Ibu Kota Negara

Kisah Guru Honorer di Paser, Harapan dan Cita-cita Luhur Kala IKN Nusantara Hadir 

Mengajar di SD Negeri 008 Desa Muara Andeh, Kecamatan Muara Samu, Kabupaten Paser, Kaltim, memang keinginannya.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIRUS
Ruspendy, Guru honorer SD Negeri 008 Desa Muara Andeh, Kecamatan Muara Samu, Kabupaten Paser, Kaltim yang ingin anak-anak didiknya terus melanjutkan cita-citanya hingga jenjang lebih tinggi. Ia juga menyematkan harapan untuk keberlanjutan Ibu Kota Negara yang kini sedang dibangun, serta berharap pemerintah memperhatikan kawasan pedalaman dan perbatasan. 

Ia termasuk guru kontrak dengan pembaharuan perjanjian kerja setahun sekali, kontrak dari tahun 2009 hingga saat ini dari Dinas Pendidikan Kabupaten Paser.

Bukan tidak mau menjadi PPPK, namun kuota memang belum ditambah.

"Kalau memang rezeki, saya akan terima tidak akan menolak, kalau sudah sampai waktunya diangkat akan saya terima," ujarnya.

Gaji yg diterima tahun ini disebutnya mendapat peningkatan Rp 600 ribu, secara total RP 2.800.000 per bulannya yang ia terima.

Dahulu sering menyisihkan gaji untuk memberi hadiah murid berprestasi seperti perlengkapan sekolah, namun kini pemerintah melalui dana BOS serta adanya stimulan CSR pihak swasta agak menekan beban sekolah untuk pemberian hadiah.

Menurut Ruspendy meski pendapatannya tak sebanding, tetapi harus merasa cukup. Semangat menjadi guru memang tertanam sejak dahulu.

Pendidikan jenjang SD-SMA banyak dihabiskan di daerah Tanjung Pinang, Kaltim, mengikuti orang tuanya.

Sebelum akhirnya, memutuskan berkuliah di Universitas Terbuka, Tanah Grogot, Kabupaten Paser, mengambil jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) yang mempelajari tata cara mendidik seorang anak usia SD.

"Keputusan mengajar di pedalaman memang ingin membuat anak-anak disini lebih maju. 7 bersaudara saya sendiri yang menjadi guru," ucapnya.

Selama ini, Ruspendy mengampu pelajaran untuk para siswa-siswi kelas 6 yang jumlahnya beragam tiap tahunnya.

Jumlah murid kini telah total mencapai 56 orang, termasuk adanya tambahan 6 orang siswa dari sekolah kunjung desa terdekat.

3 kelas di sekolah tersebut diisi sekitar 8 sampai 10 orang peserta didik dari kelas 1 hingga 6 SD.

Infrastruktur itu Barang Mewah

Di Desa Muara Andeh juga melaksanakan Ujian Nasional (UN), meski tak bisa langsung mengirim hasil ujian secara online karena terkendala sarana internet.

Bayangkan saja, Ruspendy harus mengantar naskah hasil ujian anak didik tiap tahunnya ke induk atau tempat pengumpulan hasil apa yang sudah dikerjakan anak-anak kelas 6.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved