Berita Kubar Terkini

Pemkab Kubar Optimis Capai Target Prevalensi Penurunan Stunting 14 Persen di Tahun 2024

Upaya menekan kasus stunting di wilayah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terus dilakukan. Bahkan Pemkab Kubar optimis mamapu mencapai target prevalensi.

Penulis: Zainul | Editor: Aris
TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL
Wakil Bupati Kubar, H. Edyanto Arkan menyerahkan cinderamata kepada sekretaris BKKBN Provinsi Kaltim, Alkhafi Hidayat dalam acara Kampanye Percepatan penurunan Stunting bersama mitra kerja dalam rangka pengukuhan Bunda Genre Kabupaten Kutai Barat. TRIBUNKALTIM.CO/ZAINUL 

TRIBUNKALTIM.CO, SENDAWAR - Upaya menekan kasus stunting di wilayah Kabupaten Kutai Barat (Kubar) terus dilakukan. Bahkan Pemkab Kubar optimis mamapu mencapai target prevalensi penurunan kasus stunting sebanyak 14 persen di tahun 2024 nanti.

Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Kubar, H. Edyanto Arkan pada kegiatan  Kampanye Percepatan penurunan Stunting bersama mitra kerja dalam rangka pengukuhan Bunda Genre Kabupaten Kutai Barat yang dilaksanakan di Auditorium Aji Tulur Jejangkat.

"Kita ingin target pada tahun 2024 prevalensi 14 persen bisa tercapai, hanya saja perlu metode-metode yang massif. Tidak hanya kampung KB tapi di 190 kampung bisa dibentuk kampung yang sadar stunting, tidak hanya formal yang memiliki petugas dan lembaga, tetapi yang paling penting adalah secara fungsional untuk menyadarkan seluruh masyarakat di lingkup kampung masing-masing," ujar Wabup, Senin (29/5).

Wakil Bupati dua periode itu juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada BKKBN perwakilan provinsi  Kaltim yang telah melakukan sepekan kampanye percepatan penurunan stunting di Kubar. 

Baca juga: Sisihkan Tim Daerah Lain, Tim Dayung Pulau Rantau Raih Juara pada Festival Danau Kelumpang di Kubar

Dia meyakini bahwa kasus stunting dapat dicegah/mitigasi sejak awal mulai dari remaja, calon pasutri, pasangan usia subur dan ibu hamil.

Oleh sebab itu kata Wabup, seluruh Kampung/Desa di Kubar harus membentuk program Kampung KB dan Kampung sadar stunting bekerjasama dengan DP2KBP3A.

"Dengan adanya kampung sadar stunting kita harapkan bisa memberikan penyadaran kepada masyarakat, dimana setiap kampung berpotensi adanya stunting. Dengan demikian remaja, anak-anak sekolah, calon pasutri, pasangan usia subur dan ibu hamil harus diberikan pemahaman jangan sampai keturunan yang stunting, oleh sebab itu melalui kampanye penurunan stunting para pendamping kampung harus berbuat secara massif," jelasnya. 

Menurutnya, upaya penurunan stunting tidak hanya dilakukan oleh DP2KBP3A, tetapi diharapkan bisa bersinergi dan bekerjasama dengan kepala wilayah kecamatan.

Baca juga: Hidroponik jadi Senjata Atasi Kasus Stunting di Desa Muara Enggelam Kukar

Sehingga camat memiliki kepedulian agar angka stunting yang tinggi tidak bertambah tinggi, dan kita harapkan yang tinggi bisa diturunkan, dan yang sudah rendah bisa dipertahankan jangan sampai naik. Dengan demikian untuk menan stunting inovasi dari DP2KBP3A sangat penting untuk bersinergi dengan Camat serta kepala PD dan Organisasi, TP PKK Kabupaten, Kecamatan serta Dasawisma.

"Banyak yang tidak menyadari bayi yang dilahirkan adalah bayi Stunting, serta banyak yang tidak menyadari remaja yang menikah belum memenuhi syarat, baik usia, kesehatan dan lingkar lengan serta pengetahuan. Dimana yang menikah harus memiliki pengetahun, karena untuk memelihara anak harus dari dalam kandungan, dan yang sudah melahirkan juga harus memiliki pengetahuan bagaimana perbaikan Gizi bayi lahir terindikasi stunting," pungkasnya. (*) 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved