Berita Paser Terkini

Kembangkan Batik Ecoprint Berbahan Tumbuhan di Tahura Lati Petangis, DLH Paser Terus Eksplorasi

Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis yang ada di Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser memiliki berbagai jenis tumbuhan yang hidup di dalamnya.

Penulis: Syaifullah Ibrahim | Editor: Mathias Masan Ola
HO
Batik lokal yang diproduksi menggunakan metode ecoprint berbahan dasar tanaman oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser di Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis, Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. HO 

TRIBUNKATLIM.CO, TANA PASER - Taman Hutan Raya (Tahura) Lati Petangis yang ada di Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser memiliki berbagai jenis tumbuhan yang hidup di dalamnya.

Tumbuhan tersebut akan dimanfaatkan Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Paser menjadi bahan print untuk pembuatan batik lokal atau ecoprint, Minggu (18/6/2023).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser Achmad Safari mengatakan, tumbuhan di Tahura Lati Petangis memiliki banyak unsur tanin yang tinggi, seperti kayu jati dan serbuk ulin.

Baca juga: Jadi Tuan Rumah, Bontang Pamerkan Banyak Karya Batik Lokal di Innovation Week TTG XI Kaltim 2023

"Di sekitar areal Tahura juga terdapat tanaman secang, mahoni, dan berbagai tumbuhan endemik Kalimantan lainnya," kata Safari.

Diakui, pihaknya terus melakukan eksplorasi terhadap jenis tumbuhan lokal yang berkategori bagus dan dapat menjadi bahan baku ecoprint.

"Bahan dasar dari pembuatan batik ini bisa menggunakan bahan yang terdapat dari alam, seperti daun, batang atau sisa pengetaman kayu," tambahnya.

Hal tersebut yang membuat DLH Paser ingin mengembangkan kain batik yang berupa tumbuhan, terlebih Paser sudah memiliki corak batik sendiri.

DLH Paser juga telah memberikan pelatihan kepada beberapa kelompok masyarakat, agar mereka memiliki keterampilan baru hingga bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan.

Baca juga: Lestarikan Warisan Budaya, Pupuk Kaltim Tingkatkan Daya Saing Batik Lokal Bontang Melalui SNI

"Sementara ini, kami prioritaskan untuk masyarakat desa di sekitar Tahura," kata Safari.

Kedepannya, DLH Paser akan berkoordinasi dengan dinas terkait usai batik tersebut berhasil di produksi oleh masyarakat agar bisa dipasarkan secara luas.

"Produk UMKM ini diharapkan bisa menjadi penopang ekonomi baru bagi warga Paser," tutup Kadis DLH Paser.

Sekedar diketahui, batik ecoprint menggunakan metode pembuatan dengan memanfaatkan pewarna alami dari zat warna daun. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved