Berita Nasional Terkini
Jawaban Anas Urbaningrum soal Janji Gantung Anas di Monas hingga Kemungkinan Silaturahmi dengan SBY
Jawaban Anas Urbaningrum soal janji gantung Anas di Monas hingga kemungkinan silaturahmi dengan SBY.
"Kalau berkompetisi, termasuk kompetisi politik, harus kesatria, bertanding secara kesatria, ayo maju satu lawan satu," katanya.
"Jangan pakai tangan pihak lain, itu pertandingan yang terbuka, kesatria, dan objektif. Karena dalam pertandingan kesatria, kalah menang itu soal lain," imbuh Anas.
Menang dan kalah, menurut Anas bukanlah masalah.
Ia hanya ingin menyampaikan, bahwa dalam dunia politik dibutuhkan keberanian dan bersikap kestaria.
"Kalah bukan masalah, menang bukan masalah juga. Saya ingin mengirim pesan ini bagi kita semua dan bagi siapa saja, bahwa di dalam dunia politik yang kadang keras dibutuhkan keberanian dan sikap kesatria," ujarnya.
Lantaran, bila bertanding secara kesatria, nantinya soal menang dan kalah tidak akan menjadi kebencian hingga permusuhan.
"Kalau bertanding kestaria dan objektif dan kemudian sesuai dengan aturan pertandingan yang disepakati, insyaallah siapapun yang menang dan kalah itu tidak akan menjadi kebencian dan permusuhan, karena pertandingan yang baik itu hanya melahirkan kemajuan-kemajuan," kata Anas.
"Pertandingan yang baik tidak mungkin melahirkan kebencian dan dendam. Saya ingin mengatakan, bahwa kita semua harus melawan kebencian dan dendam, itu bukan karakter kita," pungkasnya.
2. Arah Politik PKN
Anas Urbaningrum mengungkapkan arah koalisi partainya dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
Anas pun menyatakan arah koalisi PKN dipastikan tidak ditentukan oleh mimpi.
Namun Ia tidak menjelaskan apakah pernyataan itu bermaksud menyindir mimpi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Anas menuturkan bahwa penentuan arah pilpres akan menimbang terkait mana yang paling memberikan kemaslahatan bagi Indonesia di masa depan.
Adapun SBY memang pernah menceritakan soal mimpinya lewat utasan melalui akun twitter pribadinya. Di mimpinya itu, Ia pun bertemu dengan presiden ke-8 RI.
"Arah koalisi, pasti tidak ditentukan oleh mimpi, arah koalisi akan dibahas sungguh-sungguh di dalam partai dengan pertimbangan-pertimbangan matang tetapi pertimbangan yang matang adalah mana yang paling maslahat di Indonesia," kata Anas.
Anas menuturkan bahwa penentuan arah pilpres akan menimbang terkait mana yang paling memberikan kemaslahatan bagi Indonesia di masa depan.
"Nah itulah yang akan kami godok serinci-rincinya sekeras-kerasnya kalau perlu berantem di dalam. Berantem maksudnya berantem pikiran gagasan ketika memutuskan ya sudah itu keputusan bersama," jelasnya.
Lagi pula, Anas menambahkan pendaftaran capres dan cawapres masih bakal berlangsung pada Oktober 2023 mendatang.
Hingga saat ini, belum ada satu pun koalisi yang telah mendeklarasikan diri sebagai pasangn capres dan cawapres.
"Tapi itu tentu tidak hari ini itu butuh waktu kalau pilpres dan pendaftarannya baru bulan Oktober juga kan sekarang pun juga Bacapres atau cawapres yang ada baru bakal capres bakal cawapres dan yang ingin banyak kan dan itu wajar yang repot adalah kalau pilpres tapi tidak ada yang ingin jadi calon. Kalau yang ingin banyak justru baik," pungkasnya.
3. Gantungkan Harapan
Anas Urbaningrum menanggapi soal pihak-pihak yang kembali menyinggung gantung Anas di Monas setelah dirinya kini resmi berpolitik lewat PKN.
Anas sendiri tidak masalah dengan narasi seperti itu.
"Karena itu digerakkan oleh grup yang memang punya kepentingan politik tersendiri. Silakan saja," kata Anas di Monas, Jakarta, Sabtu (15/7/2023).
"Gantungkan harapanmu di atas langit. Di bawah langit ada Monas. Yang lebih penting, dikatakan Anas, adalah menggantungkan harapan di atas langit. Gantungkan harapanmu di atas langit. Di bawah langit ada Monas," pungkasnya.
4. Alasan Terjun Lagi ke Politik
Anas Urbaningrum mengungkap alasan dirinya kembali terjun ke dunia politik.
Meskipun dunia politik sempat menyeretnya ke penjara karena kasus korupsi proyek hambalang.
Anas menuturkan panggilan menjadi petugas publik menjadi alasan dirinya kembali terjun ke dunia politik.
Karena itu, Ia pun bersedia mengabdikan dirinya kembali menjadi petugas publik.
"Politik itu adalah tugas publik. Jadi terjun ke politik sesungguhnya adalah bersedia untuk menjadi petugas publik. Saya ulangi ya, terjun ke politik sesungguhnya adalah panggilan untuk bersedia untuk menjadi petugas publik," kata Anas.
Ia pun menyatakan bahwa dirinya pernah banyak menerima berbagai fasilitas dari Indonesia.
Itulah kenapa, dia ingin membalas jasa-jasa yang telah diberikan dengan mengubah keadaan bangsa Indonesia.
"Saya yang pernah mendapatkan fasilitas berupa kebaikan kebaikan Indonesia, bisa sekolah, bisa belajar apa saja, bisa agak mengerti tentang keadaan Indonesia," jelasnya.
"Nah cara saya untuk membalasnya adalah apa ? Saya harus berani dan bersiap menjadi petugas politik. Adalah petugas publik. Jadi itulah kenapa saya kembali berpolitik," sambungnya.
Lebih lanjut, Anas menambahkan dirinya tidak memiliki target khusus saat kembali ke dunia politik.
Hanya saja, dia bakal menjalankan apapun tugas dan amanah yang diberikan rakyat kepada dirinya.
"Saya tidak pernah merumuskan target yang sangat khusus, yang penting apa yang di depan mata ditugaskan diamanahkan kepada saya, saya tunaikan dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.
5. Tak Takut Tersangkut Hukum
Anas Urbaningrum telah kembali lagi ke dunia politik menjadi Ketua Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Namun dia pun mengaku tidak takut jika nantinya tersangkut masalah hukum lagi.
Anas menyatakan bahwa proses hukum terkait kasus korupsi proyek Hambalang yang dialaminya sebagai bentuk kriminalisasi.
Kini pun Ia tidak takut jika kembali mengalami hal serupa.
Anas mengaku optimistis penegakan hukum era pemerintahan sekarang jauh lebih baik. Baginya, kedzaliman hukum hanya terjadi pada era terdahulu.
Pasalnya, kata dia, aktor yang mengkriminalisasi dirinya sudah berganti. Karena itu, potensi adanya kedzaliman hukum bakal menimpanya kembali akan kecil.
"Karena hari ini kan yang punya potensi melakukan kedzaliman hukum kan sudah berbeda. Aktor aktornya sudah berbeda, ganti zaman ganti aktor," kata Anas saat ditemui di Monumen Nasional (Monas), Jakarta pada Sabtu (15/7/2023).
Anas mengaku optimistis penegakan hukum era pemerintahan sekarang jauh lebih baik. Baginya, kedzaliman hukum hanya terjadi pada era terdahulu.
"Mudah mudahan, saya yakin hari ini dan yang akan datang tidak ada yang seperti itu dulu. Kan begitu. Itu dulu," jelasnya.
Baca juga: Angelina Sondakh Beber Kebaikan Anas Urbaningrum yang Rawat Keanu Saat Ia di Penjara: Sahabat Sejati
(*)
Update Berita Nasional Terkini
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
berita nasional terkini
Anas Urbaningrum
anas urbaningrum digantung di monas
gantung di monas
Monas
SBY
Susilo Bambang Yudhoyono
Partai Demokrat
Partai Kebangkitan Nusantara
PKN
TribunKaltim.co
Terbaru! Anas Urbaningrum Dihukum Berapa Tahun? Jejak Kasus Eks Ketum Demokrat, Biodata/Profil Istri |
![]() |
---|
Lengkap Pidato Politik Anas Urbaningrum Usai Bebas Penjara, Eks Anak Buah SBY: Saya Sadar dan Waras |
![]() |
---|
Pidato Anas Urbaningrum Usai Keluar dari Lapas Sukamiskin: Maaf, Saya Tak Membusuk di Penjara |
![]() |
---|
Anas Urbaningrum Bebas Hari Ini, Apa Hubungannya dengan Isran Noor dan Aset Tambang di Kaltim? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.