Pilpres 2024

Salah Pilih Bisa Kalah! Ada Hal Mengejutkan Soal Sosok Cawapres Ganjar di Survei Pilpres 2024 SMRC

SMRC mengungkap hal mengejutkan soal sosok Cawapres Ganjar Pranowo versi survei elektabilitas Pilpres 2024 terbaru.

|
Penulis: Doan Pardede | Editor: Diah Anggraeni
IST
Ganjar Pranowo dan Puan Maharani saat menghadiri puncak perayaan Bulan Bung Karno di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (24/6/2023). SMRC mengungkap hal mengejutkan soal sosok Cawapres Ganjar Pranowo versi survei elektabilitas Pilpres 2024 terbaru. 

TRIBUNKALTIM.CO - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap hal mengejutkan soal sosok Cawapres Ganjar Pranowo versi survei elektabilitas Pilpres 2024 terbaru.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengatakan, hingga saat ini belum ada bakal calon wakil presiden (cawapres) yang menonjol untuk bisa mengangkat suara bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Hal tersebut berdasarkan survei yang dilakukan oleh SMRC pada Mei 2023.

Adapun nama-nama kandidat bakal cawapres yang dimaksud SMRC adalah: 

Baca juga: Aturan Pilpres 2024, Inilah 2 Hal yang Buat Pendaftaran Bakal Capres dan Cawapres 2024 Ditolak KPU

- Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto

- Menteri BUMN Erick Thohir

- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa

- Menko Polhukam Mahfud MD

- Menparekraf yang juga politisi PPP Sandiaga Uno

- mantan Ketua PBNU Said Aqil Siradj dan

- Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

Pertemuan Ganjar Pranowo dengan Sandiaga Uno di ruang tunggu Bandara KAIA Jeddah, Sabtu (30/6/2023). Ketua DPP PDIP, Nusyirwan Soedjono buka suara soal peluang Sandiaga Uno menjadi Cawapres setelah menyebut Ganjar Pranowo sebagai The Next President di depan pejabat Arab Saudi.
Pertemuan Ganjar Pranowo dengan Sandiaga Uno di ruang tunggu Bandara KAIA Jeddah, Sabtu (30/6/2023). Ketua DPP PDIP, Nusyirwan Soedjono buka suara soal peluang Sandiaga Uno menjadi Cawapres setelah menyebut Ganjar Pranowo sebagai The Next President di depan pejabat Arab Saudi. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap hal mengejutkan soal sosok Cawapres Ganjar Pranowo versi survei elektabiitas Pilpres 2024 terbaru.(dokumentasi)

"Di antara nama-nama tokoh yang ada, tidak ada yang lebih menonjol untuk mengangkat suara Ganjar jika melawan (pasangan) Prabowo-Muhaimin dan juga melawan Anies Baswedan-AHY," ujar Saiful dilansir siaran YouTube SMRC, pada Kamis (6/7/2023).

Adapun nama-nama kandidat bakal cawapres di atas dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan untuk bisa dipasangkan dengan Ganjar.

Antara lain merujuk pertimbangan parpol asal tokoh, latar belakang tokoh dan prestasi kinerja tokoh.

"Lantas bagaimana respons masyarakat terhadap simulasi jika Ganjar dipasangkan dengan para tokoh di atas? Kalau kita pasangkan Ganjar dengan Airlangga kita mendapatkan angka 33,2 persen," ujar Saiful.

"Ini menjadi kompetitif dengan Prabowo kalau berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebesar 31,1 persen. Artinya Airlangga tidak jelek begitu ya kalau dipasangkan sama Ganjar," lanjutnya.

Sementara itu, jika Ganjar-Airlangga melawan Anies-AHY selisihnya signifikan, yakni sekitar 10 persen.

"Jadi kalau dilihat dari sini kurang lebih saya sebutnya antara Ganjar berpasangan dengan Airlangga berhadapan dengan Prabowo-Muhaimin itu seimbang," tutur Saiful.

Sebab meskipun ada selisih angka, tetapi tak mencapai dua kali dari besaran margin of error survei sebesar plus minus 3 persen.

Sehingga belum bisa dikatakan apabila Ganjar berpasangan dengan Airlangga unggul melawan pasangan Prabowo-Muhaimin.

"Kita hanya bisa mengatakan itu seimbang. Margin of error dalam survei ini 3 persen plus minus. Dan harapannya kalau ingin yakin, perbedaan selisih itu harus dua kali margin of eror. Di atas 6 persen kurang lebih," ungkap Saiful.

Baca juga: PKS Bocorkan Jadwal Deklarasi Cawapres Anies, Habib Aboe Silakan Ganjar dan Prabowo Duluan Umumkan

Kemudian, jika Ganjar dipasangkan dengan Erick Thohir mendapatkan suara 32,9 persen melawan Prabowo-Muhaimin sebesar 32,4 persen.

Menurut Saiful Mujani, konsisi selisihnya pun tidak signifikan.

"Berikutnya kalau Ganjar dipasangkan dengan Khofifah dapat 31,2 persen. Bedanya tidak banyak juga, tidak signifikan tidak lebih dari 3 persen. Jadi ini tak punya pengaruh signifikan antara Ganjar dipasangkan dengan Airlangga, Erick Thohir dan Khofifah," papar Saiful.

Demikian halnya ketika Ganjar dipasangkan dengan Mahfud MD meraih 33,3 persen melawan Pranowo-muhaimin yang mendapatkan 30,1 persen.

Lalu, jika Ganjar dipasangkan dengan Sandiaga Uno meraih 33,9 persen melawan Prabowo-Muhaimin yang meraih 30,1 persen.

"Selisihnya tidak besar secara statistik. Demikian dengan Ganjar jika dipasangkan dengan Yahya Staquf dan Said Aqil. Semuanya itu tak ada yang bedanya di atas 6 persen," tegas Saiful.

Merujuk kepada hasil di atas, Saiful Mujani memberikan saran bahwa untuk mencari siapa sosok bakal cawapres bagi Ganjar harus merujuk kepada opini dari orang-orang yang benar-benar memahami kelebihan dan kekurangan para tokoh di atas.

Antara lain dilihat kinerja, prestasi, pertimbangan komunikasi kepada publik, menggerakkan massa dan sebagainya.

Peluang Erick Thohir Jadi Cawpres Prabowo: PAN Mendorong, PKB Resisten

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir belum mau berandai-andai mengenai peluangnya maju sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Walau sudah didorong oleh Partai Amanat Nasional (PAN) untuk menjadi cawapres, Erick menilai hal itu belum memberi jaminan bahwa ia akan berlaga di Pilpres 2024.

"Ketika PAN mendorong saya untuk menjadi salah satu cawapres ya saya harus apresiasi, tetapi PAN juga mengerti, tidak mungkin komposisinya (calon presiden dan wakil presiden) tercapai kalau tidak 20 persen," kata Erick di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (5/7/2023).

PAN mendorong Erick untuk maju sebagai cawapres, entah itu mendampingi Ganjar Pranowo yang diusung PDI-P atau Prabowo Subianto yang diusung Partai Gerindra.

Terbaru, PAN mengajukan syarat Erick sebagai cawapres Prabowo jika harus mendukung Prabowo ketiga kalinya.

Erick sendiri tidak mau berspekulasi mengenai kemungkinan tersebut.

Baca juga: Aturan Pilpres 2024, Inilah 2 Hal yang Buat Pendaftaran Bakal Capres dan Cawapres 2024 Ditolak KPU

Sebab, menurut dia, PAN belum menentukan arah koalisinya, antara merapat ke Gerindra atau PDI Perjuangan.

Ia mengingatkan, PAN juga masih bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Jadi menurut saya terlalu dini, apakah KIB semua pindah ke PDI-P atau KIB pindah ke Gerindra, ya bisa-bisa saja, ya kan itu masih menjadi koalisi kan," ujar Erick.

Namun demikian, Erick mengaku punya kecocokan dengan semua tokoh yang digadang-gadang maju sebagai calon presiden, yakni Ganjar, Prabowo, dan Anies Baswedan.

"Pak Anies kita pernah kerja sama untuk membangun yang namanya moda transportasi yang ada di Jakarta, dengan Pak Ganjar ada Batang, Pak Prabowo kemarin Asabri yang bersih-bersih korupsi di Asabri," kata dia.

PKB resisten Meski sudah mendapat dukungan penuh dari PAN untuk maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo, peluang Erick berlaga di Pilpres 2024 agaknya terbentur oleh sikap Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

PKB yang merupakan mitra koalisi Gerindra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) menganggap rencana merapatnya PAN untuk mendukung Prabowo bukanlah hal menarik.

Sebab, PAN mengajukan Erick menjadi cawapres mendampingi Prabowo sebagai syarat untuk bergabung ke KKIR.

“Ya kalau mau gabung, lalu ada syarat, ya belum menarik lah ya,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/7/2023).

Menurut Huda, partai politik yang hendak bergabung dengan KKIR semestinya mengedepankan kesamaan visi lebih dulu ketimbang mengajukan figur cawapres.

Apalagi, menurut Huda, perolehan kursi PAN di DPR RI juga tak sebanyak PKB.

Huda pun mengungkapkan, usulan PAN untuk menduetkan Prabowo-Erick belum dikomunikasikan di internal KKIR.

Saat ini, hanya ada nama Prabowo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang menjadi kandidat capres dan cawapres.

“Ya sampai hari ini (Erick Thohir) belum jadi bahasan di KKIR, yang beredar hanya dua nama itu (Prabowo dan Muhaimin),” kata dia.

Menanggapi ini, Erick mengeklaim bahwa ia memiliki hubungan baik dengan Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin.

Namun, ia belum pernah berbicara mengenai isu pencalonan presiden dan wakil presiden dengan Cak Imin.

"Nah memang diskusi sama Cak Imin tidak bicara seperti itu, kita bannyak bicara hal-hal yang lain," ujar Erick.

Ketua Umum PSSI ini pun menekankan, ia tidak bisa mempengaruhi PKB untuk memberikan tiket cawapres kepada dirinya.

Sebab, ia bukanlah pemimpin partai politik, melainkan seorang pekerja profesional.

"Saya tidak bisa mendikte, 'Oh PKB harus begini', ya enggak bisa. Saya siapa ini, saya ini enggak punya partai, saya hanya profesional, saya hanya pekerja," kata Erick.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved