3 Fokus Bisnis Startup Banana Balikpapan, Bayar Honor Pegawai dari Pengolahan Sampah

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Berikut ini penjelasan soal 3 fokus bisnis startup Banana Balikpapan.

Dan bisa membayar honor para pegawai dari tumpukan sampah.

Inilah kisah yang dilakoni Herry Wijaya, pegiat startup Banana dan Partner di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 

Lembaganya juga bagian dari salah satu mitra binaan unggulan PT Pertamina Patra Niaga. Sukses menyulap ladang sampah menjadi produk olahan bernilai tinggi.

Baca juga: Meriahkan HUT RI, Pertamina dan Karang Taruna Kariangau Gelar Lomba Kreasi Daur Ulang Sampah

Herry Wijaya mampu meraup omset hingga Rp 485 juta per bulannya. Kiprahnya ini berawal dari perjalanan workshopnya yang dinamai Abadan yang artinya Abadi.

Berupa tumpukan plastik bekas seperti botol dan jerigen bekas pakai yang diolah menjadi cacahan plastik.

Dengan harga jual bernilai tinggi dari harga beli yang dikisarkan Rp 2 ribu hingga Rp 6 ribu per kilogram, menjadi Rp 10 ribu per kilogramnya.

Sehingga ia dapat membayar honor karyawan dan menjadi tambahan modal usahanya.

Cacahan plastik produksi Abadan tersebut tak hanya melayani permintaan dalam negeri seperti Kota Surabaya, Tanggerang hingga Jakarta.

Melainkan juga melayani permintaan dari Negeri Ginseng, Korea Selatan.

Baca juga: Local Heroes TribunKaltim, Herry Wijaya Ajak Warga Balikpapan Budidayakan Sampah

Dengan berbagai ide dan gagasan kreatifnya, pria berusia 40 tahun itu sukses dengan startup Banana dan Partners dengan fokus 3 bisnis, yakni: 

- Pengolahan sampah;

- Energi terbarukan;

- dan ekonomi sirkular.

Bahkan, mentransformasi sistem pengolahan sampah dengan membangun PANDORA (Pusat Industri Daur Oelang Rumahan) untuk mengakselerasi ekonomi sirkular dengan fasilitas waste-to-energy dan waste-to-material.