Ibu Kota Negara
Kontribusi Dosen dan Mahasiswa FKM Unmul di IKN Nusantara, Atasi Masalah Kesehatan Lewat Program Ini
Tengok kontribusi dosen dan mahasiswa FKM Unmul di IKN Nusantara. Atasi masalah kesehatan lewat program ini.
TRIBUNKALTIM.CO - Rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang berlokasi di Kawasan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara yang saat ini dikenal dengan “Nusantara” menjadi magnet tersendiri bagi warga Kalimantan Timur.
Khususnya bagi akademisi, baik dosen maupun mahasiswa untuk ikut serta berperan dalam segala aspek pembangunannya.
Demikian juga Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman yang memang berfokus dalam upaya-upaya pencegahan masalah kesehatan yang terjadi di Masyarakat.
“FKM Unmul ingin ikut ambil peran dalam pembangunan kesehatan di IKN , mengingat aspek kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan kota, maka kita perlu memperhatikan bagaimana rencana kesehatan masyarakat akan disusun dan diimplementasikan pada IKN Nusantara di masa depan” kata Dekan FKM Unmul bapak Prof. Dr. Iwan M.ramdhan, S.Kp., M.Kes
Baca juga: Butet Kartaredjasa Ciptakan Tarian Khusus IKN Nusantara, Komposisi Lintas Etnik
Perlu diingat bahwa IKN akan dibangun di pulau Kalimantan yang tidak hanya memiliki pola epidemiologis tertentu, tetapi juga terkenal dengan hutan dan kehidupannya.
Oleh sebab itu, dengan data dan surveilans yang intensif, upaya pencegahan penyakit dapat diantisipasi sedini mungkin seperti penyakit menular yang mungkin akan terjadi di masa datang.
Sehingga sedapat mungkin dicegah atau diminimalkan dampaknya, atau setidaknya dilakukan mitigasi dengan baik demmikian halnya penyakit tidak menular yang dapat dicegah melalui upaya-upaya prefentif berbasis kesehatan masyarakat.
Pelaksanaan PBL ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi masyarakat secara langsung khususnya di wilayah-wilayah terpilih lokasi PBL di Kecamatan Sepaku.
Diantaranya 2 Kelurahan ( Kelurahan Maridan dan Kelurahan Sepaku) serta 9 Desa ( Desa Semoi 2, Desa Wonosari, Desa Sukaraja, Desa Argomulyo, Desa Sukomulyo, Desa Tengin Baru, Desa Bukit Raya, Desa Binuang dan Desa Karang Jinawi)
Hal itu dilakukan untuk mengoptimalisasi upaya kesehatan masyarakat dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, serta memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengatasi permasalahan kesehatan secara riil di masyarakat.
Kegiatan PBL ini sendiri mengangkat tema Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Berbasis Hutan Tropis Lembab di Ibu Kota Negara (IKN) yang telah berjalan sejak tanggal 22 Juni 2023 dan berakhir 01 Agustus 2023.
Kurang lebih 40 hari lamanya, mahasiswa di Lokasi telah banyak menemukan permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat yang diprioritaskan berdasarkan keputusan bersama hasil Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai stakeholder di wilayah setempat seperti lurah, kepala desa, ketua RT, tokoh masyarakat, perwakilan tenaga kesehatan dari Puskesmas, kader posyandu, serta warga setempat.
“Adapun masalah kesehatan yang banyak ditemukan di IKN diantaranya meningkatnya masalah penyakit menular seperti DBD, Malaria dan ISPA, pengelolaan sampah dan sanitasi lingkungan yang masih buruk, masalah gizi seperti stunting dan anemia remaja, masalah kesehatan lain seperti kesadaran mengenai kesehatan reproduksi, kebiasaan merokok, dan penggunaan narkoba” beber Ketua Panitia PBL FKM Unmul tahun 2023, Ibu Nurul Afiah, S.Gz., M.Kes
Dari masalah-masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan mahasiswa kemudian berfokus dalam membuat program untuk mengurangi dan menyelesaikan masalah tersebut.
Program yang dibuat bersifat pemberdayaaan masyarakat yang melibatkan instansi kesehatan setempat seperti puskesmas dan RS serta seluruh lapisan masyarakat agar ketika PBL selesai masayarakat juga dapat melanjutkan program tersebut.
Baca juga: Rektor Uniba Pertanyakan Dampak Polusi Pasca Pembangunan IKN Nusantara, Jawaban Deputi Pengendalian
Di antara program yang telah dilakukan seperti program:
- Penanggulangan masalah sampah dengan pembuatan eco enzym dan ecobrick
- Pengaktifan kembali bank sampah desa dan kreasi kerajinan tangan dari sampah botol
- Pelatihan pengelolaan sampah organik dan anorganik
- Program pemberian edukasi pencegahan stunting berupa demo pengolahan makanan
- Penyuluhan serta pemberian buku saku kepada ibu bayi balita
- Pemberian edukasi pada anak PAUD dan SD mengenai pengelolaan sampah dan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)
- Edukasi pada siswa SMP dan SMA/SMK mengenai bahaya penggunaan rokok dan narkoba
- Edukasi kesehatan reproduksi, penanggulangan DBD dan Malaria dengan program penanaman tanaman obat pengusir nyamuk, demonstrasi spray anti nyamuk, gerakan basmi sarang nyamuk, gerakan anti jentik nyamuk.
Seluruh program tersebut melibatkan berbagai lapisan masyarakat dimulai dari usia balita, anak sekolah, remaja, dewasa sampai masyarakat usia lanjut, aparat perangkat desa seperti RT, RW, kepala desa, Lurah, kader posyandu, tokoh masyarakat dan stakeholder bidang kesehatan seperti polides, puskesmas dan RS.
Selain itu sebagai bentuk kepedulian Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmul mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat yakni pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan kesehatan pada 3 desa dan kelurahan di IKN di antaranya desa Wonosari, Desa Binuang dan Kelurahan Sepaku dengan mengusung tema “Gerakan Deteksi Dini dan Edukasi Penyakit Tidak Menular Untuk IKN Sehat”
Kegiatan ini melibatkan 8 dosen FKM Unmul bekerjasama dengan Polindes desa dan Puskesmas setempat.
Kegiatan ini disambut antusias yang tinggi oleh masyarakat setempat dengan dihadiri oleh ratusan masyarakat usia dewasa dan usia lanjut.
Besar harapan FKM Unmul agar Kegiatan PBL ini dapat memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat khususnya berkaitan dengan penyelesaian permasalahan kesehatan di masyarakat Nusantara, calon Ibu Kota Negara.
Baca juga: Progres Terbaru Revisi UU IKN Nusantara di DPR, September Diserahkan ke Jokowi
Sebagai informasi, Fakultas kesehatan masyarakat dalam upaya melahirkan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) yang kompeten di bidangnya membekali setiap mahasiswanya berbagai kemampuan.
Di antaranya kemampuan dalam melakukan kajian dan analisis situasi, mengembangkan kebijakan dan perencanaan program, berkomunikasi secara efektif, memahami budaya setempat, melaksanakan pemberdayaan masyarakat, memiliki penguasaan ilmu kesehatan masyarakat, mampu merencanakan keuangan dan terampil dalam bidang manajemen, serta memiliki kemampuan kepemimpinan dan berpikir sistem.
Untuk meraih kompetensi tersebut mahasiswa didukung dan difasilitasi dalam mengenal permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya melalui mata kuliah Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) dengan bobot 6 SKS.
Kegiatan ini dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu dasar kesehatan masyarakat yang dimiliki.
PBL merupakan kegiatan praktik bagi mahasiswa dalam mempelajari cara mengenal dan beradaptasi dengan karakteristik masyarakat, kemudian melakukan identifikasi permasalahan kesehatan melalui berbagai metode pengumpulan data.
Data hasil identifkasi masalah tersebut kemudian diolah dan dijadikan dasar untuk menyusun program intervensi bersama masyarakat.
Selanjutnya, mahasiswa akan mempelajari cara melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai komponen masyarakat setempat dan instansi terkait dalam mencapai keberhasilan program yang disusun tersebut.
Mahasiswa berada di lokasi PBL selama kurang lebih 40 hari yang terbagi menjadi dua tahap kegiatan yaitu PBL I dan PBL II.
Mahasiswa wajib menyusun program intervensi secara berkelompok berdasarkan isu masalah kesehatan masyarakat yang dianggap prioritas di lokasi PBL.
Adapun program intervensi yang akan disusun berdasarkan dasar ilmu kesehatan masyarakat yang dimiliki dengan memperhatikan sumber daya masyarakat setempat dapat berupa program pemberdayaan masyarakat yang lahir dari prioritas masalah kesehatan yang dilakukan mahasiswa bersama masyarakat serta didampingi oleh dosen pembimbing. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.