Pilpres 2024
Cawe-cawe Jokowi, Rocky Gerung: Jaga Dinastinya dengan Kekuatan Uang, Sodorkan Sandi-Erick ke PDIP
Pengamat politik Rocky Gerung kembali mengomentari cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada penetapan cawapres Ganjar Pranowo.
TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat politik Rocky Gerung kembali mengomentari cawe-cawe Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada penetapan cawapres Ganjar Pranowo.
Rocky Gerung menilai, apa yang dilakukan Jokowi tak lain untuk mengamankan dinasti politiknya setelah lengser sebagai presiden.
Selain itu, Rocky Gerung juga memberikan penilaian terkait bergabungnya Sandiaga Uno ke PPP demi mengincar posisi cawapres Ganjar Pranowo, disamping ada nama Erick Thohir yang dijagokan PAN dipasangkan menjadi cawapres Ganjar Pranowo sebagai syarat untuk bisa bergabung dengan koalisi PDIP dan PPP.
Kedua nama itu yakni Sandiaga Uno dan Erick Thohir adalah menteri di kabinet Presiden Jokowi saat ini.
Munculnya dua nama dan kiprah mereka untuk menjadi cawapres salah satu capres, menurut Rocky Gerung, adalah salah satu cawe-cawe Jokowi untuk mengamankan dinastinya.
"Jadi pada ujungnya kita tahu bahwa kesulitan Jokowi akhirnya dia pecahkan sendiri. Dia pasang dua dua nama yang bisa dia kendalikan. Dikendalikan dengan cara apa? Tentu Erick Thohir punya semacam ambisi pribadi, demikian juga Sandi," kata Rocky Gerung di akun YouTube Rocky Gerung Official, menjawab pertanyaan jurnalis Hersubeno Arie Minggu (18/6/2023).
Karena itu, menurut Rocky, kedua orang yang secara kapital tidak berkekurangan mengambil resiko itu.
"Tetapi bagian-bagian ini tidak mungkin disodorkan pada publik. Publik akan merasa aneh kalau Sandiaga itu ada di PDIP. karena tetap ada core politik, ada inti politik dari PDIP untuk tidak memberi kesempatan pada sistem kapitalisme menguasai ideologi partai," katanya.
Baca juga: Rocky Gerung Sebut Ganjar Pranowo Pro Omnibus Law Usai Said Iqbal Cium Tangan Capres PDIP
"Sandi waktu dipilih (PPP) dia langsung bilang bahwa saya punya uang itu. Jadi bukan saya punya ide tentang Soekarno, tapi saya punya uang. Kan itu itu bahannya kan begitu.Lalu orang melihat kalau begitu partai itu dengan mudah dibeli, kayak beli cilok di pinggir jalan," kata Rocky.
Jadi siapa yang punya uang, kata Rocky, dia bisa membeli partai.
"Itu inti inti buruk dari politik Jokowi akhirnya. Orang melihat bahwa jokowi memang mengendalikan kapital untuk mengendalikan suara. Jadi begitu yang kemudian akan dirumuskan orang, atau paling nggak saya rumuskan," ujarnya.
Semestinya kata Rocky, Jokowi mendorong supaya PDIP memilih calon yang betul-betul, sebagai wakil presiden, yang memahami jalan pikiran Soekarno dan bukan karena memiliki kapital atau modal uang.
"Agak aneh kalau Sandi tiba-tiba mengatakan, oh dia berdiri di atas kaki sendiri. Oh dia pro sistem ekonomi yang sosialistis, agak susah untuk dimengerti. Tapi begitulah keadaan partai kita, compang-camping secara ideologi, untuk strategi, lalu secara kalap memilih pasangan yang sebetulnya secara asas berbeda tuh," katanya.
Sebab kata Rocky, asas dan ideologi Ganjar dengan Sandi berbeda.
"Kecuali PDIP mau bilang, bahwa kami partai yang enggak Soekarnois lagi, atau sudah tidak berbasis pada keadilan sosial lagi, maka itu lain lagi soalnya. Tapi sejarah akan mencatat keanehan politik itu," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.