Berita Kutim Terkini
Harga Telur di Pasar Induk Sangatta Utara Capai Rp 65 Ribu, Stok Mulai Minim
Sejumlah harga bahan-bahan makanan di Pasar Induk Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, mengalami kenaikan
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Sejumlah harga bahan-bahan makanan di Pasar Induk Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, mengalami kenaikan, paling tinggi kenaikan harga telur mencapai Rp 65 ribu per piring.
Salah satu pedagang telur di Pasar Induk Sangatta Utara H Marsudi telah berjualan di pasar selama kurang lebih 20 tahun. Ia menilai, kenaikan telur saat ini paling tinggi dibanding 10 tahun terakhir.
"Selama 10 tahun jualan telur, baru ini naik sampai tembus Rp 65 ribu per piring, biasanya kalau naik cuma sampai Rp 60 ribu, kaya gimana kalau sudah begini," ungkapnya kepada TribunKaltim.co, Selasa (30/5/2023).
Lantaran naiknya harga telur dari agen di Samarinda, dirinya tidak berani mengambil telur seperti biasanya.
Baca juga: Harga Telur dan Ayam Potong di Bontang Melonjak, Cabai Rawit Malah Turun
Dia hanya berani mengambil telur dengan modal Rp 1 juta yang biasanya bisa mencapai Rp 2 juta.
"Karena mahal jadi nggak berani ambil banyak-banyak, Rp 1 juta saja ini," imbuhnya.
Sementara itu, ditemui salah satu pedagang sembako dan sayuran di Pasar Induk Sangatta Utara, Setia Marpua Hutagalung (68), telah berjualan selama 7 tahun.
Kata dia, beberapa bahan masih stabil, hanya saja perbawangan cukup naik kisaran Rp 3 ribuan.
Namun, paling tinggi kenaikan terjadi pada bawang bombay yang mencapai Rp 50 ribu per kilogram.
Baca juga: Harga Telur Ayam di Penajam Paser Utara Tembus Rp62 Ribu Perpiring
"Perbawangan naik tapi cuma sedikit saja, naiknya Rp 3 ribuan lah, tapi ini bawang bombay biasanya 40 ribu sekarang jadi Rp 50 ribu," ujarnya.
Selain itu, harga sayuran seperti bayam dan kangkung masih terpantau tinggi meskipun sudah mengalami penurunan.
Kata ibu 3 orang anak itu minggu-minggu kemarin harga bayam mencapai Rp 10 ribu per ikat, namun sekarang sudah turun menjadi Rp 8 ribu per ikat.

"Bayam sudah turun jadi Rp 8 ribu dan kanglung Rp 6 ribu, kalau normal harga bayam Rp 5 ribu kangkung Rp 3 ribu saja," sebutnya.
Sayuran mengalami kenaikan harga karena disebabkan oleh kondisi cuaca di Sangatta yang tidak bagus dan curah hujan tinggi beberapa waktu yang lalu.
Sehingga berdampak pada para petani sayuran yang gagal panen. "Iya tinggii kemarin-kemarin soalnya petani banyak yang kebanjiran kebun sayurnya jadi naik harganya," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.