Berita Kukar Terkini
Alasan Bupati Kutai Kartanegra Edi Damansyah Rebranding TIFAF jadi Kukar Festival Budaya Nusantara
Alasan Bupati Kutai Kartanegra Edi Damansyah Rebranding TIFAF jadi Kukar Festival Budaya Nusantara
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Alasan Bupati Kutai Kartanegra Edi Damansyah Rebranding TIFAF jadi Kukar Festival Budaya Nusantara
Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengungkapkan alasan melakukan rebranding gelaran Tenggarong International Folk Art Festival (TIFAF).
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara baru saja melaunching 'Kukar Budaya Festival Nusantara'.
Baca juga: Sekda Lepas Kirab Kukar Festival Budaya Nusantara 2023
Ini merupakan penamaan baru dari gelaran TIFAF yang sudah berlangsung selama 10 tahun di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Edi menuturkan, alasan dasar berubahnya nama TIFAF menjadi Kukar Festival Budaya Nusantara karena ingin mengoptimalisasi dan menghargai pelaku seni yang menjaga tradisi nusantara.
"Khususnya budaya Kutai itu harus kita beri ruang lebih besar. Untuk menjaga konsistensi, tahun depan akan kita laksanakan juga," katanya kepada TribunKaltim.co, Senin (10/7/2023).
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara memang sengaja ingin menonjolkan budaya nusantara yang ada di Indonesia.
Menurut Edi Damansyah, hal tersebut sesuai dengan kebijakan di Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Apalagi, paguyuban seni budaya nusantara di Kutai Kartanegara masih terpelihara. Edi optimis mampu mengelola potensi keanekaragaman budaya ini.
"Semangatnya dari Kukar untuk Indonesia, untuk lebih terkenal dengan sendirinya melalui wadah pertunjukan seperti ini," ujar Edi Damansyah.
Baca juga: Tabuh Rebana, Bupati Edi Damansyah Launching Kukar Festival Budaya Nusantara
Launching Kukar Festival Budaya Nusantara
Sebagaimana diketahui, Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah resmi melaunching Kukar Festival Budaya Nusantara sebagai rebranding dari gelaran TIFAF di Kota Raja, Minggu (9/7/2023) malam.
Launching dan pembukaan ini semakin meriah dengan adanya tabuhan rebana dan penyalaan lampu hias, serta kembang api yang menghiasi langit.
Gelaran yang dimeriahkan oleh mahasiswa dari 8 negara, 7 provinsi, 8 Kabupaten/Kota Kaltim, dan 56 delegasi negara islam itu diharap bisa memperkenalkan budaya asli Kutai Kartanegara.
"Saya harap kegiatan ini bisa berjalan setiap tahun. Apalagi dengan Kaltim menjadi IKN, ajang ini diharap bisa membuat budaya lokal menjadi lebih dikenal," jelasnya.
Menurut Edi, kehadiran berbagai macam kesenian merupakan wujud nyata dalam memperkenalkan budaya adat istiadat daerah ke kancah nasional maupun internasional.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.