Berita Kaltim Terkini
BMKG Prediksi Akhir dari Musim Kemarau di Kaltim
Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG bahwa Kalimantan Timur akan dilanda kemarau sejak Agustus
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG bahwa Kalimantan Timur akan dilanda kemarau sejak Agustus hingga Oktober.
Kepala Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Kukuh Ribudiyanto saat di Samarinda, Rabu (9/8/2023) menjelaskan kondisi cuaca atau iklim di Kaltim.
Disebutnya, sebagian Kabupaten/Kota di Kalimatan Timur sudah masuk pada musim kemarau dan sebagian lain masih ada musim penghujan, atau masih dalam masa transisi.
Daerah Kalimantan Timur sendiri tidak langsung kering semua, tetapi masih ada hujan.
Baca juga: Kondisi Terkini Sungai Mahakam Samarinda, Sempat Viral karena Debit Air Surut
Separuh dari wilayah Kaltim sudah kemarau, dari Berau, Kutim bagian Timur, Bontang, Samarinda, Penajam Paser Utara, Paser, Kubar bagian timur ini sudah masuk kemarau, dan perlu diperhatikan terkait berkurangnya air yang ada di wilayah ini," jelasnya.
Prakiraan kemarau yang akan dilanda Kaltim sampai bulan Oktober 2023, nantinya juga di prakirakan curah hujan yang minim atau tidak ada turun hujan.
"Nanti El nino melemah di bulan November," sebut Kukuh.
Sebenarnya, jika sebagian wilayah seperti Kota Samarinda beberapa waktu lalu masih terjadi hujan, Kukuh menegaskan bahwa masih pada transisi.
Baca juga: BMKG Balikpapan Beberkan Prediksi Musim Penghujan di Kaltim
"Masih ada hujan lokal, paling setengah sampai satu jam, tipe transisi. Tidak seharian hujannya, kalau itu tipe musim hujan," terangnya.
Wilayah Zona Musim
Dari sisi geografis Kaltim sendiri, pihaknya juga menemukan adanya daerah yang disebut termasuk ke dalam wilayah Non ZOM (Zona Musim), tidak bisa di prakirakan yang artinya tipe iklimnya tidak ada.
Non ZOM sepanjang tahun masih ada hujan walaupun hujannya sporadis, pengaruh topografi Kaltim bagian barat.
"Kawasan hutan masih banyak, bukit juga, yang memungkinkan pertumbuhan awan dan sangat mungkin terjadi hujan (meski kemarau)," jelas Kukuh.
Disinggung terkait hotspot, titik panas yang diindikasikan sebagai lokasi kebakaran hutan dan lahan, BMKG per 9 Agustus hanya menemukan 1 titik.
Baca juga: 3 Daerah di Jempang Kutai Barat Rawan Karhutla, AKBP Heri Rusyaman: Musim Kemarau Ini
Sementara dari pantauan 24 jam, di hari sebelumnya ada 14 titik api dengan dengan kategori tinggi.
"Kalau kategori sedang bisa ratusan, belum tentu api, bisa saja daratan yang dalam seminggu terik tidak ada hujan, bisa terdeteksi panas sedang," kata Kukuh.

"Hal-hal ini lah yang kita share (bagikan) ke BPBD, TNI-Polri, kemudian teman-teman peduli api," imbuhnya.
Dari catatan BMKG, diketahui titik api terkini dari awal Agustus wilayah Kukar, Kutim, dan Penajam Paser Utara wilayah selatan IKN Nusantara tercatat terbanyak ditemukan titik api.
"Kawasan IKN lebih ke selatannya kami temukan titik api," ujar Kukuh. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.