Protes Harga Tiket Pesawat

Pemkab Berau Terima Aksi Mahasiswa soal Tingginya Harga Tiket Pesawat di Berau

Wabup Berau Gamalis, mengatakan aksi mahasiswa tersebut sebagai puncak keberangan atas kondisi di Bandara yang terjadi saat ini

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
Wakil Bupati Berau, Gamalis, menyatakan, pihaknya sempat bertemu dengan beberapa petinggi maskapai penerbangan terkait respon keluhan warga Berau terhadap harga tiket pesawat yang mahal, Minggu (30/7/2023).  

Pelajar asal Berau, asli Kecamatan Segah ini ikut dalam aksi di depan Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (27/7/2023).

Ia ikut gerah dengan mahalnya tiket pesawat, sehingga harus menempuh jalur darat yang memakan waktu 14 sampai 16 jam lamanya jika menggunakan roda empat, tepatnya travel.

"Seharian kalau lewat darat. Nah yang pasti mahal (menggunakan pesawat), kita gunakan akses udara salah satunya karena cepat," ujarnya ditemui.

Kadang Shafiq menaiki motornya dan sangat beresiko saat ada diperjalanan.

Ia bercerita sekitar 12 jam lamanya jika Samarinda-Berau melalui setidaknya jalur poros antar Kabupaten/Kota. Terkadang ia berboncengan bersama adiknya yang sama-sama kuliah di Kota Samarinda.

"12 jam pakai motor, kendalanya kayak rusak motor (mogok), putus rantai, tetap memakan waktu lama dan risiko di perjalanan kan. Kadang goncengan sama adik, dua-duanya kuliah disini, satu adik saya naik travel satunya sama saya pakai motor," ungkapnya.

Pemuda yang tinggal di Asrama Berau Kota Samarinda ini, selama masa kuliah juga sempat merasakan tak bisa pulang ketika Lebaran, lantaran melambungnya harga tiket pesawat ke Berau.

Momen itu terjadi pada Idul Fitri tahun ini, ketika tiket pesawat dari Balikpapan-Berau atau Samarinda-Berau mencapai Rp 1,8 juta.

"Baru-baru ini waktu lebaran tidak sempat pulang, mau tidak mau tidak bisa pulang, mau pulang resiko besar naik motor. Ayah saya karyawan swasta biasa, cukup mahal untuk menanggung pulang saya dan adik-adik," kata Shafiq.

Ia sempat mengatakan tiket pesawat ke Berau melalui Balikpapan atau Samarinda cukup terjangkau, namun saat ini sekarang sudah mahal.

Demo yang diikutinya bukan hanya untuk mengutarakan aspirasi pribadi saja.

Selain buat para pelajar, warga perantau, yang harus pulang ke daerahnya masing-masing juga menjerit akibat tiket yang terlampau mahal.

"Harga tiket belum tentu nutupin dengan UMP yang pekerja di Berau terima. Terkadang sering sekali dalam keadaan darurat, tetap pulang tapi ya terpaksa melalui darat walau resiko besar karena jalan yang dilalui tak semua mulus serta ada penerangan jalan," pungkasnya.

Mahasiswa Universitas Mulawarman jurusan prodi ilmu tanah tersebut juga mengeluhkan harga tiket Balikpapan-Berau atau Samarinda-Berau yang melambung hingga hampir Rp 2 juta.

Shafiq berharap pemerintah bisa berupaya tiket pesawat ke Berau lebih bisa dijangkau kelas ekonomi menengah bawah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved