Ibadah Haji 2023
Berangkat Haji Setelah Tertipu Rp 115 Juta, Kisah Suhardi Calhaj Tertua Asal Tarakan
Kesabaran menunggu giliran melaksanakan ibadah haji di tanah suci merupakan sebuah ujian yang sungguh berat untuk dijalankan. Kesabaran berbuah hasil.
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN – Kesabaran menunggu giliran melaksanakan ibadah haji di tanah suci merupakan sebuah ujian yang sungguh berat untuk dijalankan. Kesabaran berbuah hasil.
Itulah yang dialami Suhardi calon haji tertua asal Tarakan.
Waktu tunggu yang lama ditambah pengalaman menjadi korban penipuan ratusan juta rupiah, tak menyurutkan semangatnya untuk terbang ke tanah suci.
Baca juga: Terungkap Sosok Haji Yusuf Alias Sultan Nganjuk Viral Parkir Pesawat di Depan Rumah, Ini Profesinya
Suhardi bin Safuddin, menjadi calon haji tertua yang berangkat haji dari Tarakan, Kalimantan Utara tahun ini.
Suhardi telah mengantre kurang lebih 11 tahun untuk pendaftaran haji reguler di Bandung dan mendapat mutasi lalu pindah ke Tarakan.
Suhardi berbagi kisah bagaimana sempat ditipu travel haji di Jakarta yang mengimingi ia berangkat haji plus dan habis ratusan juta namun tak kunjung diberangkatkan dan uang yang sudah disetorkan tidak dikembalikan oleh pelaku.
Kepada awak media, Suhardi menceritakan persiapannya mengikuti ibadah haji tahun ini.
Suhardi terus terang mengakui bahwa ia sudah pernah terdaftar pun sudah lupa dan tiba-tiba dapat kabar bahwa tahun ini sudah bisa berangkat ke Tanah Suci.
“Sebenarnya untuk haji ini, saya pun sudah lupa, saking lamanya itu mendaftar baru ada panggilan,” ujar pria yang memiliki tujuh orang anak ini.
Baca juga: Asringah bin Tahir, Jamaah Haji Tertua di Balikpapan Berusia 88 Tahun
Suhardi punya ayah asli warga Bandung sementara ibunya, asli Sulawesi. Dulunya, saat mendaftar haji plus ia pernah tertipu.
“Sudah bayar Rp 115 juta, tapi kok tidak berangkat-berangkat. Akhirnya ada anak saya dibawa umrah, kembali dari umrah, ketemulah anak saya dengan Ibu Hj Wahidah yang bantu uruskan kami dulu, mungkin sekitar tahun 2012, saya lupa sudah tahun berapa,” akunya.
Saat itu sudah ia lunaskan Rp 115 juta dan kopernya bahkan sudah disiapkan namun tidak jua kunjung berangkat. Uangnya pun tidak dikembalikan oleh pihak travel yang mengurus saat itu.
“Travel yang mengurus, haji plus. Travel dari Jakarta waktu itu. Jadi saya sudah ikhlaskan saja, biarkan Tuhan yang tahu,” lanjutnya.
Berbicara persiapan, ia memang sudah terbiasa bekerja keras. Ia tiap hari olahraga, jalan kaki berkeliling di Stadion Datu Adil.
Baca juga: BREAKING NEWS: Suasana Jamaah Haji Jelang Keberangkatan di Embarkasi Balikpapan
Saat di Bandung, ia bekerja mulai dari berjualan sayur, hampir semua pekerjaan sudah ia lakoni termasuk jadi buruh bangunan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.