan

Bidan Margaret berpose bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Nunukan Sri Kustarwati Hanafiah, seusai menerima penghargaan sebagai perempuan berjasa dan berprestasi di bidang kesehatan tingkat nasional di Kota Medan, pada Rabu (27/05/2023).

Sulitnya transportasi dan akses jalan yang belum tersentuh aspal, tidak menyurutkan semangat Margaret dalam memberikan layanan kesehatan.

Untuk menuju ke Puskesmas Induk di Desa Binter, Margaret membutuhkan waktu 4 jam.

Sementara untuk ke Puskesmas rujukan PONED (rawat inap) perjalanan selama 6 jam dan rujukan ke rumah sakit terdekat di Kabupaten Malinau, ia membutuhkan waktu 8 jam.

Baca juga: 24 Juni Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah Hari Lahirnya Ikatan Bidan Indonesia

Soalnya kalau pasien di rujuk ke rumah sakit Kabupaten Nunukan membutuhkan waktu 10 sampai 12 jam.

"Saya biasa berjalan kaki dan kadang menggunakan speedboat," ujar Margaret. 

Selain sebagai petugas kesehatan, Margaret juga aktif sebagai anggota PKK, bahkan ia pernah menerima penghargaan di kecamatan pada saat HUT RI 17 Agustus.

Margaret mengaku dirinya melayani pasien rata-rata 10 sampai 20 orang per hari.

"Hal yang cukup menantang saya itu, bagaimana sebisa mungkin memberikan edukasi dan pemahaman kepada ibu hamil agar sebelum mendekati hari persalinan sudah harus keluar dari desa dan menuju fasilitas kesehatan standar," tuturnya.

Margaret menyampaikan, dirinya juga membagi waktunya untuk membimbing dan membina para kader Posyandu.

"Di luar rutinitas saya sebagai tenaga kesehatan, saya juga membimbing dan membina kader Posyandu menjadi koordinator tim pendamping keluarga beresiko stunting untuk 10 desa," ungkapnya.

ILUSTRASI Rumah sakit pelayanan kesehatan puskesmas.
ILUSTRASI Rumah sakit pelayanan kesehatan puskesmas. (TRIBUNKALTIM.CO/BUDI SUSILO)

Ia beberkan bahwa penghargaan yang diterimanya tidak lepas dari kinerja, ketulusan, serta kerjasama dari rekan satu profesinya.

"Ini berkat ketulusan dalam memberikan pelayanan. Karena bukan saya sendiri Nakes di PKM Lumbis Ogong. Kami ada banyak," imbuh Margaret.

Sekadar diketahui, kehadiran bidan Margaret dalam penerimaan penghargaan tersebut didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Nunukan, Sri Kustarwati Hanafiah bersama pengurus TP PKK Kabupaten Nunukan

Artikel ini telah tayang di TribunKaltara.com dengan judul Profil Margaret, Bidan Perbatasan Raih Penghargaan Perempuan Berprestasi Bidang Kesehatan Nasional

Sumber: Tribun kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved