Berita Balikpapan Terkini

Sekda Tohar Harap Bidan Desa dan Petugas Gizi Bisa Berperan Turunkan Angka Stunting di PPU

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berkomitmen untuk menurunkan angka stunting

Penulis: Nita Rahayu | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Sekda PPU, Tohar dalam rembuk stunting yang dilakukan dengan stakeholder terkait.TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO,PENAJAM- Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) berkomitmen untuk menurunkan angka stunting.

Sekretaris Daerah (Sekda) PPU Tohar mengungkapkan bahwa penyebab stunting  sebagian besar karena akses air bersih yang masih minim, fasilitas sanitasi, serta kurangnya kebersihan lingkungan.

“Penyebab lainnya baru faktor genetik atau keturunan,” ungkapnya pada Kamis (1/6/2023).

Tohar menjelaskan bahwa dalam upaya penanganan kasus stunting, perlu kolaborasi seluruh stakeholder terkait.

Langkah awal yang ditekankan oleh pemerintah daerah yakni mengeliminasi jumlah stunting yang ada, lalu menyusun langkah pencegahan selanjutnya.

Baca juga: Cegah Stunting, Pertamina Unit Balikpapan Gelar Kelas Ibu dan Balita

Baca juga: Tanoto Foundation Temui Pemkab Kukar Bahas Penanganan Stunting Untuk Siapkan Generasi Unggul

“Kita musyawarah bagaimana nanti pencegahannya,” jelasnya.

Pihak-pihak yang memberikan peran penting terhadap pencegahan atau penanganan stunting di PPU kata dia, yakni bidan desa dan petugas gizi yang ada di tiap desa atau kelurahan, serta puskemas.

Mereka dituntut untuk melakukan penelusuran jumlah penderita dan yang berpotensi terkena stunting, serta melakukan validasi mengenai penyebabnya.

“Pihak yang terlibat diharapkan dapat mengambi perannya masing-masing,” sambungnya.

Upaya penanganan stunting yang dilakukan Pemkab PPU, sejalan dengan program pemerintah pusat yakni, Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI).

Baca juga: Pemkab Kubar Optimis Capai Target Prevalensi Penurunan Stunting 14 Persen di Tahun 2024

Diberitakan sebelumnya, bahwa kasus stunting di PPU diperkirakan mencapai 873 kasus.

Kasus terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Sepaku dengan jumlah kurang lebih 400 kasus. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved