Pilpres 2024

Elektabilitas Anies Tersungkur di Bawah Prabowo dan Ganjar, Nasdem Koreksi Diri, PDIP Percaya Diri

Elektabilitas Anies Baswedan tersungkur di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, NasDem koreksi diri, PDIP percaya diri.

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO/ADHYASTA DIRGANTARA/NIRMALA MAULANA ACHMAD
Foto kolase Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Elektabilitas Anies Baswedan tersungkur di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, NasDem koreksi diri, PDIP percaya diri. 

TRIBUNKALTIM.CO - Elektabilitas Anies Baswedan tersungkur di bawah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, NasDem koreksi diri, PDIP percaya diri.

Pilpres 2024 makin mendekat, 'genderang perang' pun mulai ditabuh para pengusung dan pendukung bakal calon presiden.

Survei capres 2024 pun makin sering dirilis. 

Beberapa hasil survei terakhir, elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto selalu mengungguli capres lainnya.

Capres dari Partai Gerindra Prabowo Subianto selalu menempati urutan pertama.

Baca juga: Duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto Buat Pilpres 2024 Game Over, Bisa Paksa Anies Mundur

Terkini, Ketua Umum Partai Gerindra itu memiliki elektabilitas 31,6 persen yang terekam dalam survei Indikator Politik Indonesia periode 20-24 Juni 2023.

Angka itu terpaut tipis dengan bacapres lainnya, Ganjar Pranowo yaitu 31,4 persen.

Sementara itu, bacapres Anies Baswedan menempati urutan ketiga dengan elektabilitas 17,6 persen.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menyebut alasan suara Prabowo menguat pada Juni 2023 karena 51,6 persen pendukungnya di 2019 kembali memberikan suara mereka.

Burhanuddin mengatakan, dukungan ke Prabowo ini membuat suara Anies Baswedan tertekan.

“Jadi pemilih Pak Prabowo yang balik lagi ke Pak Prabowo terakhir sudah mencapai 51,6 persen,” ujar Burhan dalam konferensi pers di YouTube Indikator Politik, Minggu (23/7/2023).

Menurut Burhan, pada Desember 2022, pendukung Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 yang masih memberikan suara mereka kepada Prabowo hanya 31,6 persen.

Lantas, bagaimana respons partai-partai pengusung dua kandidat bacapres lain, yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan?

Ilustrasi survei elektabilitas kandidat capres.
Ilustrasi survei elektabilitas kandidat capres. (Ilustrator: KOMPAS.com/ANDIKA BAYU SETYAJI)

PDI-P

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menanggapi santai perolehan suara terhadap Ganjar dalam survei Indikator Politik terkini.

Ketua DPP PDI-P Said Abdullah tak masalah suara Ganjar dalam survei itu seakan disalip Prabowo meski terpaut tipis.

Ia justru yakin, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah yang diusung PDI-P akan meroket dalam waktu dekat mengalahkan Prabowo.

Baca juga: Jokowi Boyong Prabowo dan Erick Thohir ke Jawa Timur, Gerindra Yakin Isyarat Dukungan Pilpres

Hal itu didasari sejumlah alasan. Pertama, partai politik pengusung Ganjar disebut mulai bergerak ke bawah.

"Kami yakin elektabilitas Mas Ganjar akan semakin naik karena mesin beberapa partai pengusung selain PPP, Hanura dan Perindo sudah mulai bergerak," kata Said kepada Kompas.com, Senin (24/7/2023).

Keyakinan itu diperkuat dengan mesin politik PDI-P yaitu Wali Kota Solo sekaligus putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka yang bergerak menggalang dukungan untuk Ganjar.

Menurut dia, Gibran mulai aktif turun ke lapangan untuk pemenangan Ganjar.

Hal ini dianggap sebagai kekuatan internal. Gibran diyakini mengerahkan seluruh jaringan dan sumber daya yang dimiliki untuk pemenangan Ganjar.

Tak hanya Gibran, Said juga meyakini peran aktif Jokowi untuk Ganjar.

Misalnya, Jokowi memilihkan pakaian kampanye untuk Ganjar, yaitu baju garis putih hitam.

Said juga melihat Presiden Jokowi membantu pemenangan Ganjar lewat kehadiran tim tujuh sebagai penghubung.

"Keyakinan kami, dukungan Presiden Jokowi akan semakin besar perannya buat Mas Ganjar, apalagi sejak awal Presiden Jokowilah yang menyodorkan nama Ganjar Pranowo ke Ibu Ketua Umum," ujar Said.

Baca juga: Diungkap Pengamat, Dugaan Penyebab Suara Anies Baswedan Selalu di Bawah Prabowo dan Ganjar

Nasdem

Sementara itu, partai politik pengusung Anies, yakni Partai Nasdem memilih mengoreksi diri.

Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie menilai, elektabilitas Anies Baswedan masih ada di posisi tiga karena belum signifikannya pergerakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

"Pergerakan di Jatim dan Jateng belum signifikan.

Padahal itu basis penentu kemenangan untuk pilpres," kata Effendi kepada Kompas.com, Senin.

Pria yang karib disapa Gus Choi ini berpandangan, baik tiga partai politik di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) maupun relawan Anies, belum bergerak secara signifikan di dua provinsi tersebut.

Adapun tiga partai politik pengusung Anies di KPP adalah Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Kenapa (suara Anies terus di posisi tiga)? Mungkin tiga partai, Nasdem, Partai Demokrat, PKS dan relawan Anies belum masif dalam sosialisasi," ujar dia.

Untuk itu, Gus Choi berharap ada pergerakan lebih masif di Jatim dan Jateng guna mendongkrak suara Anies.

Pasalnya, ia melihat dua provinsi itu justru merupakan daerah penentu kemenangan dalam Pilpres.

"Kalau di dua wilayah itu tidak bisa menandingi pasangan lain, ya wassalam," imbuh dia.

Baca juga: Kata Pengamat Soal Elektabilitas Anies Selalu di Bawah Prabowo dan Ganjar, Singgung Partai Loyal

Dinamisnya elektabilitas

Menanggapi hasil survei ini, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengaku belum bisa memastikan Prabowo akan kokoh di puncak elektabilitas.

Menurutnya, situasi elektabilitas bacapres masih dinamis.

Maka, elektabilitas antara tiga bacapres itu masih bisa berubah seiring berkembangnya dinamika politik.

"Belum dapat disimpulkan jika ada yang stagnan atau yang lain membaik, tiga tokoh potensial itu pun demikian masih miliki peluang saling salip," kata Dedi kepada Kompas.com, Senin.

Ia pun menyoroti suara Anies yang dalam survei Indikator berada di urutan tiga.

Menurut dia, hal itu bisa saja karena Anies masih dalam situasi membangun elektabilitas personal.

"Ganjar dan Prabowo sudah didukung oleh partai mayoritas, sehingga pemilih partai yang loyal bisa diarahkan secara langsung," nilai dia.

"Tetapi Anies, diusung oleh partai yang memang tidak miliki basis massa loyal, jika pun ada hanya di PKS, dan PKS termasuk partai yang sulit diterka elektabilitasnya," sambungnya. (*)

IKUTI BERITA LAINNYA DI SINI

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved