Rocky Gerung Sebut Ganjar Pranowo Pro Omnibus Law Usai Said Iqbal Cium Tangan Capres PDIP

TRIBUNKALTIM.CO - Pengamat politik Rocky Gerung komentari sikap Ketua Umum (Ketum) Partai Buruh Said Iqbal yang mencium tangan Ganjar Pranowo.

Dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional (1/5/2023) lalu, sejumlah pimpinan organisasi serikat buruh menemui calon presiden (capres) PDIP, Ganjar Pranowo di Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah di Jakarta Selatan.

Salah satunya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Ketum Partai Buruh Said Iqbal ikut menemui Ganjar Pranowo.

Bahkan, pertemuan tersebut disorot lantaran Said Iqbal cium tangan Ganjar Pranowo.

Sikap dari Said Iqbal tersebut rupanya ramai diperbincangkan publik dan pengamat politik Rocky Gerung.

Seperti keterangan Rocky Gerung dalam Forum News Network, Rabu (3/5/2023).

"Kalau Said Iqbal mencium tangan Ganjar Pranowo, dia itu adalah pro Omnibus Law. Jadi dia pro penindasan buruh," kata Rocky Gerung.

"Jadi, apapun elemen di belakang itu, tetap Omnibus Law itu menghina dan mengeksploitasi buruh.

"Lantas, dimana proletariatan Partai Buruh akhirnya kan," lanjut Rocky.

Baca juga: Ganjar Pranowo dalam Masalah, Jika Duet Prabowo Subianto dan Anies Baswedan Terjadi di Pilpres 2024

Rocky Gerung mengatakan dalam perjuangan seluruh Partai Buruh ingin melakukan agenda alternatif/agenda frontal dengan partai atau elemen yang berkuasa.

Sehingga, secara ideologis, bagi Rocky Gerung perjuangan Partai Buruh ini batal.

"Jadi batal akhirnya, saya menyesalkan betul Said Iqbal mencium tangan sambil membungkuk pada Ganjar Pranowo.

"Ganjar Pranowo belum jadi apa-apa, yang orang tahu Ganjar selama jadi Gubernur Jawa Tengah itu pro Omnibus Law," ungkap Rocky Gerung.

Tak hanya Rocky Gerung, rupanya sikap Said Iqbal cium tangan Ganjar Pranowo juga dikritiki oleh pegiat Media Sosial, Helmi Felis.

Baca juga: Beda Pengakuan Said Iqbal dan Presiden KSPSI soal Pertemuan dengan Ganjar, Cuitan Gubernur Jateng

Helmi menilai sikap Said Iqbal tersebut bertolak belakang dengan idelalisme buruh.