Video Viral

Jenderal AS Bocorkan Alasan Perang Rusia vs Ukraina Berlangsung Lama dan Berdarah

Jenderal Amerika Serikat bocorkan alasan perang Rusia vs Ukraina berlangsung lama dan berdarah

Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Robin Ono Saputra

TRIBUNKALTIM.CO - Serangan balasan Ukraina terhadap Rusia masih jauh dari kata gagal.

Tetapi pertarungan ke depan akan berlangsung lama dan berdarah.

Dilansir dari Kompas.com, hal ini diungkapkan seorang jenderal tertinggi Amerika Serikat Mark Milley, pada hari Selasa (17/4/2023).

Dia optimistis pada Ukraina meskipun jumlah korban di kedua belah pihak terus meningkat.

Dilansir dari Reuters, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya memang telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membangun "gunung baja" persenjataan Ukraina.

Mereka juga melatih pasukan Ukraina dalam teknik-teknik persenjataan gabungan untuk membantu Kyiv menembus pertahanan Rusia yang tangguh selama serangan baliknya.

Ketika ditanya apakah serangan balasan itu gagal, setidaknya sejauh ini, Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan mengatakan Ukraina jauh dari kata gagal.

"Saya pikir masih terlalu dini untuk mengatakan hal itu," ujarnya.

Berbicara setelah putaran pembicaraan lain mengenai persenjataan untuk Ukraina dalam perjuangannya melawan invasi Rusia yang telah berlangsung selama hampir 17 bulan, Milley mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina akan berjalan lambat.

"Saya pikir masih banyak pertempuran yang harus dilakukan dan saya akan tetap dengan apa yang kami katakan sebelumnya:

Ini akan berlangsung lama. Ini akan sulit. Ini akan berdarah," kata Milley kepada wartawan.

Sejak Ukraina memulai serangan balasannya bulan lalu, Kyiv telah merebut kembali beberapa desa di selatan dan wilayah di sekitar kota Bakhmut yang hancur di timur, tetapi belum mencoba melakukan terobosan besar melintasi garis pertahanan Rusia.

Kyiv mengatakan bahwa mereka sengaja bergerak maju perlahan untuk menghindari jatuhnya banyak korban di garis pertahanan yang dibentengi dan dipenuhi ranjau darat.

Pasukan saat ini berfokus pada penurunan logistik dan komando Rusia.

Moskow mengatakan bahwa serangan balasan Ukraina telah gagal.

Enam minggu sejak Ukraina melancarkan serangan balasan di timur dan selatan, Rusia melancarkan serangan darat di timur laut.

Rusia juga menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menggali posisi pertahanan, mengelilinginya dengan ranjau darat dan membangun benteng bersenjata lengkap yang membuat kemajuan Ukraina di timur dan selatan menjadi lambat dan berdarah.

Milley mengatakan bahwa berbagai taktik perang telah memprediksi tingkat kemajuan Ukraina pada tingkat tertentu.

Tetapi konflik di atas kertas berbeda dengan kenyataan menghadapi ladang ranjau yang kompleks, kawat berduri, dan parit-parit Rusia.

"Perang yang sesungguhnya tidak dapat diprediksi.

Perang itu penuh dengan ketakutan, kabut, dan gesekan," kata Milley.

Sementara itu, Ukraina mencium gelagat Rusia sedang memersiapkan serangan besar-besaran.

Diketahui, sudah lebih 500 hari Rusia vs Ukraina yang disokong negara-negara NATO terlibat perang sengit.

Terbaru, Rusia dikabarkan sedang menyiapkan 100 ribu tentara terbaiknya untuk menaklukkan Ukraina.

Dilansir dari Tribunnews.com, informasi tersebut disampaikan oleh Wakil Komandan Ukraina untuk Komunikasi Strategis Pengelompokan Militer Timur, Serhii Cherevatyi.

Ia mengatakan Rusia akan memfokuskan serangan kuat ke arah Lyman-Kupiansk.

Untuk menyerang wilayah tersebut, Rusia mengerahkan 100 ribu personel.

Bahkan Moskow mengerahkan infanteri gerak terbaik menggempur wilayah tersebut.

Ribuan tentara Rusia itu akan dibekali lebih dari 900 Tank dan 370 MLRS atau sistem roket peluncuran ganda.

Tak hanya itu, pasukan tempur cadangan juga turut dikerahkan untuk menghancurkan benteng pertahanan Ukraina. (*)

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved