Tahun Baru Islam

Inilah Hal Tak Boleh Dilakukan Saat Tahun Baru Islam dan Amalan Sunnah Umat Muslim di Bulan Muharram

Terjawab inilah hal tak boleh dilakukan saat Tahun Baru Islam lengkap amalan sunnah umat muslim di bulan Muharram.

Editor: Ikbal Nurkarim
National Today
Ilustrasi Tahun Baru Islam 1444 H - Terjawab inilah hal tak boleh dilakukan saat Tahun Baru Islam lengkap amalan sunnah umat muslim di bulan Muharram. 

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab inilah hal tak boleh dilakukan saat Tahun Baru Islam lengkap amalan sunnah umat muslim di bulan Muharram.

Tahun baru Islam atau tahun baru hijriah diperingati setiap tanggal 1 Muharram.

Pada tahun ini, Tahun Baru Islam 1 Muharram jatuh pada tanggal 19 Juli 2023.

Bulan Muharram merupakan bulan pertama pada penanggalan Hijriah.

Sedangkan bagi masyarakat Jawa, awal tahun pada penanggalan Islam tersebut bertepatan 1 Suro dalam kalender masyarakat Jawa.

Bulan Muharram memilik banyak keistimewaan, untuk itu umat muslim disunahkan untuk memperbanyak amalan.

Baca juga: 40 Link Twibbon Tahun Baru Islam 2023 Terbaru dan Kekinian, Siap Dibagikan ke Media Sosial

Selain amalan yang dianjurkan, ada juga larangan di bulan Muharram dan larangan di bulan suro.

Sebelum Islam datang, bulan Muharram disebut dengan Shafar Al Awwal dan bulan Shafar disebut dengan Shafar Ats Tsani.

Namun saat Islam datang, bulan ini dinamai Muharram.

Dalam bahasa Arab, Muharram bermakna 'waktu yang diharamkan'.

Artinya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melakukan perbuatan dosa.

Sedangkan menurut Ro'is Suriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (WCNU) Solo, Agus Himawan, Muharram adalah bulan yang tidak boleh untuk berperang.

"Bulan yang dimuliakan oleh Allah ini maksudnya adalah bulan yang tidak boleh orang Islam untuk berperang, harus damai," kata Agus dikutip dari TribunSolo.com, beberapa waktu lalu.

Dikutip dari bersamadakwahnet, Muharram berasal dari kata haram yang artinya suci atau terlarang.

Dinamakan Muharram, karena sejak zaman dulu, pada bulan ini dilarang berperang dan membunuh.

Larangan itu terus berlaku hingga masa Islam.

Bahkan bulan Muharram termasuk salah satu bulan haram.

Lantas dilarang berperang dalam hal apa jika diterapkan di zaman modern seperti sekarang ini?

Agus menjelaskan lebih lanjut, jika dikaitkan dengan zaman sekarang maka bisa dikatakan bahwa berperang yang dimaksud adalah manusia harus memerangi hawa nafsu yang bisa saja mendominasi diri.

"Kita berperang terhadap nafsu, ego, dan nafsu kebinatangan kita harus bisa lebih dikendalikan," jelasnya.

"Kita adalah manusia, sisi kemanusiaannya harus muncul dan harus bisa memanusiakan manusia siapa pun orangnya, apapun agamanya," ujarnya menambahkan.

Baca juga: 10 Poster Tahun Baru Islam 2023 Lengkap Cara Unduh, Cocok Dibagikan di Media Sosial

Namun bukan berarti hal-hal buruk tersebut boleh dilakukan selepas bulan Muharram.

Momentum Muharram ini sebaiknya digunakan untuk memunculkan persaudaraan dan perdamaian.

Amalan di Bulan Muharram

Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran bahwa bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan yang disucikan Allah SWT.

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa” (QS. At-Taubah: 36)

Berikut ini empat amalan sunah yang bisa dilakukan umat Islam pada Bulan Muharram:

1. Puasa Muharram

Dikutip dari TribunStyle.com, Rasulullah SAW menganjurkan menunaikan ibadah puasa pada bulan Muharram.

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).

Terdapat dua amalan puasa sunnah dalam bulan Muharram yakni Puasa Asyura dan Puasa Tasua.

Puasa Tasua merupakan puasa sebelum hari 10 Muharram atau yang dilaksanakan pada 9 Muharram.

Dalam riwayat dijelaskan di akhir hayatnya Rasulullah pernah berkeinginan jika ia masih hidup di tahun depan maka ia akan berpuasa pada 9 dan 10 Muharrram.

عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ, قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ.)) قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’

Baca juga: Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H, Inilah Sejumlah Amalan yang Dapat Dijalankan Umat Muslim

Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”

Berikut bacaan niat Puasa Tasua:

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ تَاسُوْعَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

(Nawaitu shouma fii yaumi taasuu’aa’ sunnatan lillaahi ta’aalaa)

Artinya: saya niat puasa sunah tasu’a sunah karena Allah Ta’ala.

Puasa tasu’a adalah puasa sunah yang dilakukan pada tanggal 9 Muharram.

Selanjutnya menunaikan Puasa Asyura yang dilaksanakan pada 10 Muharram.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.))

“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” (HR Muslim no. 1162/2746).

Puasa Asyura ini menjadi puasa yang paling dikenal masyarakat.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)

“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya.

Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa.

Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’.

Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”

Selain puasa pada 9 dan 10 Muharram, ada pula ulama yang berpendapat adanya puasa sesudah 10 Muharram pada 11 Muharram.

Di antra dalil yang menyatakan ini terdapat dalam hadis Ibnu Abbas.

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu hari." (HR Ahmad no. 2153).

Kendati begitu, Syaikh Syu’aib dan Syaikh Al-Albani menghukumi hadits ini lemah.

Namun tentu saja bukan berarti berpuasa di 11 Muharram terlarang.

Puasa ini masih bisa dikerjakan karena termasuk pada bulan Muharram.

Baca juga: Terbaru! Terjawab 19 Juli Libur Apa, Ini Jadwal Libur Tahun Baru Islam 2023 dan Hari Libur Juli 2023

2. Perbanyak Amal Saleh

Seperti bulan Dzulhijjah, pada bulan Muharram, umat Islam juga dianjurkan memperbanyak amalan saleh.

Tentu saja mengerjakan amalan baik di bulan istimewa akan mendapatkan pahala dan mendapatkan rahmat Allah Subhanahu wa ta'ala.

Memperbanyak amalan salehbisa dimulai dengan berzikir, bersedekah, hingga tilawatil quran dan mengamalkannya.

3. Bertaubat

Menyesali atas dosa dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali menjadi tugas manusia seumur hidup.

Taubat merupakan karunia dan kesempatan yang diberi Allah untuk kembali kepada-Nya.

4. Memperbanyak Sedekah

Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah.

Membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan.

Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.

Mengenai hal ini Rasulullah bersabda:

مَنْ وَسَّعَ عَلى عِيَالِهِ وَ أَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ

“Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi No: 3795). (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved